Part 39 : Under the Same Roof IV

2.3K 108 30
                                    

Erick POV

Hari ini pertama kalinya aku akan pergi dinner dengan Lenny setelah sekian lama kami tidak bertemu. Meski kami masih sering mengontak lewat jaringan selluler, kurang afdol rasanya jika belum bertatap muka secara langsung. Sebab kami berdua bukan sedang menjalani LDR, hanya tengah dipisahkan oleh tembok hidup yang bernama Leo itu.

Herannya, kali ini dia memberiku ijin untuk berlama-lama keluar dari apartment. Dia jadi melunak dan lebih banyak diam setelah kejadian nasi goreng hancur serta aku yang tiba-tiba menghentikan ciuman kapan hari itu. Mungkin, dia mencoba memberiku ruang untuk bergerak dengan tidak seenaknya memaksakan kehendak. Dia mulai terlihat tidak ingin mengekangku lagi.

Tapi percaya atau tidak, aku malah merindukan sifat kekanak-kanakannya itu, yang biasa selalu manja dan over protektif padaku.

"Leo... kamu benar nggak papa aku tinggal sendiri di sini?" tanyaku berpamitan hendak pergi.

Leo yang sedang asyik menonton televisi jadi menoleh padaku. Dia hanya menganggukan kepala sambil tersenyum.

"Kalau kamu mau makan, aku sudah pesankan pizza. Mungkin sebentar lagi datang. Kamu langsung makan saja, jangan menungguku. Aku mungkin akan pulang agak larut nanti."

Dia hanya menganggukan kepalanya lagi sambil kemudian mengalihkan kembali pandangannya ke arah layar besar di depannya.

"Ya sudah, aku pergi dulu. Bye..."

Namun saat aku sudah berjalan beberapa langkah menjauh menuju ke pintu keluar, mendadak dia memanggilku.

"Rick... tunggu!"

Leo segera bangkit berdiri dari duduknya, berjalan tergesa menghampiri dan langsung memelukku erat.

Aku hanya diam, mematung karena terkaget. Aku tak menyangka jika dia akan memelukku.

"Selamat bersenang-senang, yah. Sampaikan salamku pada Lenny, adikku itu," ucapnya pelan sambil mengusap-usap kepalaku. Dia memberiku restu. Kata-katanya terdengar begitu tulus, sungguh menyejukkan hati. Aku merasa sangat nyaman dalam pelukan Leo.

Dia lantas melepaskan pelukannya sambil menyuruhku untuk segera pergi menjemput Lenny. Dia tidak ingin adik perempuannya itu terlalu lama menungguku.

==========

Aku terduduk di atas jok mobilku yang masih terparkir di basement. Aku tengah memandangi sebuah kalung emas dengan liontin inisial huruf "L", yang terjuntai dari genggaman tanganku saat ini. Kalung yang rencananya akan kuberikan di hari pertunanganku dengan Lenny.

Namun, aku mengubah rencana awalku itu. Aku berniat akan memberikannya pada Lenny malam ini. Sebab aku tak mau menunggu hari pertunangan yang masih tak jelas kapan akan dilaksanakan. Aku hanya ingin Lenny tahu jika aku masih sangat mencintainya, dan akan tetap seperti itu seterusnya. Aku ingin kalung itu sebagai simbol hati, ketulusan, kesetiaan dan komitmenku untuk orang yang paling kucintai.

Aku lantas segera menyimpan kalung tersebut dalam sebuah kotak kecil berwarna pink. Lalu segera memasukkannya ke dalam saku celana jeansku.

Aku segera menghidupkan mesin mobilku, lalu melajukannya meninggalkan area parkir basement. Aku sudah tak sabar untuk menjemput Lenny di rumahnya. Aku sangat bersemangat untuk bertemu dengannya. Aku sungguh rindu pada pacarku yang cantik itu.

==========

Kini, aku dan Lenny telah tiba disebuah restoran seafood yang tidak terlalu mewah, namun dengan view yang sangat romantis. Sebuah danau buatan dengan pendaran cahaya lampu-lampu kecil yang menghiasi malam di sepanjang pinggirannya.

Cinta yang Rumit (BoyxBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang