11.🔹

559 126 16
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Lisa tiba di kamarnya. Ia melihat botol parfum yang di mana aromanya begitu dibenci oleh Jennie. Ia menggenggam parfum itu dan membuangnya pada tempat sampah. Padahal harganya setara dengan uang saku reader selama 3 bulan.

"Jennie, tolong maafkan aku. Aku sangat menyesali perbuatanku" bahkan sampai saat ini, hanya kalimat penyesalan yang selalu keluar dari mulutnya.

Manoban tiba di kamar Lisa dengan membawa 2 koper besar.

"Kemasi barangmu, dan pergilah ke Paris, belajarlah di sana sebagai manusia berakhlak, berpendidikan. Jabatanmu sebagai CEO tidak cukup mendewasakanmu untuk menjadi seseorang. Pergilah sekarang, segala tiket dan apartemenmu telah papa siapkan"

"Pa, Lisa menyesal pa, Lisa ingin di sini saja dengan papa mama"

"Tidak. Kau tidak akan tahu bagaimana kehidupan jika terus dimanjakan mamamu. Pergilah ke Paris, belajar di sana. Papa akan mengizinkan Jisoo untuk menemanimu tapi tidak bisa tinggal selama kau di sana"

Lisa hanya bisa menangis akan apa yang ayahnya putuskan. Dengan berat hati, Lisa mengemasi pakaian dan barang-barangnya. Ia akan selalu mengingat kejadian ini sebagai pelajaran baginya. Entah akan berapa lama ia tinggal di Paris nanti, yang jelas ayahnya menyuruhnya untuk belajar cara kehidupan yang sesungguhnya. Kini segala ucapannya yang tak sengaja Lisa harapkan, terjadi begitu saja. Tentang pembatalan perjodohan, tidak akan menemui Jennie lagi, bahkan ia akan sendirian di Paris nanti, karena Jisoo hanya bisa menginap di sana dengan jangka dari visa, tanpa syarat menetap seperti yang sudah Manoban buatkan untuk Lisa.

❄❄❄

Lisa POV🌸

Aku benar-benar akan meninggalkan Korea. Biasanya aku hanya pergi untuk perjalanan bisnis, namun sekarang aku harus pergi untuk selama-lamanya, sampai waktu yang ditentukan papa hingga aku diperbolehkan untuk kembali.

Sebelum pergi, mama sudah menangisi keputusan papa, juga kekalahanku. Sungguh aku tidak ingin membuat mama dan papa semakin berdebat, jadi sebaiknya aku yang mengalah, menyetujui semua perintah papa.

Jisoo telah menyeret koperku ke bagasi mobil, dengan berat hati dia pun mengatakan banyak kalimatnya. Aku akan kembali setelah menemukan apa yang hilang dan harus kucari.

"Kau, jangan lewatkan makan malammu! Jangan lupa untuk memakan permen susu. Telepon aku begitu kau rindu dan merasa kesepian. Aku akan mengunjungimu setiap satu bulan. Kau jaga kesehatan hm?" Aku melihat kalimat tulus layaknya seorang kakak yang kumiliki.

"Em, aku akan mengganggumu setiap hari" kami berpelukan, kini kehadiranku tidak akan lengkap tanpa Jisoo.

"Tetaplah tinggal di sini sayang, hm? Jangan dengarkan papamu ketika emosi. Papa memang kerap berbicara seperti itu saat sedang marah. Mama mohon sayang.. Jangan pergi em?" Lisa juga tidak ingin pergi ma.

Just MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang