matahari, bagian II

3.4K 53 13
                                    

Gerak cepat jemari tangannya membalas e-mail masuk tersebut, lalu segera ia kirim. Tak lupa, sebelumnya ia juga melampirkan tautan utas untuk sang kolaborator mengisi data dirinya disana.

"Wah, cakep nih pihak kolaboratornya. Mayan bos, bisa dongkrak engagement distro kita...", ucap Agus begitu salah satu profil sosial medianya ditampilkan.

"Ah, lu bisaan banget Gus kalo soal cewe cakep ya..", balasku.

"Saya ga munafik, bos. Tapi spek gini kalo diajak kerja sama naiknya cepet nih.."

"Parah sih yang namanya Agus disini tuh, hahaha. Dah, tolong diurus secepatnya deh biar kerjasamanya jadi. Atur tanggal mainnya kalo bisa dimepetin juga, karena kebetulan distro kita belum rame-rame banget nih.."

"Siap bos!"

Lekas, kembali aku ke mejaku. Kedua jari ini kemudian beradu diatas mouse dan keyboard, untuk memulai membaca data-data yang sudah dibuat oleh karyawan karyawatiku lewat komputernya masing-masing. Bukan kebetulan, tapi stok data yang sudah mereka rekap itu biasanya masuk pada sebuah pusat terintegrasi yang disebut dengan server lokal. Nah, pada server lokal itu aku juga memiliki akses untuk kesana sekedar untuk memeriksa berapa banyak ketersediaan stok yang tersisa di gudang distro ini.

"Hm?", seketika aku menoleh pada siswa magangku kali ini, Marsha. 3 bulan lalu ia baru saja memulai magangnya disini. Sebagai seorang pemula, tidaklah buruk performanya disini. Apa yang diajarkan bawahanku cukup cepat diserapnya.

"Kenapa koh?", tolehnya sesaat ketika ia telah selesai minum dari botolnya.

"Ngga ada.."

Kemudian, ia hendak kembali ke kursi dibagian depan, seraya menunggu pembeli untuk dilayani. Kalaupun ia diminta untuk menjelaskan, ia pun siap unjuk gigi dengan kebolehan yang ia punya.

"Kamu udah berapa lama disini, Sha?"

"Bulan ini udah bulan terakhir aku disini, koh.."

"Oh iya, kamu magang ya?"

"Iya. Nanti minggu depan udah ga disini lagi..", imbuhnya.

"Ohh.. iyaiyaiya. Nanti kalo udah lulus mau minta apa dari sini?"

"Ngga usah, koh. Dapet ilmunya aja gapapa kok.."

"Ah, jangan gitu. Anggap aja kenang-kenangan, kamu boleh minta apapun dari sini.."

"Gausah koh, ga enak ngerepotin. Udah diajarin aja udah bersyukur banget aku mah.."

"Hm, yaudah. Nanti saya pikirin lagi deh apa enaknya.."

"Mm.. iya deh...", lalu gadis belia itu pergi ke tempat dimana ia akan duduk menunggu pembeli seperti biasanya.

....

Memasuki tengah hari, terlihat para karyawan dan karyawati tengah menikmati makan siang mereka. Ada yang membawanya dari rumah, namun ada juga yang membelinya dari warung-warung pinggir jalan.

Saat ini, aku dalam panggilan video dengan istriku sendiri yang mana seorang penyanyi papan atas, Chika.

"Kamu gimana kabarnya hari ini sayang?"

"Aku baik-baik aja. Gimana konsernya di SG?"

"Seru sihhh, ay. Harusnya kamu kesini tadi, aku pengen ajak kamu jalan-jalan ke Universal Studio Singapore soalnya..."

"Oh iya, kalo ada waktu nanti bisa kok aku temenin kamu.."

"Michie jangan lupa kalo gitu"

"Nggak bakal kok.."

ꜱɪᴍᴘʟᴇ ᴘʟᴀɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang