...
"Oh, si Oline..", antusias menuruni tangga dengan cepat, aku menyambut mereka yang baru saja datang.
"Gracie, Oline, selamat datang. Mau ngerjain tugas .ppt, ya?"
"Iya om..", jawab Oline. Gadis berperawakan tinggi, dengan tubuh serupa seperti rata-rata yang sepantaran dengannya, dan rambut hitam sebahunya yang membuatnya terlihat sempurna.
Patut kuakui, mereka semua yang kemari seluruhnya sama-sama cantik. Aku tak akan berbohong.
"Papi, kami nugas disini yah..", lantas duduk kedua temannya, Michie bergegas ke kamarnya, sekedar untuk mengambil laptopnya. Ketika ia kembali, aku juga ikut mempersiapkan minuman ringan untuk mereka, seperti jus jeruk. Ah, kebetulan sekali cadangan buah jeruk milikku masih banyak.
Sepanjang aku dan Michie sedikit menyibukkan diri, Gracie pun mulai melihat ke sekelilingnya. Berbeda dengan Gracie, Oline hanya duduk rapi sambil menopang kaki yang satu dengan kaki lainnya.
"Aduh, om, jangan repot-repot om..", ucap Gracie disertai senyum sumringah.
"Gapapa, kalian kan tamu om juga..", lalu aku mulai membagi-bagikan tiga cawan jus jeruk itu pada mereka.
Lantas, aku kembali ke dapur hanya untuk menaruh papan talenan ini, lalu kembali kepada mereka berdua.
"Tugas .ppt kalian mapel apa nih?", tanyaku penasaran.
"Anu, sejarah om.. kita ga begitu pinter, tapi bakal kami usaha-in yang terbaik. Soalnya nanti tugas ini buat presentasi, om.."
"Sejarah? Pas banget aku suka tentang pelajaran ini..", gumamku.
"Oh, gapapa. Kebetulan om juga suka tentang sejarah. Om bisa bantu kok.."
"Wah, bagus deh!", jawab Gracie semangat.
Michie tiba di tempat dimana kami semua berkumpul. Lalu ia pun mulai membuka dan menyalakan laptopnya.
Ketika Michie dan Gracie tengah membuka buku mata pelajarannya, aku memutuskan untuk duduk diantara para gadis. Yap, aku mengistirahatkan dengkulku diantara Oline dan Gracie. Seketika semula Oline duduk memangku kaki kirinya, berpindah berpangku kaki kanan.
"Emang kalian mapel sejarah udah sampe mana?", tanyaku yang kian antusias, karena salah satu pelajaran favoritku sedari dulu aku menempa pendidikan ialah sejarah.
"Baru sampe jaman kolonialisasi, pih. Kayaknya sih baru sampe bahas jaman penjajahan gitu.."
"Oh- gampang. Bisa banget itu mah.."
Bak kutu buku, Gracie mengeluarkan kaca matanya dari dalam tas selempangnya, lalu mengenakannya.
"Om, kata Michie, om suka bahas sejarah. Kalo gitu, izin nanya dong..", lirik Gracie.
"Boleh. Apa tuh?"
"Mau nanya, om. Dulu kan Filipina jajahan Spanyol ya?"
"Iya, bener. Terus?"
"Kok bisa tiba-tiba Amerika Serikat ambil alih Filipina dari Spanyol?"
"Karena dulu mereka perang, dan Spanyol waktu itu kalah. Jadi, waktu mereka bikin perjanjian di perjanjian paris di tahun 1898, Amerika ambil alih 3 wilayah dari Spanyol. Filipina, Puerto Rico sama Guam. Tapi gak lama setelah itu, banyak negara yang dipegang Amerika pada merdeka kok. Ya.. meskipun Puerto Rico sama Guam itu ga sepenuhnya merdeka, karena masih masuk wilayah teritorial Amerika...", aku mulai menjelaskan.
"Oh!- pantesan.."
"Pantesan kenapa, Cie?"
"Pantes guruku bilang tiga negara tadi dipegang sama negara Amerika, dari hasil perjanjian paris 1898..",
