Begitu sampai di kedai makan, turun dari mobil itu kami bergegas untuk memesan makanan. Biasanya jam segini memang agak ramai pemesan. Dan juga, ketika istriku sedang manggung atau tak berada dirumah, aku dan Michie selalu membeli makanan dari luar. Pagi siang ataupun sore, selalu beli dari luar.
"Buk, pesan nasi sama ayam dada satu..", pertama, pesanan ini untukku. Kedua, aku belum tau apa yang Michie inginkan untuk mengisi perutnya.
"Pesen apa kamu sayang?", tanyaku pada Ichie.
"Ngikut papi aja deh.."
"Kalo gitu samain aja, nasi ayam dada 2 ya buk. Yang sebungkus banyakin cabe, yang satu lagi dikit aja..", aku paling paham tentang selera makan Michie, anakku sendiri. Ia tipikal orang yang kurang menyukai makanan dengan tingkat kepedasan yang tinggi hingga ekstrim.
Selesai memesan, kami berdua duduk. Tak biasanya kali ini, Michie memilih untuk duduk diatas pangkuanku.
"Eih?", respons latahku.
"Numpang, hehee.."
Sontak kedua tanganku melingkari perutnya, lalu menariknya untuk menempel.
"Ih, udah pi!", ucapnya sedikit memberontak.
"Biarin, hahaha"
Gemas dengan Michie, aku sedikit mengeratkan pelukanku. Seraya menunggu, Michie mulai mengeluarkan ponsel pintarnya sekedar untuk memeriksa notifikasi yang muncul pada ponselnya.
Tak lama menunggu, pesanan kami pun cepat jadinya. Lekas kubayar, bergegas kami kembali ke mobil.
"Uh.. sore gini panas banget ya pi?"
"Asli, Chie. AC level 2 kurang nih keknya..", balasku, seraya kunyalakan mesin lalu pergi dari tempat itu.
Kebetulan ketika sedang dalam perjalanan, kami tidak banyak melakukan perberbincangan. Jadi, begitu sampai di rumah...
"Hwahh... sampe juga akhirnya...", hela nafas Michie, bersambut dengan rentang tangannya yang terbuka lebar seraya sedikit peregangan karena posisi duduk yang begitu tegap itu.
"Akhirnya..", dua kali klakson pendek, sang satpam langsung bergegas untuk membuka pintu pagar rumahku. Lekas masuk, kami pun turun akhirnya.
Cuaca panas sore ini sepertinya akan nikmat seraya menenggak jus jeruk yang dingin. Perasan atau tidak, asalkan menyegarkam dahaga, tidak masalah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Papiiihh...!", panggil Michie dari dalam dapur.
"Oit sayang, kenapaa??"
Luntang-lantung Michie melepas dan meletakkan tas, sepatu sampai seragamnya, akhirnya ia pun masuk ke kamar untuk mengambil setelan pakaiannya malam ini.
"Papih!", panggilnya sekali lagi, namun nadanya kali ini diberi penekanan.