Keputusan Ikey untuk kembali menyukai kakak kelasnya dan lebih berusaha untuk mendekatinya ternyata sebuah kesalahan. Ikey terjebak dalam keadaan sulit yang melibatkan perasaan.
⚠️
Cerita ini imajinasi sendiri
Kalau ada kesamaan itu beneran ga di s...
Kelas yang berisik tidak membuat Ikey terganggu dari tidur pulasnya. Terhitung sudah satu jam Ikey tertidur pulas di kelas, hoodie Shena yang tadinya menjadi bantalan kini sudah beralih menyelimuti tubuh mungil Ikey.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sejak Pak Helga masih berada di kelas, bahkan sampai istirahat pun Ikey masih enggan membuka matanya. Matanya sangat berat karena menangis tadi.
Lebay memang, menangis hanya karena tidak bisa tampil menyanyi. Biarlah orang lain menganggapnya pick me atau apapun itu, toh Ikey tidak bisa menahannya.
Brakk
"Awss"
Ikey meringis sembari memegang dahi nya yang seperti tertimpa sesuatu. Lalu dengan perlahan ia membuka matanya, bersiap menyumpah serapahi seseorang yang berani mengganggu tidurnya.
"Ehh sorry gak sengaja"
Deg!
Apakah Ikey mimpi? Di hadapannya ini adalah Derald. Ikey celingukan menyusuri ruang kelas yang ramai dan mencari sosok Pak Helga. Tapi ia tak menemukan keberadaannya, apakah ini sudah istirahat?
"Gue cuma mau balikin pulpen Lu, tadi temen Lu yang pinjemin tapi maaf Gue lupa balikin. Makasih ya"
Niatnya Derald hanya akan menaruh pulpen tersebut di meja Ikey, namun tangannya tak sengaja menyenggol tumbler hingga membuat Ikey terbangun karena tertimpuk tumbler.
Ikey yang masih setengah sadar pun tidak merespon apa yang di katakan oleh Derald.
"Yellin mana?" Ikey malah menanyakan keberadaan Yellin.
"Kantin" Jawab Derald dengan singkat.
Ikey menatap mata teduh Derald, Ikey tak mau kehilangan kesempatan. Ikey harus memiliki waktu untuk bersama dengan Derald.
"Kantin yuk, kita ngobrol" Ujar Ikey masih terus menatap Derald sembari tersenyum.
Tatapan bingung dari Derald menyadarkan Ikey, dengan cepat Ikey menggelengkan kepalanya mencoba untuk menghempaskan segala pemikiran tak jelasnya.
Lalu mengalihkan pandangannya. Bisa-bisanya dengan santai ia mengajak Derald ke kantin hanya untuk mengobrol, sepertinya Ikey belum bangun dari tidurnya.