Happy reading!!
☆☆
☆
Setelah memakan habis nasi gorengnya, Yellin tertidur pulas di kursi dengan kepala yang diletakkan di atas meja dan menjadikan tangannya sebagai bantalan.
"Kek babi Lu, abis makan tidur"
Ikey meledeknya sembari menggelengkan kepala, lalu melanjutkan catatannya. Sudah menjadi kebiasaan yang sulit dihilangkan bagi Ikey untuk mengerjakan pr di rumah.
Ikey selalu mengerjakan pr di sekolah dengan buku Yellin sebagai contekannya.
Untuk jam kedua kali ini jam kosong, ruang kelas pun sudah berisik melebihi berisiknya pasar. Tapi hal tersebut tak membuat tidur Yellin terganggu.
Setelah selesai menyalin, Ikey mengambil ponselnya lalu men-scroll instagramnya.
Sesekali ia tertawa karena vidio yang menurutnya lucu, namun ketukan pintu mengganggunya.
"Permisi... kalian lagi kosong kan?"
Seorang lelaki berkacamata menyembulkan kepalanya di balik pintu.
"Iya, kenapa bang?" Sebagai ketua kelas, Ammar menyaut dan menyuruh teman-temannya untuk diam terlebih dahulu.
Ikey pun menggoyangkan lengan Yellin untuk membangunkannya, siapa tau akan ada pengumuman penting. Dirinya sih berharap agar semuanya di pulangkan, namun sepertinya sedikit mustahil.
Yellin melenguh, niatnya ingin memarahi Ikey karena mengganggu waktu tidurnya namun tidak jadi saat melihat kondisi kelasnya yang sepi.
Yellin menautkan kedua alisnya berisyarat kepada Ikey, yang hanya dibalas gelengan kepala olehnya.
Lelaki yang menyembulkan kepalanya di balik pintu tadi mulai memasuki kelas bersama dengan empat orang temannya. Semuanya lelaki, dan cukup tampan, membuat perempuan di kelas Ikey berbisik-bisik kagum.
"Bjir Kak Tirta ngapain ke sini?"
Ikey menoleh ke arah Yellin sembari mengerutkan dahi nya, apakah Yellin kenal dengan salah satunya? Atau bahkan kenal dengan kelima nya??
"Siapa Lin?"
"Kak Tirta, Lu gatau?"
Ikey menggelengkan kepalanya.
Baru saja Yellin akan bersuara, namun salah satu dari mereka berlima lebih dulu bersuara.
"Kalian ga usah tegang gini, kita cuma ada perlu sama Ammar doang kok"
Dari nada bicaranya terdengar tidak enak, mungkin karena merasa bersalah. Karena kehadiran mereka berlima membuat satu kelas ini sepi dan tegang.
Ammar yang mendengar hal tersebut langsung menghampiri mereka berlima, lalu suasana kelas pun kembali ramai tanpa mempedulikan lagi kelima lelaki tersebut.
"Ohh sekarang Gue inget Kak Tirta Lin"
Ikey memperhatikan kelima lelaki tersebut yang sedang berbincang dengan Ammar, entah membahas apa.
"Siapa?" Tanya Yellin untuk meyakinkan, karena ingatan Ikey ini hanya sebatas ujung jari.
"Kak Tirta tuh yang selalu ke teras kelas kita kan pas kelas 10"
"Ngapain?"
"Naro tas, terus dia nya main basket sama Ammar"
"Nah bagus, ternyata masih inget Lu"
Ikey tersenyum bangga atas pujian yang Yellin ucapkan.
"Cowok di pojok itu..."
Yellin berdecak sebal saat Ikey menggantungkan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Da Tella
Teen FictionKeputusan Ikey untuk kembali menyukai kakak kelasnya dan lebih berusaha untuk mendekatinya ternyata sebuah kesalahan. Ikey terjebak dalam keadaan sulit yang melibatkan perasaan. ⚠️ Cerita ini imajinasi sendiri Kalau ada kesamaan itu beneran ga di s...