"Terimakasih sudah bersedia menerima saya di hidup kamu, maaf jika kehadiran saya merusak impian yang sudah kamu susun. Tapi izinkan saya buat jadi imam yang baik buat kamu, saya tidak mau lalai dari tanggung jawab saya."
Begitulah kira-kira yang ia ucapkan sehari setelah kata ijab di ucapkannya. Oh God alur hidup macam apa ini. Hal yang ga pernah ada di pikiran gue, gue di jodohin sama ustadz muka tembok ini. Ya emang cakep sih, tapi kan gue belom mau nikah.
Tapi gue juga gamau bikin kecewa Bunda sama Ayah, gue gabisa nolak keinginan mereka. Gue kadang masih nakal dan ga dengerin omongan mereka, jadi gue gamau buat Ayah sama Bunda sedih gara-gara gue nolak perjodohan ini.
Gue jadi ragu, emang orang kaya gue cocok sama nih ustadz? gue bisa ga ya jadi istri yang baik. Terus kalo ga cocok, ini ustadz ngajak cerai gimana? gue janda dong? ogah.
Terima kasih sudah berkenan membaca, author sangat menerima kritik dan saran.
Tinggalkan jejak membacamu dengan vote☆.Ingat, sebaik-baik bacaan adalah Al Qur'an.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN SUJUD (On Going)
Teen FictionKisah Khalisa dan Arka yang bersatu lewat perjodohan. Gadis ceria pecinta drakor dijodohkan dengan ustadz muda lulusan Al-Azhar, Kairo.