Bagian 7

16 1 0
                                    

Happy Reading.....

Setelah satu minggu berlalu, kini tepatnya hari Jum'at, dimana akan di laksanakannya akad nikah Khalisa dan Arka.

Banyak tamu yang hadir disini, mulai dari rekan kerja Rahman, teman seangkatan Bunda sewaktu di pesantren, para ustadz dan masyayikh yang sudah pasti dari pihak Abi Sofyan. Mereka mengundang lumayan banyak orang karena ini adalah pernikahan putri sulung Rahman dan Sofyan yang merupakan pemilik dari pesantren ternama di Jakarta.

Lia dan Sabila datang, mereka tampak shock dan masih tak percaya. Bagaimana tidak, Khalisa memberitahu sahabatnya jika ia akan menikah baru tadi malam.

Berbicara tentang Sabila, Khalisa memilih untuk memaafkan temannya itu, karena ia tak mau persahabatan mereka rusak hanya karena masalah laki-laki, toh kini dirinya sudah di jodohkan pula.

Kini jam menunjukkan pukul 09.00 dan akad nikah akan segera di mulai. Arka sudah duduk di kursi tempat ia akan mengucapkan ijab kabul, di depannya sudah ada Rahman yang siap untuk menikahkan putrinya.

 Arka sudah duduk di kursi tempat ia akan mengucapkan ijab kabul, di depannya sudah ada Rahman yang siap untuk menikahkan putrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gambar : Pinterest)

"Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka binti Khalisa Adyamecca alal mahri hallan." ucap Rahman dengan tegas.

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyyu taufiq," dengan satu kali tarikan nafas, Arka mengucapkan ijab dengan jelas dan benar.

"Bagaimana para saksi?" kata penghulu.

"SAHHHH," jawab pada tamu serentak.

"Alhamdulilah,"

Bersamaan dengan itu tak terasa air mata Arka menetes, ia tersenyum haru. Kini ia sudah menjadi seorang suami, ia mempunyai tanggung jawab yang harus di jalankan sebaik mungkin. Ia tahu, saat mengucapkan ijab, tak hanya berjanji pada Ayah Khalisa tetapi juga berjanji pada Allah yang di saksikan oleh seluruh malaikat.

Disisi lain Khalisa sama halnya dengan Arka, namun ia tak menangis, hanya saja deg-degan tak karuan. Kini ia berstatus sebagai istri.

"Ohh God, bestie gue jadi istri," teriak Lia tertahan lalu memeluk Khalisa erat.

"Selamat ya ca, gue ga nyangka lo bakal nikah secepat ini," kata Sabila yang ikut memeluk Khalisa.

Bunda masuk kamar dengan wajah haru, di tatapnya putri semata wayangnya dengan perasaan bahagia.

"Sekarang kamu udah jadi seorang istri, yang harus kamu taati sekarang suami kamu. Jadi istri yang nurut ya, doa Bunda selalu menyertai anak Bunda," ucap Bunda yang terisak di pelukan putrinya.

TEMAN SUJUD (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang