Happy Reading.....
Mentari pagi mulai menampakkan cahayanya yang menyinari seluruh bumi. Namun Khalisa masih tidur dengan balutan mukena di tubuhnya, tadi selesai sholat subuh ia kembali tertidur.
"Sa, bangun udah jam 7 kamu harus kuliah," kata Arka membangunkan Khalisa dengan mengusap-usap lengan Khalisa.
Khalisa tak bergerak sedikitpun meski di bangunkan beberapa kali, tak berkutik dari tidur cantiknya. Dengan jail Arka mengecup pipi nya yang langsung membuatnya membuka mata lebar.
"Pagi-pagi udah modus aja" katanya dengan wajah sebel.
"Kamu nya susah di bangunin, kalo gini langsung bangun kan?" kata Arka santai.
"Tau ah" kata Khalisa sembari melepaskan mukena.
Ia bergegas masuk ke kamar mandi sedangkan Arka merapihkan kemeja dan sarungnya.
Khalisa keluar kamar mandi dengan gamis dan mukena yang diberikan oleh Arka semalam, senyum Arka mengembang melihat itu. Istrinya sangat cantik dengan balutan gamis abaya berwarna hitam bercorak cokelat muda yang cocok dengan warna kulit putih Khalisa.
"MaasyaaAllah, di depan saya ada bidadari" kata Arka menghampiri Khalisa yang sudah duduk di meja rias.
"Kaya ibu-ibu ga sih? kaya Bunda ya?" tanyanya pada Arka melihat pantulan dirinya di cermin.
"Engga, ini mah bidadari, calon ibu dari anak-anak saya" kata Arka tersenyum geli.
Khalisa yang mendengar itu dadanya jadi berdegup kencang, sebisa mungkin ia menyembunyikan pipinya yang tiba-tiba memanas. Bagaimana bisa ia berdebar setiap berbicara dengan Arka, sedangkan ia menikah kemarin karena terpaksa karena tak tega dengan orang tuanya, dan ia sempat merasa tidak suka dengan Arka karena kehadiran Arka menjadi pemutus mimpinya. Namun sekarang apa ini? Apa ia mulai jatuh cinta dengan Arka? Ah sudahlah ia tak mau pusing memikirkan.
"Ini cara pake nya gimana?" tanya Khalisa membolak-balikkan French Khimar yang tidak ia ketahui cara memakainya.
"Sini saya bantu" kata Arka meraih French Khimar di tangan Khalisa.
Dengan telaten Arka memasangkan khimar itu di kepala Khalisa hingga sempurna, Arka mengerti cara memakai French Khimar karena Zainab juga memakainya, jadi saat itu Zainab juga tidak bisa memakainya dan Arka membantu adeknya yang merengek itu dengan melihat tutorial di youtube, salah Zainab juga sudah tau tidak bisa memakai French Khimar tapi membelinya dengan dalih pengen karena itu viral di tiktok.
"Nah, sudah, MaasyaaAllah cantiknya" kata Arka setelah memakaikan FK dan mengusap lembut pipi Khalisa.
Khalisa sontak menghadap cermin untuk melihat penampilannya.
"Ihh kok bagus, lucu deh" kata Khalisa, ia merasa dirinya cocok memakai khimar itu dan tidak terlihat seperti ibu-ibu pada umumnya.
"Ustadz beli dimana? Bunda kok ga ngasih tau gue sih kalo ada hijab yang bagus gini, kalo gini mah gue mau pake" kata Khalisa excited.
"Kok manggilnya Ustadz lagi?" kata Arka mengoreksi.
"Hehe iya mas maaf" kata Khalisa menampakkan deretan gigi putihnya.
"Iya gapapa, itu saya beli sama Zainab, dia juga yang milih" kata Arka memberitahu.
"Ohh iyaa aku belum kenalan sama Zainab" kata Khalisa menepuk jidatnya.
"Nanti kamu selesai kuliah, terus kita pindah ke rumah kita ya? nanti Zainab kesana karena besok dia udah balik pondok" kata Arka.
"Oke siap, yaudah aku berangkat dulu ya. Mas berangkat sekarang juga kan?" tanya Khalisa.
"Iya, sini salim" kata Arka menyodorkan tangannya yang langsung di terima Khalisa.
Tak lupa Arka mengecup kening istrinya.
"Semoga Allah ridho selalu dengan kamu, hati-hati ya?" kata Arka.
"Assalamualaikum" kata Khalisa beranjak keluar dari kamar memegangi pipinya yang memanas.
"Gila ini gue kenapa jadi gampang bulshing gini, stress gue lama-lama" monolognya sembari berjalan menuju taksi yang sudah menunggunya di depan rumah, tadi Khalisa memesan taksi online. Ia juga melewatkan sarapan dirumah karena harus buru-buru ke kampus untuk bimbingan skripsi.
Seperti biasa, selesai bimbingan Khalisa pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang sudah demo meminta di isi dari tadi. Disana sudah ada Lia dan Sabila yang duduk dengan semangkuk bakso dihadapan masing-masing.
Melihat penampilan Khalida yang berbeda dari biasanya yaitu menggunakan celana jeans, celana joger dan kaus bahkan cardigan crop top membuatnya terpaku melihat Khalisa memakai gamis dan jilbab panjang.
"Sumpah kok lo jadi cakep gini?" kata Lia menatap takjub dan memutar-mutar tubuh Khalisa.
"Ohh jadi maksud lo gue kemaren-kemaren jelek gitu?" kata Khalisa.
"Ica, ini beneran lo?" kata Sabila yang tak kalah kaget, Khalisa tampak cantik dan anggun dengan pakaiannya, muka Khalisa yang biasanya terlihat garang kini jadi kalem.
"Iya sahabat-sahabat ku, ini gue, Khalisa Adyamecca, gue tau gue cakep" kata Khalisa mendudukkan dirinya di kursi kantin.
"Ini pasti ulah Pak Ustadz" kata Lia.
"Cenayang ya lo?" tanya Khalisa dengan ekspresi mengintimidasi.
"Secara dia Ustadz, pasti istrinya harus pake kaya gini lah" kata Lia yang di angguki setuju oleh Sabila.
"Ga juga sih, sebenernya karena Bunda juga. Lo pada tau kan Bunda gue dari dulu pengen gue pake jilbab kaya gini, tapi gue nya masih belom siap" kata Khalisa panjang lebar.
"Kok sekarang lo mau?" tanya Sabila setelah menghabiskan es jeruk nya.
"Ya selain gue udah janji sama Ayah buat jadi anak yang baik, gue juga harus jadi istri yang nurut. Jadi ya gitu deh" kata Khalisa mengendikkan bahunya.
"Gue dukung kok kalo lo mau berubah, gue ikutan seneng, doain gue biar cepet pake jilbab kaya lo gini ya" kata Lia yang membuat Khalisa sontak menghadap ke sahabatnya itu.
"Li? makasih ya, semoga lo cepet pake jilbab juga" kata Khalisa.
"Gue juga dong pengen pake jilbab" kata Sabila.
"Iya, semoga pada di mudahin jalannya, biar kita bisa berubah lebih baik bareng-bareng" kata Khalisa, ia merasa senang karena mendapatkan dukungan dari sahabatnya. Lalu ia memesan nasi goreng seafood seperti biasa yang ia makan di kantin kampus.
Terima kasih sudah berkenan membaca.
Tinggalkan jejakmu dengan memberi komentar dan vote☆.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN SUJUD (On Going)
Teen FictionKisah Khalisa dan Arka yang bersatu lewat perjodohan. Gadis ceria pecinta drakor dijodohkan dengan ustadz muda lulusan Al-Azhar, Kairo.