chapter 13 - terlihat berserah

91 9 2
                                    

Menjalani kehidupan rumah tangga memang tidak semudah yang di bayangkan. Apalagi saat seseorang menikah bukan karena cinta. Elendra berfikir ini akan selesai saat ia menyatakan telak pada istrinya, Kila.

Tetapi di satu sisi lainnya, laki-laki itu berfikir mengenai apa yang akan dia lakukan setelah bertemu dengan Kila nanti. Kepulangannya yang masih dirasa ragu. Laki-laki itu terdiam dengan tas hitam di pundaknya.
 
"Kalau saya pulang, saya akan bertemu kila. Saya harus apa? Saya belum siap" ucapnya. Semakin ia merasa ragu untuk pulang, semakin ingin tahu apa yang sedang terjadi.

Elendra :
Saya pulang.
Kila, kasitau saya kabar kamu saat ini.

Pesan itu diketik El tanpa sadar. Laki-laki yang masih terdiam di sofa hotel itu merasa harus tau mengenai istrinya, Kila. Ia beranjak dan keluar dari kamar tidur hotel nya. Pikirannya kini berubah, Elendra ingin cepat bertemu dengan Kila.

"Saya harus tau kamu, saya pulang karena saya ingin tau kamu di rumah lagi kenapa."

Keputusan Elendra sudah bulat. Keadaan siang hari di tengah weekend itu membawa nya kembali ke rumah yang sudah tidak ia singgahi selama tiga hari ini.

"Kila, saya pulang.." ucapnya. Laki-laki itu melihat beberapa ruangan yang terasa sunyi. Tidak ada suara apapun yang terdengar. Ia melangkah menuju kamar yang di tempati istrinya, Kila.

Benar saja, laki-laki itu melihat keberadaan kila yang tengah terdiam.
"Kalau suami kamu datang, jangan di diemin." ucap Elendra terlihat kesal. Kedatangannya seperti tidak berarti. Laki-laki itu mendekati perempuan yang masih terdiam mengarahkan pandangannya ke jendela kamar.

"Kamu kenapa? Bukannya kamu selalu tunggu saya pulang?" Elendra kembali bersuara. Melihat Kila masih terdiam semakin membuatnya sedikit geram dengan keadaan yang membuat dirinya merasa diacuhkan.

"Mas ngga akan pernah bisa sayang sama kila kan? Kenapa mas mau menikah sama Kila hanya karena keputusan dari nenek? Harusnya mas bisa tolak itu." jawab kila, nada perempuan itu terdengar serius. Kila memang selalu bersikap manis terhadap suaminya Elendra, tetapi dibalik itu ia harus menahan perasaan yang seharusnya bisa membuatnya lebih bahagia.

"Kamu marah karena saya ngga pulang dua hari ini?" tanya Elendra, laki-laki itu seperti masih ingin diyakinkan lagi.

"Marah juga percuma kan? Karena aku tau, aku ngga akan pernah jadi bagian penting mas El. Kila sadar, selamanya kita hanya terikat kontrak pernikahan, kalaupun ngga selamanya, mas El pasti udah ada pilihan lain."

"seharusnya kamu bisa sabar, saya kerja. Kerjaan saya jadi dosen. Kalau kamu kaya anak kecil seperti ini kita bakalan lebih membuat mereka kecewa"

Kila mengarahkan pandangannya pada Elendra. "Kila juga kecewa, kenapa di kesempatan se baik ini kila ngga bisa rebut hati suami kila sendiri? Kila sadar, kila memang bukan bagian dari itu."

sedetik kemudian, El menyadari air mata perempuan disampingnya itu tumpah. "Saya ngga bisa sepenuhnya untuk kamu, kalaupun saya mau, saya butuh waktu yang lama."

Memang, perasaan itu tidak bisa dipaksakan. Adakalanya mencintai tidak perlu memberi beban dengan predikat memiliki. Namun, dibalik pernikahan yang sudah terjadi itu, Kila dan El sudah menyepakati semuanya. Mereka bahkan tau, apa yang akan terjadi nantinya.

"Saya minta maaf. Saya mau tidur, tolong jangan tidur di kamar saya dulu." Pinta El. Memang laki-laki itu selalu mementingkan urusan pribadinya. Perihal perasaan Kila, ia selalu mengesampingkan itu.

Kila terdiam, ia menatap punggung laki-laki itu yang sudah berjalan menuju kamar pribadinya.
"Sampai kapanpun, rasaku selalu mati, bahkan saat aku penuh mencintai kamu, mas. " Batin kila.

Ia terlihat berpasrah, namun di balik itu, Kila menginginkan hal yang membuatnya senang, kebahagiaan yang seharusnya bisa ia dapatkan setelah menikah justru seperti musibah yang harus ia jalani.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

El&KilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang