part 20

359 22 2
                                    

  Bismillahirrahmanirrahim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Semoga puasanya lancar ya, hayo siapa yang udah bolong puasanya?


Siang ini cuaca terlihat sangat panas, Yasmin sesekali mengeluh haus. Ingin sekali rasanya ia menceburkan dirinya ke kolam. Begitu juga dengan Aqila dan ketiga temannya, yang kini ikut mengibas - ngibaskan kitab berukuran tipisnya ke muka dan badannya.

"Eh denger-denger entar ada ustadz baru loh," celutuk Maya.

"Lah emang iya ya?" tanya Wirda.

"Ganteng gak?" tanya Nisa sembari mengangkat kedua alisnya.

Sedangkan Aqila dan Yasmin hanya memutar kedua matanya malas.

"Assalamualaikum wahai penghuni kelas!!!" teriak Nisa membuat para santriwati dikelas itu menoleh kearahnya.

Sedangkan sang pelaku hanya menyetir kuda, Yasmin yang baru memasuki kelas. Tiba-tiba terdiam mematung mendapati seorang gadis yang tengah duduk dibangku miliknya. Nafas Yasmin semakin menggebu-gebu saat ia menyadari bahwa yang duduk di bangkunya adalah istri dari Arsya.

"Keknya aku gak usah ikut kelas aja," ungkap Yasmin tiba-tiba membuat Aqila mengernyitkan dahinya.

"Lah tiba-tiba banget Yas kenapa?"

Yasmin sedikit menggerakkan kepalanya untuk mengkode Aqila, agar mengikuti arah gerakan kepalanya. Aqila pun berdehem paham.

"Udah tenang ada gue," jawab Aqila kemudian menarik lengan Yasmin.

"Ekhem! Bisa pindah gak? Ini bangku sahabat gue," pinta Aqila pada Inaya.

"Gak mau," jawab Inaya tak bergerak sedikit pun dari duduknya.

"Udah Yas duduk sama gue sini aja," sahut Nisa pada bangku kosong disebelahnya.

"Aku gak mau cari ribut ya disini, jadi gue minta Lo pindah dari bangku sahabat gue!" sentak Aqila, membuat Inaya berdiri dari duduknya.

"Kalian kan datang akhiran, sedangkan gue Dateng duluan jadi gue bebas dong mau pilih bangku mana yang gue suka." Inaya melipat kedua tangannya kedada.

Mendengar jawaban Inaya membuat Aqila merasa geram, "Kamu itu baru kan disini, jadi jangan seenaknya gitu dong," sahut Wirda ikut berdiri di samping Yasmin.

Yasmin diam bukan berarti takut ya, hanya saja Yasmin takut hilang kendali, kalau berhadapan dengan perempuan didepannya ini.

Hingga suara Ustadzah Dira dari depan pintu membuat, semua santri beralih menatap kearah Dira yang sudah berdiri didepan pintu. Dengan seorang laki-laki dengan balutan baju muslim bewarna biru tua, dan sarung hitam yang melilit dipinggangnya. Yang berdiri tegap disamping ustadzah Dira dengan jarak beberapa setengah meter.

Istikharah Cinta untuk Yasmin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang