part 18

409 17 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hayo jangan lupa apa???
Fote dan komen dibawah ya.


Seorang gadis dengan pakaian gamis merah bermotif bunga, tengah berjalan mengendap-endap di dapur. Gadis itu terlihat menengok kanan dan kiri, saat menaburkan sesuatu didalam gelas berisi air. Kemudian mengaduknya dengan rata, gadis itu tersenyum nakal setelah melihat aksinya tidak diketahui oleh siapapun.

Setelahnya gadis itu berjalan menuju kamar miliknya, dan mendapati sang suami tengah sibuk, dengan buku-buku yang bahkan dia tidak mengerti karena buku itu bertuliskan dengan arab.

"Mas Arsya,"

Sentuhan dibahu kiri Arsya membuat Arsya, beralih menatap Inaya, yang tengah duduk disampingnya. Tatapan Arsya beralih pada gelas berisi air putihz yang berada dalam genggaman istrinya.

"Air itu untuk saya?"

"Sebenarnya Inaya tadi haus, tapi kalau mas Arsya mau minum dulu gapapa. Inaya bisa ambil lagi nanti." ujarnya.

Tanpa rasa curiga sama sekali, Arsya mengambil gelas berisikan air putih itu. Kemudian menghabiskan dengan sekali teguk, karena memang sedari tadi Arsya merasa haus. Tapi Arsya hanya sedikit malas untuk sekedarnya berdiri, pikirnya besok Arsya sudah mulai mengajar di pesantren ini. Jadinya Arsya perlu membaca buku-buku kitab yang akan dipelajari besok.

"Alhamdulillah, rasanya tenggorokan saya kembali dingin setelah meminum air ini. Terimakasih Inaya." Inaya mengangguk sembari bersmirk tanpa sepengetahuan Arsya.

"Oh ya Inaya, besok saya mulai mengajar di pesantren ini. Jadi saya harap kamu juga mau belajar bersama santri yang lain, karena saya pikir kamu masih perlu banyak untuk belajar agama lebih dalam lagi." ujar Arsya setelahnya, ia menguap karena rasa kantuk yang tiba-tiba melanda dirinya.

kita lihat, seberapa kuat kamu mampu menahannya mas Arsya. batin Inaya, sembari bersmirk melihat kegelisahan Arsya yang mulai terangsang akibat efek obat yang telah diberikannya tadi.

"Mas Arsya kenapa? Gerah ya mau dinyalakan ACnya?"

"Boleh, gak tau kenapa tiba-tiba saya merasa ngantuk dan juga panas dan gerah."

Arsya mencoba mengibas- ngibaskan baju bagian depannya, meskipun AC sudah dinyalakan. Tetap saja Arsya masih merasa kepanasan, entah dorongan dari mana tiba-tiba saja Arsya membuka bajunya. Dan menyisakan kaos dalam dan juga celana panjang hitam miliknya yang tidak terlalu ketat.

"Inaya tolong besar volume AC nya lagi, saya masih merasa kepanasan!!" teriak Arsya lagi, namun tidak ada jawaban dari Inaya.

Setelah Arsya mendengar knop pintu kamar mandi yang terbuka, dan memperlihatkan Inaya yang hanya memakai Hem kebesaran milik Arsya. Yang hanya menutupi sebatas paha.

Istikharah Cinta untuk Yasmin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang