Hello all, Semangat puasanya, yang mampir jangan lupa tinggalkan jejak ya, jangan lupa divote dan komen tysm💗
Happy Reading 🌻
/ᐠ≽•ヮ•≼マ
"kita duduk disini aja sekalian sambil ngobrol"saran arka dikala mereka berdua berhenti disebuah gazebo ditaman sekolah
Naya mengangguk"okay"Mereka berdua duduk dikursi yang ada dan saling kontak mata langsung
Mereka duduk secara berhadapan dengan sebuah meja ditengah sebagai pembagi jarak mereka
"hm, jadi lu mau nanya apaan?"tanya Arka dengan tatapan tulus memandang wajah Naya yang ragu-ragu.
"lu serius? kemarin lu ngasih tau ke guru soal kejadian itu?"
Arka tersenyum simpul"ya, udah gue bilang kan kemarin, emang lu mau di alpha di absensi?"
Tetapi Naya menggeleng"enggak gitu"
Arka langsung tertawa mendengar jawaban dari Naya yang seperti anak kecil sedang ketakutan"lalu?apa masalahnya?"
"apa lu juga ngomong jujur ke guru persis seperti kejadian sebenarnya?"
Bibirnya melengkung keatas bersamaan alisnya ikut terangkat"ya,kenapa?"sahut arka
Mata naya langsung membuka lebar"kenapa lu jujur sih?"
Ekspresi Arka seketika berubah. Laki-laki itu mengerutkan dahinya dan menyilangkan tangannya diatas meja gazebo.
"kenapa kalo gue jujur?lu mau biarin mereka? mereka harus dapat konsekuensinya di bk"ujar arka dengan serius
"percuma ka,guru bk pun gak mau menindaklanjuti tindakan pembully seperti mereka,"
"tugas guru bk hanya memberi nasihat dan larangan tapi gak ada yang turun tangan ketika ada murid yang dibully"
Bibir arka terbungkam, laki-laki itu hanya diam mendengarkan setiap kalimat Naya yang diucapnya sekali pun itu memang benar.
Memang benar, setiap guru bimbingan konseling pasti tak lupa memberi larangan membully dengan sesama manusia termasuk dilingkungan sekolah,
Tapi apa?cuma bisa bicara tapi tidak bisa bertindak.Dipikir bullying disekolah hal biasa ya?. Tapi mental korban bullying hancur lebur.
"gue udah jadi korban bullying dari gue SD_"Naya menjeda kalimatnya, tatapannya kosong mengarah kebawah
"sampai sekarang."
"tapi gue gak pernah merasa terbantu guru bk yang ada guru-guru pada ngeluh sama gue karna sifat gue"
Tatapan arka terhadap Naya seolah menggambarkan arka merasa iba dengan kehidupan Naya yang begitu suram.Sekali lagi arka terus menatapi Naya dan bertanya kepada Naya yang harus ia jawab.
"lu gak pernah sesekali atau mencoba bersosialisasi?"
Pertanyaan yang simpel tapi susah untuk dijawab karna harus mengingat memori-memori gelap yang tidak ingin Naya ingat kembali.
Gadis itu mengambil nafas dalam-dalam dan hembus"gue pernah mencoba,tapi_"Wajahnya menunduk dan bernafas tidak beraturan
"tapi mereka malah menjatuhkan usaha gue,"
"mereka memaki maki gue bahkan mereka juga memukul gue dan gue sampai cedera patah tulang ditangan di saat ulang tahun gue"
Mata arka melebar setelah mendengar kalimat itu dari Naya.Arka syok berat dengan cerita Naya yang dimana ia pernah dibully habis-habisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIFECIDENT: Life & Incident
Teen Fiction"Sialnya aku hidup di tempat yang tidak seharusnya aku singgah, dunia terlalu kejam untukku." "Tuhan aku menyerah, bawalah jiwa yang hancur lebur ini setelah engkau membawa jiwa dari seseorang yang sangat berharga untukku." Nayanika Anindya Pradipta...