40:LARANGAN TENGAH MALAM

31 9 0
                                    

Happy Reading 🌻

/ᐠ≽•ヮ•≼マ

Di siang hari selanjutnya, sepasang kaki tengah melangkah beranjak menuju salah satu ruangan di rumah sakit. Dan orang itu adalah orang yang sama menolong Naya dihari sebelumnya.

Mengapa orang itu datang lagi?

Dia berjalan hampir sampai ke ruang perawatan Naya."sepertinya gue agak galak sama dia kemarin, gue harus minta maaf sama dia"monolognya

Sampainya didekat jendela kamar Naya, lelaki itu berhenti kemudian mendelik dari kaca jendela.

"Eh dia masih sama kayak kemarin, masih keras kepala."gumamnya saat melihat dalam kamar Naya tengah duduk dipinggir ranjang.

Suatu kejanggalan membuatnya terus ingin mendelik dari kaca."ngapain tangannya digerakin begitu? dia mau nari ya?"Dia terheran melihat gadis itu duduk dan bergerak mengayunkan tangannya dengan gerakan pelan halus.

Ketika Naya mengayunkan satu tangannya ke atas seperti gerakan tari. Pemuda itu terperangah, matanya berbinar-binar menatap tangan lentik Naya lalu turun menatap side profile wajah Naya yang terlihat cantik serta gerakan tangan nya seperti sedang menari di udara dengan sangat indah.

 Pemuda itu terperangah, matanya berbinar-binar menatap tangan lentik Naya lalu turun menatap side profile wajah Naya yang terlihat cantik serta gerakan tangan nya seperti sedang menari di udara dengan sangat indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pandangannya tidak pergi dari Naya, ia takjub akan keindahan dan kelenturan tangan si gadis tersebut. Naya dengan pelan halus menurunkan tangannya.

"Dia benar-benar seperti penari"

Laki-laki itu mengamati setiap gerakan tangan yang dilakukan Naya. Seiring waktu berjalan, Naya terus membuat gerakan tari tangannya yang sangat indah sampai ia berhenti.

Setelah Naya berhenti, kedua tangannya kini diletakkan di atas pahanya, matanya kosong menatap lantai. Ada perasaan sedih berkecamuk dalam hatinya, ia ingin juga bisa menari dengan kakinya. Tapi sulit, tidak ada kata bebas jika infus masih menancap di punggung tangannya.

"Aku ingin bisa menari dengan bebas seperti dulu"

"Hai"Gadis itu terkejut lalu menoleh ke arah pintu."kamu?"

Pemuda tersebut tersenyum sembari melangkah masuk ke dalam kamar."Ya, masih ingat gue kan?"

"ya aku ingat, kenapa kamu datang?"

Sebelum menjawab, laki-laki itu mengacak rambutnya dengan lembut sambil menatap Naya yang duduk di atas ranjang didepannya."Gue kemari untuk minta maaf"

Naya mengangkat satu alisnya."minta maaf?"

"Ya gue minta maaf soal kemarin, gue udah marah-marah sama lu"

LIFECIDENT: Life & Incident Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang