Chapter 2

15 1 2
                                    

Nana hampir lupa

💮Jika ada kesalahan, mohon.. Tandai Typo ya, agar dapat segera di perbaiki💮

Aku suka 💮 emping emping gitu.







*





Ruangan besar dengan gaya elegan.




Akses internet yang cepat dan stabil .





Whiteboard yang telah di coret dengan banyaknya tulisan atau diagram.






Mikrofon dan sound system untuk pembicara di depan yang saat ini tengah menjelaskan berbagai keuntungan dan kekurangan pembangunan gedung.





Di tambah penerang lampu yang dipadamkan.



Lalu meja dengan desain membentuk huruf alphabet 'U' beserta kursi menghadap ke dalam di tengah-tengah ruangan, bersama beberapa orang penting yang duduk hadir dalam pertemuan rapat penting tersebut.






Satu-satunya cahaya penerang berasal dari layar proyektor dengan menampilkan sebuah presentasi yang entah itu dapat membuat pikiran sang Presdir setuju atau tidak dalam menjalin mitra bisnis bersama.







Adam bersandar pada kursi ke pemimpinan dengan menyilangkan kaki kiri di atas kaki kanan.




Kemudian menopang dagu pada pergelangan tangannya di lengan kursi.




Satu tangannya bermain putar memutar pena mahal di antara jemarinya.




Tatapannya yang tajam seperti elang masih setia memperhatikan layar proyektor dan mendengarkan penjelasan sang pembicara di hadapan para rekan bisnis lain yang menyangkut tentang lahan tanah dimana tempat tersebut akan dijadikan pusat perbelanjaan atau kita sebut saja Mall.









Entah kenapa Adam mulai merasa bosan mendengar celote- ucapan orang yang sedang menjelaskan presentasi ini.







Bersama sang sekertaris, Clovis duduk di sebelahnya ikut memperhatikan, mendengarkan dan mencatat poin-poin penting selama presentasi rapat tersebut.






Selesai dengan presentasi (yang entah mengapa membuat Adam berakhir akan mengantuk) terakhir tersebut, Adam kemudian memberikan smirk kecil hingga tidak dapat di sadari oleh siapapun kecuali Clovis.






Sedikit... baca dengan benar SEDIKIT tekanan pheromon seorang Alpha Dominan beserta auranya bukanlah hal yang bisa di anggap remeh bagi orang-orang yang ada di dalam ruang rapat saat ini.






Bahkan pendingin ruangan/AC tidak dapat mereka rasakan karena pheromon dan aura begitu kental di sekeliling mereka.





Sekali lagi terkecuali bagi Clovis dengan norma etika bangsawan, begitu damai menyeruput Earl Grey Tea hangatnya dengan syahdu.





'Hhhaaa~~~ Aku harus minta naikkan gaji pada Adam nanti, lalu liburan..' itulah 1/2 rencana bagi Clovis. Entah ia akan langsung memintanya atau sebaliknya, melupakan hal tersebut.




"Deal"




Suara Adam menggema dalam ruangan rapat besar itu, mengisi keheningan hilang beberapa saat yang lalu setelah berbagai penjelasan, perdebatan dan syarat-syarat yang di perlukan.





'Hhhhhuuufff'



Hela nafas lega dalam batin mereka semua yang mendengar sang Presdir telah setuju untuk menjalin mitra bisnis bersama.








•••




"Saya rasa anda terlalu menekan mereka tuan. Bahkan saya dapat melihat tangan mereka yang gemetar."





Clovis bersmirk tipis dengan berjalan di belakang Adam setelah keluar terlebih dahulu dari ruang rapat.






"Well.. Mereka memang pantas untuk diberikan sambutan yang baik dan hangat, jika ingin bergabung dengan perusahaan ini--" kata Adam.






Berjalan menuju lift untuk turun ke bawah, karena saat ini adalah jam makan siang "Di bawah kendaliku" Adam menekankan kata-kata tersebut.





Clovis tersenyum. Mengikuti alur sang Dominan.







*






"Ha....chim"

Menggosok hidungnya dengan jari telunjuk dan satu tangan memegang selang air untuk menyiram tanaman bunga dan sayur.




"Sudah ku duga kau ada di sini. Jam berapa?"




Sembur Elio yang baru saja datang dengan interogasi miliknya.





Berjengit kaget, kemudian "Ekhm... " berdeham kecil untuk menghilangkan rasa gugupnya.




Berbalik badan untuk menghadap dan menatap Elio.



"Eeeee.. Mungkin..."


Ok, Elio mulai menunjukkan wajah jeleknya.


"Aku bahkan belum menjawab. Jangan menghakimiku"



Mata bulat berwarna coklat madu indah dan jernihnya menunjukkan ke melasan yang tidak dapat di lawan oleh Elio.



"Baiklah.. Baik, jelaskan" kata Elio.



Jangan lupakan nada menyebalkannya.



"Aku diberikan bibit bunga oleh bibi secara cuma-cuma dan bibit sayur yang di berikan oleh guru tata boga"




Nada suara yang halus dengan tutur kata yang menyenangkan bagi orang yang akan terbawa suasana bahagia dan jangan lupakan tatapan matanya yang berbinar cerah.






"BBBBUUULLLAAANNNN"




CHAPTER 2 END







°°°

Untuk Char (karakter), Nana tidak akan membuat visualnya ya. Itu adalah hak milik kalian.


Rencana (cuma rencana) ini cerita bakal aku selesaikan sebelum Idul Fitri (kalau lancar Halu ku).





Habis thu-----


::::

Jangan lupa Vote, komen dan kalau bersedia silahkan follow.

[BL] Bumi dan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang