Chapter 6 Part I

5 1 0
                                    

💮Mohon tandai jika ada penulisan kata-kata. Terima Kasih💮
































==========================================

Sebuah mobil sedan hitam mewah telah melaju setelah melewati gerbang yang menjulang tinggi, kokoh dan megah menuju mansion bernuansa bak istana kerajaan dengan melewati halaman yang sangat luas dan indah.



Malam yang semakin larut tidak menghilangkan keindahan bunga mawar yang telah di rawat para tukang kebun di halaman mansion tersebut.



Clovis memandang halaman bunga yang terawat dengan nuansa malam yang tenang dan di tambah dengan cahaya bulan, menambah kadar keindahan tersebut. Hingga ia tidak ingin berpaling.



Walaupun enggan namun tidak dengan pemikiran Clovis yang mengerikan, memalingkan wajahnya yang tampan pada halaman luas nan indah milik keluarga Royal. Kemudian menatap sang sopir.




"Jangan melaporkan hal yang tidak penting. Hal seperti ini hanya akan merepotkan dan masalah akan bertambah jika kau bisa menjaga lisanmu dengan benar" nada dan senyum tenang yang mengandung makna tertentu terpatri pada wajah Clovis untuk sang sopir.




"Saya akan menutup mulut tentang masalah ini Tuan. Anda bisa sangat yakin." Pupil mata hitam pekat Adam melihat sang sopir lewat kaca spion mobil dalam. "Bagus" gumam Adam dengan nada dinginnya yang masih dapat di dengar oleh mereka berdua.




"Saya tidak sabar ingin melihat kebangkitan anda, My Lord" Clovis terkekeh mengerikan sehingga membuat bulu kuduk sang sopir naik.


Adam mendengus kala mendengar kata-kata Clovis. "Berhenti memanggilku seperti itu. Menjijikan" sembur Adam dengan dingin. Merasa risih akan tata krama turun temurun keluarganya.



Entah sudah berapa menit berlalu dengan mengendarai mobil sedan hitam Clovis, membuat sopir tersebut terheran-heran. Karena ia merasa waktu terasa lambat atau 'Apakah mansion dari keluarga Royal memang seluas ini?' pikir sopir yang baru-baru ini diterima oleh kediaman Clovis.





Kembali dengan kegiatan Clovis sebelumnya yaitu memandangi halaman luas kediaman Royal, "Pertama kalinya aku bertemu dengan seseorang sepertimu Dam. Orang lain atau pun luar dari kalangan bawah atau pun atas bahkan masih ingin diperlakukan layaknya 'Raja'. Hanya karena keturunan dan norma etika"



Ucapan dengan senyuman menawan dari Clovis terlihat, namun tidak untuk tatapan matanya yang sedingin es.



Adam berucap dengan tenang, "Tidak semua." Mencoba untuk mengingat-ingat, "Bukankah salah satu keluarga itu juga sama?" ucapnya dengan nada bertanya.



Clovis segera memutar kepalanya menatap Adam begitu juga sebaliknya, "Yang mana?" tanyanya terkejut. Melupakan kenyataan bahwa ia adalah keturunan bangsawan kelas atas.



Berfikir dengan cepat, "Oh.. Maaf. Maksudmu yang mengirimkan undangan hari ini?" Clovis merasa kikuk karena terlambat menyadari hal tersebut.


"Maksudmu?" tanya Adam tanpa mengeluarkan suaranya, yang masih menatap Clovis dengan satu alisnya terangkat ke atas.



"Karena itulah kau harus mengesampingkan urusan perusahaan dengan sosial media. Buka IPad mu sekarang!" printahnya kepada Adam jangan lupakan nadanya bagaikan seorang majikan.




Adam segera melaksanakan printah itu. Entah siapa yang Tuan disini. "Hanya karena sudah lulus SMA bisa bersantai ria. Enak saja" gerutu Clovis yang masih dendam dengan calon tuannya tersebut.




Senyum kecil terbit di wajah tampan milik Adam kala mendengar gerutuan temannya itu. "Kurasa kau harus berlibur lebih lama lagi Adskhan Clovis Windsor" smirk mengerikan di berikan pada Clovis dengan menyebut nama panjangnya.




Membuat sang pemilik nama panjang itu seketika memandang Adam saat melihat tatapan datar terkesan mengejek itu. Jangan lupakan ancaman yang menyertainya.



"Ayo maju!!" tantang Clovis. Walaupun ia sudah mengumpat dan menyebut beberapa hewan indah dalam hatinya.



Menggelengkan kepalanya kecil saat Adam melihat Clovis yang masih selalu tidak terima akan ucapannya itu. Tidakkah dia sadar bahwa tangannya sedikit bergetar.




Mengalihkan pandangan pada Clovis lalu kembali melanjutkan membaca undangan di IPad nya  saat melihat nama yang tertera di bagian paling bawah, "Adalrico ya" batin Adam senang mengetahui siapa yang telah mengundangnya.





Adam melihat keluar jendela mobil, tanpa sengaja ia menatap bulan yang entah kenapa terasa indah malam ini.



Senyuman tampan yang tidak pernah ia perlihatkan pada siapapun telah terbit di wajahnya, tanpa ia sadari.



Hingga tidak terasa mobil telah sampai dengan nuansa kerajaan.























T. B. C






















:::::

Atu, uwa, celepuh, ujuh, hempat!!!!
Angan upa na Jajan, ain ama atu anti, eluc apa agi ya.. Akan anyak uat atu, bawa coco-Mmmppppp

[BL] Bumi dan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang