"Kami telah menemukannya Tuanku."
Langkah kaki Adam seketika berhenti sesaat mendengar kata-kata sang sekertaris.
"Dimana?"
Satu kata yang diucapkan oleh Adam membuat Clovis, sang sekertaris menghela napasnya pelan dengan tingkah atasannya tersebut, atau teman masa kecilnya??.
"Saya rasa akan lebih baik hal ini di bahas secara tertutup."
Adam sedikit tersentak, kembali tersadar dengan apa yang disampaikan sang sekretaris.
Mengangguk kan kepala dan mulai melangkahkan kakinya yang jenjang dimana lift pribadinya berada untuk menuju ruang kebesaran miliknya.
•••
"Jadi katakan padaku, dimana dia?"
Ucap Adam tidak sabar setelah duduk di balik meja kerjanya.
"Dia ada di sebuah perbatasan wilayah Barat. Disana ada sebuah desa terpencil dengan sedikit penduduk. Jika kita tidak menggunakan teknologi atau teliti, mungkin desa itu akan terlewati begitu saja" ucap Clovis berdiri dihadapan Adam yang mulai menampilkan raut wajah senang akan hasil pencarian yang selama ini ia lakukan.
"Tapi dia tidak sendiri" lanjut Clovis sedikit cemas akan reaksi Adam.
Tanpa sadar Adam mengepalkan tangannya kuat.
"Apa maksudmu? Apakah-" kata-kata Adam terhenti saat melihat Clovis menggelengkan kepalanya karena mengerti arah pembicaraan Adam.
"Saya harap anda tidak berfikir negatif terlebih dahulu. Hasil pencarian yang telah kami kumpulkan adalah dia telah mengadopsi seorang anak."
Well.. Jika hanya ada mereka berdua Adam dan Clovis akan menghilangkan kedudukan di antara mereka.
"Anak yang di asuh olehnya di temukan di dekat tempat panti asuhan, lebih tepatnya tempat yang dulu di tinggalinya. Kurasa kau tahu maksudku dan bagaimana kelanjutan dari tempat itu"
Dalam hal ini, Clovis selalu berhati-hati saat membahas tempat itu.
Clovis memandang Adam yang menegang mendengar informasi tersebut.
"Kuharap mereka tidak tidak mengetahui hal ini" kata Adam dengan nada dinginnya.
Menganggukan kepala dengan yakin dan tegas "Saya mengerti" Clovis kemudian mengeluarkan IPad nya.
Adam bangkit dari kursi kebesarannya, bersama sang sekretaris yang mulai menyampaikan jadwal kegiatan pekerjaannya.
Saat akan mencapai pintu ruang kantor pribadinya untuk keluar, Adam menghentikan langkah kakinya. Membuat sang sekretaris menghentikan ucapannya dan menatap sang Presdir.
"Clovis..." panggil Adam.
Membuat sang sekretaris menunggu kata-kata yang akan di sampaikan sang atasan.
"Apapun yang terjadi lindungi dia, awasi secara diam-diam begitu juga dengan pergerakan mereka tanpa di sadari."
Printah Adam berbalik untuk menatap sang sekertaris dengan penuh penegasan.
"Kupercayakan kepadamu hingga urusanku dengan mereka selesai" lanjutnya.
Clovis membungkukkan badan layaknya butler dengan kepala menunduk, sebelah tangan kanan berada di dada kiri.
"Apapun yang anda inginkan Your Majestiy"
Kemudian berdiri kembali bersama senyum meyakinkan untuk sang Raja.
Adam melangkah dengan tegas dan berkarisma.
Mata hitam pekatnya berkilat merah keemasan, memancarkan kehidupan yang dahulu terkubur.
Hingga cahaya yang telah hilang ia temukan kembali.
'Tunggulah Bulan'
CHAPTER 1 END
°°°
Sore wahai reader sekalian.Kali ini aku balik lagi setelah Revisi ulang. Mohon maaf jika masih ada banyak penulisan yang salah.
Di sini Nana ngasih tahu tentang setting lokasi buat cerita ini.
Nah lokasinya itu nggak bakal aku kasih.. Kaya Afrika, Amerika, Brazil atau semacamnya. Mau aku halu dulu ini lokasi. Itu yang pertama (nentukan nama desa dan wilayah dsb).
Lalu untuk Char (karakter)---
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Bumi dan Bulan
Romans⚠️Cerita ini berkisah tentang DUA PRIA yang saling mencintai. Harap bijak dalam memilih sebuah cerita dan perhatikan judul cerita terlebih dahulu⚠️ Sinopsis Berkisah antara dua pria yang terlahir di takdirkan untuk bersama. Namun bisakah keduanya b...