IV

4 0 0
                                    

💮Mohon tandai jika ada kesalahan dalam penulisan kata. Terima Kasih💮























==========================================

Bel sekolah telah berbunyi menandakan jam pembelajaran telah usai dan di gantikan dengan jam istirahat.

Sebagian teman sekelas langsung menuju pintu keluar untuk pergi ke kantin, sebagian lagi membereskan peralatan belajar mereka dan menunggu teman untuk pergi ke kantin bersama, termasuk juga dengan Bulan.

Mira yang telah selesai memasukkan bukunya berjalan anggun menuju pada meja Bulan yang berada di barisan ke-3 (Vertical) pojok tengah sebelah kiri dengan jendela yang langsung memperlihatkan gudang berkebun dan lapangan olah raga yang luas.

Meja milik Mira berada di barisan ke-4 (horizontal) paling depan. Sedangkan meja Elio berada di barisan ke-4 (Vertical) sebelah kanan dekat pintu masuk kelas dan ia sekarang sedang mengeluarkan kotak bekal yang di buat oleh Bulan sambil menunggu ke dua temannya menghampiri.

Mira yang tidak sabaran menarik tangan Bulan lembut, "Ayo Lan cepat, para semut itu pasti akan segera datang~" rengeknya malas karena harus memunggu Elio mengurus para penggemar abal-abalnya.

Bulan terkekeh tak berdaya mendengar keluhan Mira. Lalu Bulan membenarkan kacamatanya yang sedikit turun dan mengeluarkan kotak bekal miliknya, "Kau juga populer." Mendengar Bulan mengatakan hal tersebut Mira langsung menggembungkan pipinya, nampak imut.

Kepala Mira menoleh ke arah kanan, "Tapi tidak semengerikan DIA." Jari telunjuk ramping nan indah milik Mira terarahkan pada Elio.

Radar antena di kepala Elio naik. Kepalanya berputar cepat untuk mencari sang pelaku. Kemudian mata indah itu menatap tajam Mira yang masih menarik Bulan untuk segera keluar kelas.

"Aku bahkan hanya diam saja!! Memang dasar GLUTTON!!!" batin Elio yang dadanya sudah naik turun dengan nafas memburu. Wajahnya juga sedikit memerah, bersiap menerkam sang mangsa.









*










Rumah petak kecil yang terbuat dari kayu yang kokoh. Tanaman perdu atau Chinese Honyesuckle menjalar pada rumah kayu dengan kelopak bunga yang mirip terompet. Halaman asri yang diurus begitu baik. Di tambah udara sejuk di pagi hari tanpa polusi.

Aura putih bersih ke-emasaan mengelilingi sebuah kamar kecil yang telah tua namun di rawat semenjak ia tinggal dalam rumah teesebut. Sebuah meja kayu beserta kursi yang ia buat dari hasil kerja kerasnya, walaupun rayap telah mengerogoti namun tetap tidak menghilangkan kesan bahwa meja tersebut masih dapat di gunakan.

Kursi plastik (hasil dari uang gajinya) sebagai penambah tempat duduk, berada di dekat jendela kamar dengan gorden yang telah terbuka. Bersama cahaya matahari pagi yang masuk ke dalam ruangan kamar tersebut, menambah kesan kehangatan.

Seorang pria manis nan cantik, dengan kulit seputih susu sedang duduk bersandar pada headboard dengan berlapis bantal miliknya yang telah kempis di tempat tidur. Pandangan kosong terpancar darinya saat ia memandang halaman dimana terdapat beberapa bunga yang   telah di rawat sepenuh hati oleh tetangganya. Bahkan ada beberapa tangkai bunga di kamar tersebut, untuk menambah warna dalam kamarnya.

Walaupun kasur satu ranjang tersebut sudah usang namun pria itu tetap bersyukur akan apa yang ia miliki.

Satu tangan pria itu terlihat mengelus seekor kucing seputih salju yang tertidur dalam pangkuannya. Satu tangannya memegang sebuah buku novel yang masih terbuka.



Suara pintu kayu terbuka dengan deritan, mengalihkan perhatian pria tersebut.

Menatap seseorang itu dengan tersenyum bersama tatapan hangat yang ia berikan karena telah menemaninya tanpa kenal lelah dan selalu mendukungnya di saat ia terpuruk.

Tatapan itu beralih saat melihat seorang balita muncul di sela-sela kaki pria itu.

"YAHAHAHAHAHA.. UNTEL UMI, ILE TEMBALI.. KYAHAHAHA!!!" teriaknya gembira bersama dengan tawa renyah miliknya. Pria yang ada di tempat tidur dengan manik crystal safiernya melotot kaget saat bocah tiga tahun itu berlari dengan membawa mainan, menerobos masuk ke kamarnya setelah merangkak keluar dari kaki pria yang akan mengajaknya sarapan bersama.

Menyisir rambut coklat madunya yang ikal ke belakang dengan jari-jarinya yang indah dan lentik, kemudian mengambil nafas dalam-dalam. Mempersiapkan diri untuk, "MOCHI CEPAT LARI!!!" teriak Luminas membahana dalam kamarnya sendiri. Membuat kucing seputih salju yang tengah tertidur dalam damai pada pangkuan Luminas membuka sepasang mata emasnya terkejut dan segera melompat turun untuk menghindari serangan brutal bocah iblis itu.



Di sisi lain, Bulan hanya dapat menghela nafas sabar dengan pemandangan sehari-hari di hadapannya ini. Satu bocah gembul beraroma bayi yang masih berlari dengan semangat mengejar kucing bernama Mochi dan satu pria dewasa di mana ia berdiri pada tengah-tengah atas kasur. Sepertinya Luminas lupa untuk menghilangkan aura miliknya karena terkejut akan kehadiran Ile.


'Tidak, ia harus tegas' pringat Bulan dalam hati.

Mengeluarkan sedikit aura biru ke-emasan miliknya, membuat atensi ke-2 orang berbeda umur yang tengah ribut di pagi hari tersebut tersentak, lalu menatap Bulan tidak percaya bersama mulut mereka yang terbuka.

Mochi beringsut mundur, merasakan tanda bahaya. Sudut bibir mereka berdua melengkung ke bawah, jangan lupakan puppy eyes.

"Bulan~/Mama~" panggil keduanya bersamaan dengan memelas. Kedua tangan Bulan telah meremat bajunya di depan dada. Menatap mereka berdua tak tega. 'Ingat harus TEGAS' peringatnya pada dirinya sendiri.

"Ile tunggu dan duduk dengan patuh di luar dan kak Luminas segera bersihkan badan kemudian  datang ke rumahku" kata Bulan seperti seorang guru. "SE.GE.RA" titahnya mutlak. Membuat Ile segera berlari keluar sendiri dan Luminas yang segera menghilangkan aura miliknya (Mochi) kemudian berlari pergi ke kamar mandi untuk melaksanakan tugasnya.












Chapter 6 END











°°°
Hallo readers, maaf ya lama nggak update. Ada kendala dalam Chp.7 karena belum dapat ide alias stuck. Tapi bagusnya kemarin-kemarin udah bisa nemu solusinya.

Udah tinggal update aja sih yang Chp.7 cuma nunggu banyak aja, mungkin sampek aku bikin Chp.8??

Sampek lupa Nana.

Kalian tebak sendiri ya alurnya. Karena Nana nggak akan kasih tau.

Te..He~~
:::::

Jangan lupa VOTE, Komen dan jika berkenan silahkan follow Nana.

See You.

[BL] Bumi dan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang