Chapter 4

9 2 0
                                    

💮Mohon tandai jika ada kesalahan dalam penulisan. Terima kasih💮














=========================================

Bel penanda waktu sekolah telah berbunyi.

Guru pun beranjak keluar terlebih dahulu.

Kemudian di susul oleh siswa/siswi yang sedikit demi sedikit ikut keluar.

Ada yang langsung menjalankan tugas kelompok.

Ada yang lari keluar terburu-buru entah karena apa?


Atau menjalankan tugas ekstrakurikuler milik mereka masing-masing.

Pada akhirnya.....


"Hari ini adalah hari bahagia yang lain" bahagianya Mira setelah jam pulang sekolah.

Elio menoleh ke arah Mira "UntukMU" marahnya tanpa sungkan.

Tentu saja karena semua makanan dan minuman pemberian dari fansnya diambil oleh Mira.



Bahkan Elio si notaben pemiliknya hanya mendapat jatah snack dan itu 3 saja. 'Bagaimana kehidupan Ayah dan para cucu cacing dalam perutnya' pikirnya was-was.



Elio tidak sempat pergi ke kantin karena ia di panggil oleh teman dari kelas lain untuk menemui guru pembimbing ekstrakurikuler.



Bulan membawa kotak bekal dari kos-kosan jadi ia menolak kotak bekal fans Elio, namun tetap mendapat snack dari si empunya, yaitu Elio. "Aku tak apa. Tenang saja Lan, karena aku kuat" katanya meyakinkan Bulan agar tidak mencemaskan penghuni perutnya.






'Khusus Bulan mendapat banyak' Tertanda ELIO.






Mira menutup tas ransel brandednya kemudian menoleh cepat saat mendengar suara merdu Elio.




"Bagaimana bisa wanita sepertimu tidak gemuk. Humph... Mungkinkah perutmu ini diberi airbag (perut maju) sehing-"






Baiklah Elio menelan ludahnya dengan susah payah, tidak melanjutkan ucapan tersebut sudah lebih baik kawan.




Karena Mira menatapnya horror. Mungkin jika di dalam komik matanya akan mengeluarkan sebuah laser seperti Superman.





Di sisi lain Bulan yang telah selesai mengemasi peralatan sekolah ke dalam tas ransel yang berwarna pudar berdiri dari bangkunya.





"Ayo kita keluar" ucap Bulan menatap sahabatnya bergantian.





'Angin sejuk dari manakah ini?' Pikir keduanya bahagia karena selalu merasa damai jika bersama dan mendengar suara lembut Bulan.





Sudah penyabar, cantik, imut, lemah lembut seperti wanita, baik dan tidak mengeluh dengan tingkah mereka berdua yang selalu bertikai..



Suasana hening melanda ketiganya, walaupun masih ada beberapa murid dalam kelas.



"Ada apa dengan kalian berdua?" tanya Bulan menatap keduanya terheran-heran, jangan lupakan senyum lugu menghiasi wajah putih nan indah itu.




Keduanya tersadar dari kedamaian, lalu tangan Elio terangkat memegang kedua bahu teman cantiknya ini.




"Lan..." ucap Elio dalam mode seriusnya, tidak memperdulikan Mira yang menatapnya dengan tanda tanya.



[BL] Bumi dan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang