Daksa dewangga batara. Menatap lily yang masih tidur di kasur, padahal lily ada kelas pagi hari ini. Tapi perempuan itu malah asyik tidur sambil memeluk guling.
Daksa sengaja membiarkan lily telat masuk kelas ia suka melihat kepanikan lily. Daksa merebahkan tubuhnya di kasur samping lily menatap wajah cantik dan polos lily membuat ia nyaman seperti ini.
Daksa meniup wajah lily membuat sang empu terganggu tidurnya. "Bangun udah siang" Ucap daksa.
Lily membuka matanya menatap daksa kesal. "Kenapa ganggu sih? Aku masih ngantuk." Kesal lily.
Daksa menarik pinggang lily lebih dekat dengannya. "Lo ada kelas pagi kalau lo lupa" Bisik daksa.
Lily diam matanya langsung membulat sempurna. "ASTAGA! AKU LUPA" Teriak lily langsung beranjak dari kasur.
Daksa menatap lily yang panik. "Libur aja" Ucap daksa santai.
Lily tidak menjawab wanita itu langsung masuk kamar mandi, tidak lama ia keluar dengan pakaiannya buru-buru mengambil buku-bukunya. "Ayok anter aku" Pinta lily menarik-narik daksa yang malah tidur.
Daksa membuka matanya menatap lily. "Gue kelas siang, ngapain gue ke kampus kerajinan banget" Ucap daksa menutupi wajahnya menggunakan bantal.
Lily mendengus kasar. "Yaudah kalau gitu aku pesan ojek aja" Ucapnya sambil mengotak-atik ponselnya.
Daksa langsung melempar bantal yang menutupi wajahnya, menatap tajam lily. "Berani lo pesan ojek atau taksi, gue banting lo" Ancam daksa.
Lily bergidik ngeri. "A-abisnya k-kamu enggak mau antar aku."
Daksa mengambil ponselnya yang tergeletak di meja kecil. "Ayok gue anter" Daksa menarik tangan lily keluar kontrakan.
Mereka sama-sama diam, daksa fokus menyetir motornya. Lily terus berdoa semoga ia tidak telat. Sungguh ia menyesal gara-gara bergadang semalaman menemani daksa main game.
Tidak lama mereka sampai kampus lily langsung turun dari atas motor, daksa yang melihat lily yang tidak pamitan kesal.
"Tunggu" Daksa menarik tangan lily membuat sang empu kaget dan membalikkan tubuhnya.
"Apa?" Tanya lily.
"Lo berani sama gue hmm?" Tanya daksa menatap tajam lily.
"Berani apa sih?, aku salah apa lagi?" Tanya balik lily kesal.
Daksa maju lebih dekat dengan Lily. "Lo lupa pamitan sialan!" Jawab daksa mencengkeram leher lily. Tidak lupa mata tajam bak elang menatap tajam lily.
Lily meringis ia menahan tangan daksa. "A-aku lupa m-maaf"
Daksa tersenyum miring. Melepaskan cengkeramannya, daksa mundur. "Kali ini gue maafin, sana masuk." Ucap daksa kasihan melihat wajah panik sekaligus ketakutan lily.
Lily mengangguk ia langsung berlari masuk kelas.
Daksa terus menatap lily sampai masuk kedalam kelas, setelah memastikan lily masuk kelas daksa langsung putar balik. Menuju rumahnya.
Daksa memarkirkan motornya asal ia langsung turun dan masuk ke mansion milik kedua orangtuanya. Daksa melirik papah-nya yang sedang mengobrol dengan mamahnya.
"Daksa." Panggil datara----papah daksa.
Daksa menurut ia langsung menghampiri mereka berdua. "Apa?" Tanya daksa menyenderkan kepalanya di sandaran sofa.
"Adikmu akan tinggal di Indonesia, sekarang dia lagi di perjalanan sebentar lagi dia sampai bandara. Kamu jemput dia."Jawab dasta.
Daksa menatap mereka satu persatu. "Kenapa harus gue?" Tanya daksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAKSA
Teen FictionDaksa dewangga batara, pria jahat pada siapapun yang berani menganggu dirinya dan hubungannya dengan kekasihnya yang sangat ia cintai. pria yang memiliki banyak rahasia yang ia sembunyikan dari orang-orang. Daksa memaksa kekasihnya untuk menuruti pe...