7. Salah paham.

245 15 0
                                    

Daksa tidak kuat menahan rindu yang sangat amat berat baginya, namun kerinduannya tergantikan dengan rasa marah yang sangat besar. Nomor telpon lily tidak aktif, dikontraknya pun tidak ada orang. Seluruh teman-temannya tidak tahu keberadaan lily, yang mereka tahu lily izin untuk tidak masuk kuliah.

Daksa mencengkeram ponselnya sampai retak. "Lily, lo berani buat gue marah besar." Geram daksa.

Ketiga temannya yang melihat daksa marah mereka bergidik takut. "Woy, gue balik duluan deh. Takut lihat singa ngamuk." Bisik aris.

"Jangan, nanti bisa-bisa dia bunuh orang yang tidak bersalah." Tahan galang.

Daksa naik ke atas motornya mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, ketiga temannya yang melihat daksa pergi langsung menyusul mereka takut daksa kenapa-kenapa.

Daksa memberhentikan motornya saat lampu merah menyala, ia terus mencengkeram erat stir motornya menahan marah. "WOY LAMA." Teriak daksa entah pada siapa.

Semua orang menoleh menatap aneh daksa yang berteriak, daksa menatap mereka tajam mereka yang ditatap langsung mengalihkan pandangannya.

Lily dan kino mengobrol asyik di dalam mobil sambil nyanyi-nyanyi tidak jelas. Kino terkekeh kecil melihat lily yang bersikap seperti anak kecil.

Kino menatap lily yang tidak menggunakan seat belt. "Kebiasaan banget sih lo, kalau lo kenapa-kenapa gimana coba." Kesal kino memasangkan seat belt.

"Makasih." Ucap lily tersenyum manis.

Daksa tidak sengaja melihat ke arah samping matanya langsung membulat sempurna melihat wanita yang sangat ia kenal, wanita yang ia cari-cari bersama pria lain yang sedang bermesraan di dalam mobil.

"L-lily." Kaget daksa.

TITTTTT.......

Suara klakson mobil dan motor mengangetkan daksa yang terus menatap mobil itu, ia ingin memastikan kalau itu bukan lily.

"WOY JALAN, PANAS NIH." Teriak mereka.

Tanpa ba-bi-bu daksa langsung menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi, menyusul mobil hitam yang sudah jauh. "Beraninya lo selingkuh dari gue." Kemarahan daksa semakin menjadi-jadi.

CITTTTTTTTTTTTTTTTTT

Daksa menyelip mobil itu ia memberhtikan motornya di depan mobil itu. Melempar asal helm yang ia pakai. "KELUAR." Marah daksa mengebrak depan mobil.

Kino keluar ia menatap daksa. "Siapa lo?, kenapa lo-----"

Daksa menarik kino ia menatap lily yang melotot kaget menatapnya. "KELUAR LO." Marah daksa menarik paksa lily.

"Eh, k-kak." Kaget lily.

Daksa menatap kino tajam. "Lo selingkuh dia hah?" Marah daksa mencengkeram kerah baju daksa.

Kino mengerutkan keningnya. "Buk----"

BUGH
BUGH
BUGH
BUGH

Daksa memukul bruntal kino. "SIALAN LO, BERANI BANGET LO MESRA-MESRAAN SAMA CEWEK GUE." Marah daksa terus memukul kino.

Lily menutup mulutnya syok. "KAK STOP! KAMU SALAH PAHAM DIA BUKAN SELINGKUH AKU." Teriak lily berusaha menarik daksa menjauh dari lily.

"DIAM LO SIALAN! LO BERANI BANGET BERDUA SAMA COWOK LAIN, GUE ENGGAK SUDI LO SELINGKUH DARI GUE." Bentak daksa mendorong lily sekuat tenaga.

BRUK.

Lily terbentur pohon sisi jalan memegang kepalanya yang terasa nyeri. "Awhhhh." Ringis lily memegang kepalanya yang berdarah.

Kino mendongak menatap lily yang didorong daksa, kino yang awalnya tidak memiliki tenaga untuk melawan daksa seketika langsung memilki banyak tenaga. "BERANI BANGET LO KASAR SAMA LILY." Marah kino ia membalas pukulan daksa.

Galang, aris dan beno datang mereka langsung menarik daksa dan kino yang saling pukul.

"LEPASIN SIALAN! GUE MAU BUNUH TUH COWOK." Marah daksa berusaha melepaskan cekalan kedua temannya.

Sedangkan beno dibantu warga menahan kino yang marah besar. "Woy udah." Kesal beno.

Daksa mendorong galang dan aris, ia membalikkan tubuhnya menatap lily yang yang berlari memeluk kino. Kemarahannya semakin meluap.

"Kak kino maafin aku hiks." Isak lily merasa bersalah.

Kino membalas pelukan lily. "Kita pul-----"

Daksa menarik lily keras. "MASIH BISA-BISANYA LO PELUKAN SAMA SELINGKUH LO DI DEPAN GUE, LO SADAR ENGGAK SIH KALAU LO ITU CEWEK ENGGAK PUNYA HATI. LO SELALU BILANG SAMA GUE KALAU GUE ENGGAK PUNYA HATI, IBLIS, SETAN, PISKOPAT, DAN MASIH BANGET LAGI. TAPI TERNYATA LO SENDIRI YANG ENGGAK PUNYA HATI. GUE NGEDIEMNIN LO KARENA GUE MAU TAU SEBERAPA BESAR USAHA LO BUAT BUJUK GUE, SATU MINGGU GUE BIARIN LO BEBAS DARI GUE. SATU MINGGU GUE NAHAN RINDU, SATU MINGGU GUE KEHILANGAN SEMANGAT GARA-GARA LO ENGGAK ADA DI SAMPING GUE. TAPI TERNYATA LO NYARI KENYAMANAN SAMA PRIA LAIN. GUE AKUI KALAU GUE EMANG KASAR TAPI GUE BENAR-BENAR CINTA SAMA LO. LILY RENATA." Teriak daksa marah besar.

Lily terisak ia mencengkram rambutnya. "Aku bisa jel------"

Daksa mencengkeram pipi lily, mengambil kater kesayangannya yang ada di depan motor menyodorkan ke kino. "Pilih dia atau gue, kalau pilih dia maka selingkuh lo ini mati. Tapi. Kalau pilih gue dan nikah sama gue maka pria bajingan ini aman." Bisik daksa.

Deg

Lily menggeleng cepat. "K-kak dia iru sep------"

"Lilin, lo jan----"

Daksa terkekeh hambar. "Wow! Kalian sudah memiliki nama panggilan kesayangan." Potong daksa geleng-geleng kepala.

Kino menatap tajam daksa. "Lepasin keponakan gue, ata-----"

"Keponakan?, wow segitu takutnya lo" potong daksa ia menyodorkan kater nya ke pipi kino menggoreskan sedikit sampai mengeluarkan darah segar.

Lily menatap kino. "K-kak menjauh, aku tidak mau kamu Kenapa-kenapa. Lari." Teriak lily berusaha melepaskan cengkraman daksa.

Kino menggeleng. "Ayok kita pergi sama-sama, gue udah janji sama ayah lo kalau gue bakal jagain lo dari orang jahat." Kino memganggam tangan kanan lily.

Daksa yang tidak terima ia menggoreskan kembali kater ke pergelangan tangan kino. "JANGAN SENTUH CEWEK GUE." Marah daksa.

"KAK KINO." Teriak lily menangis kencang melihat pergelangan tangan kino yang berdarah.

"Sttttttt." Ringis kino.

"Pilih gue atau selingkuh lo?" Marah daksa.

"Dak, stop! Ini salah paham men-----"

"DIAM KALIAN, GUE ENGGAK SURUH KALIAN IKUT CAMPUR." Marah daksa menatap teman-temannya.

"A-aku pilih kamu hiks." Isak lily ia tidak tega melihat kino kesakitan.

Daksa tersenyum miring tanpa ba-bi-bu ia langsung menarik lily masuk kedalam mobil beno, mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Kita nikah hari ini juga." Ucap daksa.

"Enggak! Ak-----"

"Lo udah setuju kalau lo lupa." Ucap daksa melirik tajam lily. Tangan kanannya ia gunakan untuk menyetir, tangan kirinya ia gunakan untuk menelepon anak buahnya untuk mengurus semuanya.

"Hiks, kak aku enggak mau nikah muda. Hiks. Ini salah paham dia itu saudara aku, dia itu anak tante ak----"

"MAU DIA ADIK IPAR LO, SAUDARA LO. ANAK NENEK LO, ANAK TANTE LO. SELAGI ITU CEWEK GUE ENGGAK SUDI LO MESRA-MESRAAN GITU. BAHKAN BIBIR LO YANG AWALNYA HANYA GUE YANG BERANI NYENTUH, SEKARANG LO BERIKAN KE PRIA LAIN."

***

DAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang