Lily terbangun dari tidurnya merasakan deru napas hangat menerpa lehernya, lily menoleh menatap daksa yang tidur namun terlihat tidak nyaman.
"D-dingin." Lirih daksa.
Lily mengumpulkan nyawanya lebih dulu. Mempertajam menyegerakannya. Lily menatap kebawah menatap tubuhnya dan tubuh daksa yang tertutup selimut. "Tumben mau pakai selimut." Gumam lily. Biasanya daksa tidak mau tidur pakai selimut, bahkan baju saja tidak.
"Dingin." Lirih daksa mempererat pelukannya.
Lily melotot sempurna merasakan daksa yang demam tinggi. "S-sayang kamu sakit?." Tanya lily menatap daksa khawatir.
Daksa membuka matanya ia tersenyum tipis. "E-enggak." Jawab daksa.
"Bohong, kamu demam lho." Lily melepaskan pelukan daksa. "Bentar aku ambil ob------"
"Jangan tinggalin gue, ay." Daksa memeluk tangan lily erat. "Gue enggak suka ditinggalin." Lirih daksa.
"Aku mau ambil obat sama ai------"
"GUR ENGGAK SUKA LO NINGGALIN GUE SIALAN!. LO DIAM AJA DISINI GUE CUMA DEMAM BIASA." Marah daksa menatap lily tajam.
Lily terlonjat kaget ia mengangguk takut. "I-iya aku di sini." Cicit lily. Kembali duduk di kasur.
Daksa merebahkan kepalanya di paha lily, wajahnya menghadap perut lily. Memeluk tubuh lily. "Maafin gue udah bentak lo." Lirih daksa. Merasa bersalah.
"Hah?." Kaget lily. Ia baru mendengar kata maaf yang muncul dari mulut daksa. Tanpa paksaan.
"Gue minta maaf, ly." Kesal daksa. Ia tahu istrinya ini pasti mendengarkannya.
"I-iya, a-aku maafin." Ucap lily. Ia masih tidak menyangka daksa meminta maaf padanya.
Daksa mengangkat baju Lily memperlihatkan perut rata lily. "Enggak sabar lihat bibit unggul gue."
"Bibit unggul apa coba, jangan aneh-aneh deh."
Daksa tidak menjawab ia mengelus perut lily, berkali-kali sampai akhirnya ia tidur pulas di pangkuan lily.
Lily memegang kening daksa yang panas. "Astaga! Dia demam tinggi." Lily langsung beranjak dari kasur mengambil air hangat dan handuk kecil. "Jangan sakit." Lirih lily khawatir.
Daksa membuka matanya menatap sayu lily. "Tidur lagi, masih malam." Suruh daksa.
Lily mengangguk pelan, ia langsung merebahkan tubuhnya di samping daksa, mengelus pipi daksa lembut. "Cepat sembuh." Bisik lily.
***
Daksa menatap istrinya yang masih tidur pulas, daksa tahu semalaman lily tidak tidur karena. Menjaganya semalaman. "Sayang." Bisik daksa.
Lily membuka matanya menatap daksa. "Udah sembuh?." Tanya lily, tangannya mengecek suhu tubuh daksa yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
"Udah." Jawab daksa.
"Syukurlah."
Mereka saling bertatap cukup lama, sampai akhirnya daksa mencium bibir lily singkat. "Mandi terus siap-siap ke kampus." Suruh daksa.
Lily menggeleng pelan. "Aku enggak masuk dulu, aku mau jaga kamu aja."
Daksa memeras di prioritaskan ia jadi tersenyum manis. "Nah gitu dong, harus memprioritaskan suami." Ucap daksa bangga.
"Yaudah aku bikin sarapan dulu." Ucap lily hendak beranjak dari duduknya, namun langsung ditahan daksa.
"Enggak usah, kita pesan aja." Tolak daksa.
![](https://img.wattpad.com/cover/365512718-288-k126182.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DAKSA
Teen FictionDaksa dewangga batara, pria jahat pada siapapun yang berani menganggu dirinya dan hubungannya dengan kekasihnya yang sangat ia cintai. pria yang memiliki banyak rahasia yang ia sembunyikan dari orang-orang. Daksa memaksa kekasihnya untuk menuruti pe...