Daksa menatap lily yang menangis tersedu-sedu karena pipinya ia gigit sampai merah, daksa gemes melihat pipi lily yang chubby. Daksa sama sekali tidak ada niatan untuk meminta maaf ataupun membujuk lily untuk berhenti menangis.
Daksa malah melahap mie lily yang tadi belum sempat lily makan, dengan santainya daksa melahap mie itu hingga habis tak bersisa. Hanya bumbu-bumbu mie yang tersisa di piring.
Lily yang melihat mie yang tadi ia masak habis, air matanya mengalir deras. "Hiks nyebelin banget sih kamu, itu mie aku lho. Hiks hobi banget bikin aku nangis" Isak lily.
"Kirain buat gue." Ucap daksa menahan tawa melihat lily semakin menangis terisak-isak.
"Bodoamat aku marah sama kamu, aku enggak mau ngomongin sama kamu titik." Ucap lily memalingkan wajahnya enggan menatap daksa.
Daksa merangkul pundak lily mencium pipi lily yang langsung lily tepis. "Gini deh sebagai permintaan maaf gue. Gue mau ajak lo jalan-jalan ke mal, lo boleh beli apapun yang lo mau. Asalkan lo jangan nangis sama diemin gue lagi." Ucap daksa ia sedikit takut lily mendiamkannya.
Lily mendongak menatap daksa. "Mau nonton bioskop boleh?" Tanya lily sambil mengusap air matanya.
Daksa mengangguk. "Boleh, apapun yang lo mau gue turuti." Jawab daksa.
"Serius?"
Daksa mengangguk pelan.
"Yaudah aku siap-siap dulu." Lily langsung mengambil pakaiannya masuk kedalam kamar mandi.
Daksa merebahkan tubuhnya di kasur lily, memejamkan matanya tiba-tiba rasa kantuk memaksa ia memejamkan matanya.
Cklek.
"Ayok, aku udah siap." Ajak lily tersenyum manis.
Hening.
Lily berjalan ke kasur menatap daksa. "Bangun, katanya mau nonton." Ucap lily menepuk-nepuk pipi daksa pelan.
Daksa membuka matanya menatap lily. "Gue ngantuk banget, ly. Besok aja kita jalan-jalan." Ucap daksa.
"Ish, kan kita mau nonton sekarang. Nanti ak-----eh." Kaget lily.
Daksa menarik lily ke kasur memeluk lily erat. "Tidur aja, besok aja." Ucap daksa menyembunyikan wajahnya di leher lily.
Lily mendengus kasar. "Bohong banget, aku udah siap-siap lho." Kesal lily mendorong wajah daksa kesal.
Daksa menatap lily datar. "Bisa enggak sih lo jangan kasar sama gue." Kesal daksa tidak terima.
"Kebalik, ada juga kamu jangan kasar sama aku. Baru di dorong gitu aja udah marah." Kesal lily beranjak dari kasur melempar tas selempang ke depan televisi.
Daksa duduk di atas kasur Menatap tajam lily. "Sejak kapan lo ngelawan gini sama gue?." Tanya daksa.
Lily menatap daksa lekat. "Sekarang, kenapa emangnya?. Kamu enggak terima hah?" Tanya balik lily melawan rasa takutnya.
Daksa turun dari kasur ia langsung menjambak rambut lily. "GUE ENGGAK SUKA LO NGELAWAN GUE, LO ENGGAK BOLEH BENTAK GUE, BANTAH GUE. LO HARUS NURUTIN KEMAUAN GUE."
Lily langsung menangis ia berusaha melepaskan jambakan daksa. "L-lepas, s-sakit." Lirih lily.
Bukannya melepaskan jambakannya daksa malah semakin mengencangkan jambakannya, membuat lily berteriak kencang. "Janji lo enggak bakal bantah gue?."
"I-iya j-janji. Hiks l-lepas s-sakit." Isak lily.
Daksa mendorong lily cukup keras. "Lebay" Ledek daksa langsung keluar kontrakan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAKSA
Teen FictionDaksa dewangga batara, pria jahat pada siapapun yang berani menganggu dirinya dan hubungannya dengan kekasihnya yang sangat ia cintai. pria yang memiliki banyak rahasia yang ia sembunyikan dari orang-orang. Daksa memaksa kekasihnya untuk menuruti pe...