2. Jebakan

348 12 0
                                    

Daksa menatap lily yang sedang makan malam, setelah sadar dari pingsannya yang lumayan cukup lama. Daksa menggeser air putih ke depan meja lily yang langsung lily minum.

"Abang, kita jalan-jalan yuk" Ajak anggi menghampiri mereka berdua.

Lily menoleh menatap anggi dan daksa yang menggeleng pelan. "Kamu sama Anggi jalan-jalan aja, aku juga mau pulang ke kontrakan" Ucap lily.

"Nginep di sini." Ucap daksa.

Lily menggeleng pelan. "Aku pulang aj----"

"Nginep aja lily." Potong daksa menatap datar lily.

Lily menghela napas berat. "Aku ada tugas yang belum aku selesaikan." Bohong lily, ia takut berlama-lama bersama daksa.

"Gue antar." Ucap daksa.

Lily menggeleng cepat. "Engg-----"

"Gue anter atau gue pukul lagi lo." Ancam daksa.

Lily menggeleng cepat. "Oke, aku mau diantar kamu" Putus lily.

Mereka langsung pergi sedangkan anggi kesal sendiri. Daksa membukakan pintu mobil untuk lily.
Daksa melirik lily yang terus menatap luar jendela seakan enggan menatapnya.

"Ada yang menarik perhatian lo, sampai lo lihat jendela terus?" Tanya daksa.

Lily melirik daksa. "Tidak ada" Jawab lily sambil membenarkan posisi duduknya.

"Kalau gitu lihat kearah gue." Suruh daksa menarik kepala lily agar menghadapnya. "Lihat gue aja jangan lihat kearah lain." Ucap daksa.

"Kasar banget." Cicit lily.

"Gue kasar karena lo nakal." Sahut daksa.

Setelah beberapa menit mereka sampai di kontrakan kecil lily, daksa membukakan pintu untuk lily. Menatap lily yang enggan menatapnya.

"Aku masuk dulu, hati-hati di jalan." Ucap lily mengeluarkan konci pintunya.

Daksa melipat kedua tangannya di dada. "Gue mau nginep di sini." Ucap daksa merebut kunci pintu yang dipegang lily. "Gue tau lo menghindar dari gue." Ucapnya sambil masuk kedalam.

"Mau apa nginep?" Tanya lily semakin takut.

"Mau istirahat lah." Jawan daksa sambil merebahkan tubuhnya di kasur.

Lily menghela napas berat. "Kalau tau gini aku nginep di rumahnya, bisa tidur sama anggi." Cicit lily menyesal dengan keputusannya.

"Pijatin gue dong, lo kan jago pijat." Pinta daksa melepaskan pelukannya menyisakan celana pendeknya.

Lily meneguk ludahnya susah payah. "A-aku e-enggak bisa, mending kamu ke tukan pijit aja" Tolak lily.

"Gue maunya lo." Kekuh daksa.

"Aku mau istirahat." Ucap lily merebahkan tubuhnya di kasur.

Daksa tersenyum tipis. "Ly, nikah yuk." Ajak daksa tiba-tiba.

Lily menoleh kaget. "N-nikah?." Cicit lily.

Daksa menatap wajah lily lekat. "Hmm, gue mau nikah sama lo. Lo mau kan nikah sama gue?" Tanya daksa.

"Samanya aja aku menawarkan nyawaku pada maut." Batin lily.

Lily diam beberapa detik. "Kita kan sepakat kalau kita akan menikah setelah kita lulus dan sama-sama kerja." Ucap lily.

"Gue udah punya perusahaan sendiri, jadi kita nikah sekarang aja" Ucap daksa.

Lily diam mencari cara untuk menghilangkan pembicaraan yang tidak ia ingin bicarakan. "Kamu udah nakan belum?, biar ak-----"

DAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang