Daksa menatap lily tajam ia mencengkram pipi lily membuat dang empu meringis dan keheranan, pagi-pagi sekali ia sudah mendapat tatapan tajam daksa.
"Kenapa tadi malam lo sebut-sebut nama cowok lain, hah?" Tanya daksa marah.
Lily mengerutkan keningnya. "A-apa maksudnya?" Tanya lily takut.
"LO SEBUT NAMA SELINGKUH LO, SIALAN! LO PASTI KANGEN KAN SAMA COWOK SETAN ITU KAN?"
Lily menggeleng. "A-aku-----"
"JAWAB GUE SIALAN! LO KENAPA SEBUT NAMA KINO?, LO MAU COWOK ITU MATI HAH?"
Lily melotot sempurna ia menggeleng cepat. "A-aku tidak selingkuh, dia sepupu aku. Dia anak bibi aku, dia--"
BUGH
Daksa memukul tembok samping lily membuat sang empu langsung memejamkan matanya. "SEPUPU? KENAPA KAMU SAMPAI KEBAWA MIMPI?, KAMU SEBUT-SEBUT NAMA DIA. SEHARUSNYA KAMU SEBUT NAMA SAYA SUAMI KAMU."
Lily menangis takut. "Aku khawatir sama dia kak, dia dipukul kamu bagaimana kalau di------"
"SAYA TIDAK PEDULI ITU, MAU DIA SAKIT, MAU DIA MATI, MAU DIA KOMA. SAYA TIDAK PEDULI."
Lily diam menatap wajah merah daksa yang menatapnya emosi. Lily memberanikan diri mengelus rahang tegas daksa. "K-kamu takut aku ninggalin kamu kan?" Tanya lily.
Daksa hanya diam menatap lily.
"A-aku tidak akan meninggalkan kamu kak, aku tidak akan selingkuh dari kamu. Karena. Ada dua nyawa jadi taruhannya kalau aku sampai selingkuh dari kamu, pertama nyawa aku sendiri, kedua nyawa pria selingkuh aku." Ucap lily.
Daksa diam mengontrol emosinya yang naik turun.
"Stop marah-marah hanya karena salah paham, ak-----"
Daksa memeluk lily erat. "Gue takut kehilangan lo." Lirih daksa.
Lily membalas pelukan daksa. "Aku tidak akan meninggalkan kamu." Ucap lily.
Daksa melepaskan pelukannya menatap lily lekat. "Kita berangkat kuliah sekarang." Daksa menganggam tangan lily keluar kamar.
***
Lily fokus mendengarkan dosennya yang sedang menjelaskan materi, sedangkan daksa fokus menatapnya sambil mengelus perut lily. Saking fokusnya lily sampai tidak sadar kalau daksa mulai menjadi-jadi.
Lily menoleh menatap daksa. "Diam, aku lagi fokus." Kesal lily.
Daksa mengangguk nurut.
Lily kembali fokus tangannya mengusap keningnya yang berkeringat, AC di kelasnya rusak.
Daksa yang kasihan ia mengambil buku mengipas ke arah lily. "Nanti gue pecat tuh mengurus kampus, bisa-bisanya belum di service nih AC di kelas ini." Umpat daksa.
"Silahkan kerjakan." Ucap dosen selesai menjelaskan.
Lily langsung membuka bukunya. "Ihhh, kenapa beda sih sama yang dijelasin." Cicit lily.
Daksa mulai mengerjakan soal yang diberikan dosennya, tangan kirinya tetap mengipasi lily. Tangan kanannya ia gunakan untuk menulis, hanya membutuhkan waktu lima menit daksa sudah selesai.
Menoleh menatap lily yang sama sekali belum mengerjakan. "Bodoh banget sih lo, sini biar gue kerjain." Ucap daksa merebut buku lily.
"Eh jangan nan-----"
"Diam lo."
Lily menghela napas ia menatap daksa yang mengerjakan tugas hanya hitungan menit. "Dari tadi kamu enggak dengerin dosen, tapi kenapa kamu tau jawabannya?" Tanya lily heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAKSA
Teen FictionDaksa dewangga batara, pria jahat pada siapapun yang berani menganggu dirinya dan hubungannya dengan kekasihnya yang sangat ia cintai. pria yang memiliki banyak rahasia yang ia sembunyikan dari orang-orang. Daksa memaksa kekasihnya untuk menuruti pe...