4. Kemarahan daksa.

308 15 0
                                    

Daksa masuk kedalam kelasnya bersama teman-temannya, ia mengangkat kakinya ke atas meja sambil mengisap rokok.

Perempuan-perempuan yang melihat daksa masuk kelas setelah satu minggu tidak masuk, tanpa kabar sama sekali menjerit histeris. Menurut mereka daksa semakin hari semakin tampan dimata mereka semua.

"DAKSA, YA AMPUN KAMU GANTENG BANGET." Teriak mereka.

Daksa menatap mereka satu persatu. "Diam!" Sentak daksa.

Mereka langsung diam, namun mereka masih berbisik-bisik melihat jari manis daksa ada cincin. Sebelumnya tidak ada cincin di jari daksa.

"Daksa, cewek lo lagi berduaan tuh sama cowok." Ucap salah satu dari mereka.

Daksa menoleh menatap pri yang tadi bicara. "Dimana?" Tanya daksa.

"Enggak berduaan sih ada banyak orang, tapi dia lagi dipuji-puji gitu sama teman cowok kelasnya." Koreksinya.

"Dimana?" Tanya daksa ulang, napasnya memburu menahan marah.

"Di aula di------WOY MAIN NYELONONG AJA." Teriaknya yang tidak dihiraukan daksa yang langsung keluar kelas.

"Waduh, bakal perang nih." Gumam teman-temannya menyusul daksa.

Daksa menerobos masuk kedalam aula yang ramai, ia menatap lily yang berdiri disamping pria sambil tersenyum tipis. "Beraninya dia." Geram daksa.

"Lily itu manis, cantik, sederhana, murah senyum, ke gue aja tiap pagi senyum terus tiap hari gue mabuk sama senyuman dia." Ucap pria itu menatap lily.

PRANG.

Daksa melempar kursi yang ada di pojok pintu ke arah pria itu, untungnya tidak sampai kena lily dan pria itu. Semua orang menoleh menatap daksa syok.

"BERANI BANGET LO PUJI CEWEK GUE." Marah daksa langsung memukul wajah pria itu.

Bugh
Bugh
Bugh
Bugh

"ASAL LO TAU GUE ENGGAK SUDI LILY DI PUJI-PUJI COWOK LAIN." Amuk daksa.

Lily melotot sempurna ia menarik daksa. "Jangan p-pukul dia. Kamu salah paham." Teriak lily.

Daksa mendorong lily. "JANGAN CEGAH GUE SIALAN! LO HARUSNYA JAUH-JAUH DARI COWOK BUKAN MALAH DEKAT-DEKAT. LO ITU TUNANGAN GUE! SIALAN"

Galang, aris dan beno menarik daksa sekuat tenaga. "Dak, sabar jangan emosi." Ucap mereka menahan tubuh daksa dibantu yang lain juga.

"GUE ENGGAK BISA SABAR! GUE BENCI COWOK-COWOK PUJI CEWEK GUE!" Marah daksa memberontak.

Lily membantu teman kelasnya yang lemas. "M-maafin aku." Ucap lily.

Daksa menatap tajam lily yang membantu pria itu. "LILY RENATA." Bentak daksa.

Lily menoleh ia langsung melepaskan tangannya dari teman kelasnya. "A-aku bisa jel------"

Daksa menarik kasar tangan lily ia menatap pria yang tidak berdaya itu. "Urusan kita belum selesai." Ucap daksa langsung pergi dari sana sambil menarik lily.

"A-aku bisa jelasin ini----"

"DIAM! GUE ENGGAK BUTUH PENJELASAN DARI LO." Bentak daksa mendorong lily masuk mobilnya.

Tubuh lily begetar ia takut daksa marah besar seperti ini. Menganggam erat dress yang ia gunakan. "Ya tuhan tolong aku." Batin lily takut.

Daksa mengandarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju apartemen nya yang tidak jauh dari sana, selama diperjalanan daksa diam menahan marah yang sebentar lagi keluar.

Daksa memberhentikan mobilnya ia turun menarik lily. Lily pasah mungkin ini akhir hidupnya yang miris. Daksa mendorong lily masuk apartemennya.

"Aku bisa jel----"

DAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang