pulang

7 2 0
                                    

~part 2~

Garen dan Grazio sampai di Mansion , mereka berdua disambut dengan hormat oleh para maid dan para bodyguar.

"Selamat datang , Tuan muda.."

Garen dan Grazio hanya mengangguk pelan sembari melewati mereka.

"Bang , gua mau pergi ke cafe Atrek ya! Mau kumpul sama temen.." ucap Grazio sebelum masuk ke dalam kamarnya

"Ya" jawab Garen singkat

Garen masuk kedalam kamar dan merebahkan dirinya di ranjang kesayangannya.

"Huh! Hari yang melelahkan.." lenguh Garen

Garen membuka jaket dan seragam yang ia kenakan , mengganti dengan pakaian yang santai .

"Kaki gua lumayan membaik setelah tadi di kasih salep.." ucap Garen menggoyangkan lututnya pelan

Laki laki itu berjalan melewati ranjang menuju balkon kamarnya . Bukan tanpa alasan , Garen merasa bosan jika hanya berdiam di dalam kamar . Lagi pula sudah lama dia tidak ke balkon , pikirnya .

"Gua selalu berharap , bisa bertemu dengannya kembali.." ucap Garen sambil menatap langit yang biru ke kuningan

Garen duduk di sofa sambil menyesap rokok ditangannya . Perlahan dia menghembuskan asap rokok , seperti sedang membuang beban pikirannya.

"Gua gak habis pikir , kenapa dulu gua bisa menyukai gadis seperti Alana? Apa gua waktu itu kena cinta monyet ya? Ish! Kagak kagak , masa iya?.."

"Ah , gila lama lama gua mikirin hal ini. Udahlah , lagian Alana mungkin sudah memiliki pasangan.." lanjutnya

Garen meminum coffe cappucinonya , matanya pokus pada langit yang indah.

"Jujur , gua bingung sama mama . Kenapa coba dia nyuruh buat gua punya pasangan? Aneh banget! .."

Garen kembali bermonolog.

"Papa bukannya bilangin mama , malah ngedukung! Emang gak ada yang ngerti perasaan gua , semuanya setuju pada ucapan mama.." Garen menyimpan cangkir ditangannya

Garen sibuk bergelut dengan pikirannya akhir akhir ini , bukan tanpa sebab. Nyonya Besar atau Mamanya selalu menanyakan perihal pasangan pada Garen. Padahal , Garen sudah mengatakan jika dirinya tidak ingin mencari pasangan sekarang dan rasanya terlalu cepat bagi Garen .

Namun , Mamanya selalu beralasan agar Garen tidak sendirian dan ada yang menemaninya. Entah apa yang Mama nya pikirkan , bahkan Garen bingung dengan pemikiran ibunya sendiri.

"Langit! Katakan pada ibuku , aku ingin menikah di usia ke- 28 tahun!.." tegas Garen membuang puntung rokok ke asbak

Garen mengambil ponselnya , disana ada nomor tak dikenal mengirim pesan padanya . Karna penasaran , Garen membuka pesan itu.

08******

P
Sv , anak sebelah
P
P
Woy! Bales
Gak bales gua tabok lo ya!
🗿emot batu

??

Akhirnya dibales juga
Gua Glen.
Sv ya no gua
Makasih.
👍

Y

Biadab sekali anak ini
Semoga anda kena kurma.
🗿typo , emot batu.

.

Serahlah lo 🐕
Pokoknya besok lo dateng
Keruangan OSIS sama MPK ditunggu

Cerita Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang