"Gue akan mundur dari peringkat pertama tahun ini."
Bella terdiam. Fokusnya terhadap kata demi kata yang tertulis pada novel hilang seketika.
Keadaan ruangan itu menjadi hening sejenak, karena Delvin memberikan Bella waktu untuk memikirkan tawaran menariknya itu.
"Gue akan mundur, kalau Lo terima tawaran Gue gantiin posisi Navarro. Gue akan buat Lo menjauh dari Navarro sebelum hal buruk terjadi."
"Omong kosong." Respon Bella tanpa berniat melepaskan pandangan dari novel.
"Bell, Gue ga akan ikut campur urusan orang lain selama orang itu ga berhubungan dengan Navarro. Gue ga akan biarin Navarro hancurin hidup orang lagi."
"Gue tau Lo mau dapatin college scholarship di Australia itu dan Gue ga akan tinggal diam lihat Navarro jadi penghambat cita-cita Lo. Gue janji, tawaran Gue ini ga akan merugikan Lo, Bella."
Tentu saja tawaran itu sangat menguntungkan bagi Bella dengan Delvin harus melepaskan kesempatan scholarship yang selama ini Pemuda itu kejar juga. Karena college scholarship di Australia itu berlaku hanya untuk peraih peringkat pertama pada tahun ketiga high school.
Sehingga penawaran Delvin kali ini membuat Bella tertarik. Bella meletakkan novel itu kembali di atas pangkuanya, lalu seluruh perhatiannya kini tertuju pada Delvin.
"Gue harus lakuin apa? Gue tau dibalik tawaran yang merugikan Lo ini ada syarat yang pastinya akan ganggu waktu Gue."
Bella menyetujui tawaran Delvin membuat Pemuda berlesung pipi itu tersenyum tipis.
"Cukup mudah dan mungkin akan ganggu waktu Lo sedikit."
Delvin menatap Bella yang mengerjapkan kedua matanya. Sepertinya, efek dari obat yang Gadis Anti-sosial itu konsumsi tadi kini mulai bereaksi.
Bella memutuskan pandangannya dari Delvin, mencoba menahan kedua matanya untuk tetap terbuka karena Ia harus mencermati persyaratan dari tawaran menarik Delvin itu.
"Pertama, Lo harus balas pesan Gue."
Bella menundukkan kepala dengan kedua mata yang sepenuhnya terpejam, tetapi kesadaranya masih terjaga.
"Kedua, Lo harus gunain waktu istirahat untuk sarapan di kantin. Bukan ngurung diri di perpus bareng buku tebal Lo itu yang bikin sakit mata." Delvin yang memiliki otak di atas rata-rata saja bergidik ngeri membayangkan buku tebal Bella, karena cara belajar Delvin berbeda dengan Bella yang suka membaca. Audio-Visual adalah cara belajar Delvin.
Bella menggelengkan kepala tak setuju dengan persyaratan kedua Delvin.
"Okay, persyaratan kedua Gue ubah. Setiap waktu istirahat Gue akan samperin Lo ke perpus bawain Lo sarapan."
Dengan cepat Bella kembali menggelengkan kepala.
"Gue ga setuju kehidupan Gue diatur." Tutur Bella dengan mata yang terbuka sedikit mengarah pada sandal boneka berwarna pink yang digunakannya.
"Gue ga akan atur kehidupan Lo, Bell. Tapi untuk makan, Gue mestinya perlu ikut campur karna Lo kelihatan ga peduli sama asupan tubuh 4 sehat 5 sempurna." Jelas Delvin menatap tubuh Bella yang kurang berisi dan tidak seimbang dengan tingginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝗢𝗣𝗘𝗡 𝗔𝗥𝗠𝗦
Teen FictionWarning Geenflag Area...! Awal mula, 𝘼𝙧𝙨𝙚𝙣𝙞𝙤 𝘿𝙚𝙡𝙫𝙞𝙣 𝙂𝙞𝙗𝙨𝙤𝙣 hanya ingin menjauhkan Bella dari seseorang yang Delvin sangat benci. Akan tetapi, Delvin malah terperangkap ke dalam pesona 𝘼𝙣𝙣𝙖 𝙍𝙤𝙨𝙚𝙗𝙚𝙡𝙡𝙖 - '𝘚𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘪...