09. First Agreement.

101 12 0
                                    

Delvin memandangi pintu masuk kantin. Sesuai perjanjian semalam yang telah disepakati kedua belah pihak, Delvin menunggu kedatangan Bella yang dikiranya tidak akan masuk sekolah karena semalam Gadis itu demam tinggi.

Sejenak__ Ah! Lebih tepatnya beberapa jam yang lalu Delvin melupakan sosok Anna Rosebella yang penuh akan keambisiusan.

Karena sejak Delvin keluar dari apartment Bella semalam, Ia berasumsi bahwa Gadis itu tak akan masuk sekolah. Namun ternyata, asumsi itu salah.

Nyatanya saat Delvin memasuki kelas langkahnya terhenti di ambang pintu ketika menemukan sosok Bella pada tempat duduknya, lagi dan lagi bersama buku tebalnya.

Tetapi syukurlah, Bella terlihat sudah membaik.

Sambil menikmati menu sarapan favorite-nya yaitu roti bakar coklat dan susu full cream Delvin terlihat memandangi pintu masuk kantin, sedangkan Siswa berkaca mata yang duduk di hadapan Delvin yakni Gabriel terlihat fokus menyantap sarapannya.

Beberapa Siswa dan Siswi terlihat memasuki kantin. Dengan beberapa Siswi terlihat salah tingkah karena mengira tengah dipandangi oleh Delvin.

Bukanya menemukan sosok Bella, Delvin malah bertemu tatap dengan Nagian serta Magara yang baru saja memasuki kantin.

"Delv! Lo tega banget ngilang ga ada kabar! Gue nungguin Lo sampai jam 00.00! Mana Iel cabut duluan, Gue jadi susah sendiri ngurusin Nagian acha acha!" Omel Gara setibanya di meja setelah memesan sarapan. Ia meninggalkan Nagi yang terlihat masih bingung akan memesan apa.

"Sorry, Gue ketiduran." Ungkap Delvin ada benarnya dan ada bohongnya.

Benarnya... sepulangnya dari Apartment Bella Ia memang benar-benar ketiduran.

Bohongnya... Walaupun Delvin telah membuat janji bersama teman-temannya bahwa malam itu mereka akan bermain di club seperti biasa, tetapi kendaraan Delvin malah menuntun Pemuda itu menuju tempat tinggal Bella.

Jadi siapa yang harus disalahkan?

Delvin?

Atau motornya?

"Semalam Abang si Elon samperin kita. Dia mau ketemu Lo, Delv." Cerita Nagi setibanya di meja. Nagian duduk di sebelah Delvin, sedangkan Gara duduk di samping Gabriel.

"Main ngadu Elon Musk." Kesal Gabriel yang semalam lebih dahulu pulang sehingga Ia tak mengetahui kabar tersebut.

"Delv, Lo tau kan Abangnya Elon gimana? Gue khawatir dia ngeroyokin Lo. Lo jangan mau ya ketemu dia."

Nagi menggeplak punggung Gara membuat pemuda bergaya rambut buzz-cut itu menggerakan tanganya seperti mencakar wajah Nagi. Kekesalanya terhadap Nagi belum hilang, karena kejadian semalam benar-benar membuat Gara kewalahan mengurusi Nagian versi drunk.

"Chill Bro! Delvin bisa selesaiin." Nagi menepuk-nepuk pundak Delvin.

"Abang si Elon Musk itu siapa sampe Lo setakut itu lihat Delvin ketemu Dia?" Tanya Gabriel pada Gara.

"Dia ketua Gravin, namanya Gerry. Dia alumni sini tiga tahun lalu. Gravin awalnya cuma geng berandal Venus, tapi geng itu berkembang jadi berandal luar sekolah." Cerita Gara dengan suara rendah agar tak terdengar siapa pun selain mereka berempat.

Gabriel menganggukkan kepala, lalu menjauhkan kepalanya dari Gara.

"Navarro dulu anggota Gravin. Ketua Gravin Gerry, anggota kedua Gravin Rafael, ketiga Aaron, keempat Vincent, kelima Iquel, dan terakhir Navarro." Jelas Gara.

"Anjir! Lo tau darimana?!" Terkejut Nagi, pasalnya selama Ia menjadi berandal Ia hanya beberapa kali mendengar Geng Gravin itu. Nagi hanya tahu ketua Geng tersebut dan Navarro yang merupakan Kakak Delvin.

𝗢𝗣𝗘𝗡 𝗔𝗥𝗠𝗦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang