PROLOG

179 27 0
                                    

07.30 P.M.
Gibson Bar & Resto

Melihatnya bisa tersenyum lagi, Arsenio Delvin Gibson semakin membencinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihatnya bisa tersenyum lagi, Arsenio Delvin Gibson semakin membencinya. Seakan Api yang diberi minyak, amarah Delvin berkobar. Sehingga Delvin berakhir menempati salah satu meja pada Gibson Bar & Resto untuk mengetahui siapa yang telah mengembalikan senyum itu lagi.

"Maaf, Tuan Delvin. Pak Arsen melarang kami menyajikan alcohol untuk Tuan Delvin." Tutur Seorang Pelayan laki-laki itu sesuai arahan Si pemilik Gibson Bar & Resto. Mereka dilarang melayani pengunjung dibawah umur 21 tahun.

"Lychee Mojito sebagai pengganti Wine pesanan Tuan Delvin."

"Terima kasih."

Pelayan itu bernafas lega lalu pamit dari hadapan Delvin. Ia kira Delvin akan keras kepala, ternyata pemuda tampan itu cukup menurut.

Sambil menyeruput minuman untuk meredakan gejolak amarahnya akibat seutas senyuman itu, Delvin mengikuti kemana arah pandangan orang yang dibencinya itu.

Pandangan Delvin kini mengarah kepada panggung berukuran sedang yang merupakan tempat sumber music yang mengisi suasana Gibson Bar & Resto.

Delvin tersenyum miring ketika menemukan pelaku yang telah membuat orang yang ia benci tersenyum lagi.

Namun, semakin Delvin memperhatikan Pelaku itu, kedua alis Delvin juga semakin tertarik ke dalam. Ia seperti mengenali Pelaku itu.

"Bella?"

Uh, Delvin tidak menyangka sumber kebahagiaan orang yang ia benci adalah teman kelasnya sendiri.

Kini dipikiran Delvin tertuang berbagai macam pertanyaan. Bagaimana bisa orang yang ia benci mengenali Bella? Sejak kapan mereka dekat? Dan bagaimana bisa Anna Rosebella, seorang Gadis gila belajar dan anti-sosial itu kini berada di atas panggung?

Sejenak Delvin melupakan sosok yang ia benci. Perhatiannya jatuh sepenuhnya kepada teman kelasnya yang berpenampillan sangat berbeda.

Delvin memandangi Bella dari atas hingga ujung kaki Gadis itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝗢𝗣𝗘𝗡 𝗔𝗥𝗠𝗦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang