Part 16 : Perubahan

12 7 0
                                    

"Tidak semua yang ingin menjatuhkanmu selalu menang. Karena kamu juga bisa menang dan membuat mereka malu"

Setiap pagi, sebelum memulai pelajaran selalu ada literasi. Akan ada nama yang dipanggil untuk maju ke depan dan menceritakan kisah inspirasi boleh ambil dari Google atau berdasarkan pengalaman pribadi. Hari ini adalah jadwal Gita, ia menceritakan kisah inspirasi tentang pantang menyerah.

"Gita, silahkan kamu bertanya atau minta pendapat ke teman kelas" kata wali kelas Shireen

"Saya mau nanya ke Shireen" Kata Gita cengengesan

Shireen memandang Gita ketus. Dan Gita hanya tertawa di depan.

"Baik, silahkan mulai pertanyaannya" Kata wali kelas Shireen

"Shireen, pernah ga sih kamu gagal tapi kamu ga nyerah demi dapatin apa yang kamu mau, kalau ada boleh ceritain?" Tanya Gita

"Iya. Saya pernah. Tapi ini soal gitar. Saya dulu pengen banget bisa main gitar biar beda dari cewe yang lain. Tapi waktu pertama belajar, jari saya sakit lecet karena senarnya tajam bahkan pernah putus. Tapi karena saya pengen, saya belajar terus dan lama kelamaan saya bisa dan jarinya udah ga kerasa sakit lagi tiap main gitar" Kata Shireen

"Wah bagus sekali, saya aja ga bisa susah banget belajar apalagi senarnya bikin sakit ya Ren" Kata wali kelas Shireen

Shireen hanya tersenyum. Dia muak sekali dengan wali kelas yang mendadak jadi baik dan sok akrab padahal dulu dia menyudutkan Shireen.

"Oh ya, saya mau nanya. Kemarin kalian praktek nyanyi kan? Siapa yang dapat nilai tertinggi dari Pak Ferdi?" Tanya wali kelas Shireen

"SHIREEN SAMA GITA BU" ucap sekelas

"Shireen?" Tanya wali kelas nya"Ya sudah Shireen, silahkan maju. Saya mau denger" Kata wali kelas Shireen

Shireen pun maju. Dan seperti biasa, teman-temannya selalu ikut bernyanyi. Shireen pandai membawakan lagu. Siapapun yang mendengarnya bisa ikut hanyut dalam suasana yang ia bawakan.

"Bagus Shireen, ini lagu kesukaan saya. Biasanya orang yang pinter ngaji bernada kalau nyanyi juga pasti bagus" Kata Wali kelas Shireen

"Hehe iya bu terimakasih" Kata Shireen

Pelajaran pun dimulai. Shireen dan teman-temannya mengikuti pelajaran dengan fokus. Ia tak bisa lagi bermain-main karena sudah dipasang CCTV.

"Eh guys, nanti pelajaran terakhir pelajaran Bu Sarah kan ya?" Tanya Shireen

"Iya nih, pasti jamkos kan kita udah siap ujian" Kata Sherina

"Iya ya biasanya selalu jamkos" Kata Felicia

"Gimana kalau kita rebahan di musholla? Sekalian nunggu azan Dzuhur" Kata Sherina

"Boleh" Kata Shireen

"Terus gue sama Hellen gimana? Emang boleh kami ikut kesitu? Kan kami beda agama" Kata Gita

"Kita di teras aja jangan masuk haha" Kata Sherina

Mereka pun pergi ke teras musholla. Dan menikmati angin sepoi-sepoi, bukan hanya circle mereka, ada juga circle lain yang termasuk anak kelas Shireen yang berada di musholla juga karena banyak kipas jadi nyaman. Namun beberapa menit kemudian...

"We, cepet balik ke kelas, ada Bu Sarah. Nanti kita dibikin cabut" Kata Tiara

"HAH? CABUT? IH BIASANYA KAN JAMKOS" Kata Felicia

"Iya we serius coba buka WA" kata Tiara

Mereka pun segera membuka HP masing-masing dan melotot melihat isi pesan yang ada di grup kelas mereka.

HIDDEN FEELINGS [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang