"Na...."
Reno memegang kepalanya yang tiba-tiba saja sakit setelah sekelebat ingatan muncul di dalam pikirannya. Entah siapa bayi yang muncul dalam pikirannya, tapi hal ini jelas sangat mengganggu.
Semuanya berawal ketika Jay pulang ke rumah dengan membawa bayi dalam gendongannya. Entah bagaimana seorang pria seperti Jay bisa dititipi bayi mungil cantik itu, Reno tak ingin ikut campur. Yang pasti, hampir semua orang di komplek perumahan ini tahu bahwa Chandra mengurus adik-adiknya dengan baik tanpa bantuan orang tua sekalipun.
"Ren, Evelyn pengen dipangku sama lo tuh," celetuk Jay melihat bayi cantik bernama Evelyn itu yang terus berusaha menarik perhatian Reno. Sedangkan pemuda itu bertukar pandangan sejenak dengan sang bayi.
"B-bu, Ibu."
Telinga Reno berdengung tiba-tiba, kepalanya kembali sakit. Namun, mendengar rengekan dari si bayi membuat Reno berusaha menahan rasa sakitnya untuk membawa Evelyn ke pangkuannya. Seruan bahagia langsung terlontar dari bibir mungilnya, buat Reno ikut tersenyum.
"Kalau sakit mending gak usah maksain, disini masih banyak orang," celetuk Ervin yang sedang terpaku pada ponsel dalam genggamannya.
"Iri, ya, gak bisa gendong bayinya," sindir Reno yang langsung membuat Ervin mendelik ke arahnya, "Apa-apaan? Gue cuma gak sengaja liat lo megang kepala mulu ya dari tadi," elaknya dengan nada sedikit tinggi.
"Ssstt! Bayinya mau tidur ini," bisik Reno setelah melihat tatapan sayu si bayi. Kemudian pemuda itu berdiri dan sedikit mengayun-ayunkan tubuhnya serta mengelus punggung Evelyn. Dan tak lama kemudian, bayi cantik itu tertidur lelap dalam gendongan Reno.
"Wih, cocok nih jadi babysitter."
"Sus Elly, Ino, Ibu!"
Tubuh Reno tiba-tiba saja tak seimbang dan hampir terjatuh, hal itu membuat Evelyn terbangun dan menangis. Sepertinya Ervin benar, Jay tak bisa membiarkan Reno membantunya mengasuh Evelyn.
"Mending lo istirahat aja, Evelyn biar sama gue," ucap Jay sambil mengambil alih tubuh Evelyn ke pangkuannya. Reno sedikit tak rela sebenarnya, namun rasa sakit di kepalanya yang semakin menjalar membuatnya mengangguk dan segera pergi ke kamarnya.
Sebelum pergi, Reno menatap sedikit ke arah Ervin yang masih sibuk dengan dunianya sendiri. Entah mengapa, wajahnya sedikit familiar. Namun Reno sama sekali tak bisa mengingat apapun mengenai adik yang hanya berbeda beberapa bulan dengannya ini.
"Namanya Ervin? Wah, ganteng ya."
Kepala Reno semakin pusing, bahkan tubuhnya hampir terjatuh lagi. Ervin mengangkat pandangannya ke arah Reno yang terlihat kesakitan dan berinisiatif untuk membantunya, "Udah tau sakit, malah bengong disini bukannya ke kamar langsung."
Reno tak menjawab apapun, ia hanya diam selama berjalan ke kamarnya. Reno lelah, tapi hal itu terus terjadi tanpa aba-aba dan tanpa ia duga. Di atas ranjangnya, Reno memanggil Ervin yang hendak kembali pergi, "Vin."
Ervin menoleh dan hanya diam menunggu Reno melanjutkan ucapannya, "Apa kita pernah ketemu sebelumnya? Atau, pernah kenal?" tanya Reno pelan.
Ervin berpikir sejenak sebelum akhirnya ia berkata, "Hm, cuma pas tan—eh, bunda dateng sama Kak Chandra yang kenalin lo ke kita. Selebihnya, gak tau, gue gak inget banyak tentang masa kecil."
"Kenapa emang?"
Reno menggeleng pelan, nafasnya yang terengah-engah diaturnya perlahan-lahan, "Yaudah, lo fokus istirahat aja, gak usah mikir yang aneh-aneh." Setelahnya Ervin pun benar-benar pergi dari kamar Reno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Reno [New Version]
Teen FictionTak ada yang menginginkan kelahiran kecuali atas takdir yang telah ditentukan Yang Maha Kuasa dan orang tua yang telah merencanakan kelahiran sang anak. Direncanakan? Reno tak yakin kelahirannya memang telah direncanakan kedua orang tuanya atau tid...