"Ma, ayolah! Kasian Reno, biarin dia pulang, Mama tega biarin dia tinggal dijalanan gitu aja setelah semua kebaikan Mama ke dia?" Beberapa jam setelah Reno benar-benar angkat kaki dari rumah keluarga Achiel, Chandra ternyata belum benar-benar rela, pria itu mengusahakan semuanya agar dapat mengembalikan Reno.
Walaupun hal itu mustahil, karena Catherine dengan tegas menolak, "Nggak, Chandra, kamu harus hargain dia! Lagian, kamu kira Mama tuh kayak Mama tiri di dongeng, apa? Gila, kamu." Lalu setelahnya wanita itu pergi dari hadapan anak sulungnya.
Namun Chandra tak semudah itu menyerah, ia menyusul wanita itu dan masih tetap berusaha membujuknya, "Terus yang terjadi barusan apa kalau Mama nyatanya emang mirip? Please, Ma! Aku gak bisa."
"Barusan? Kejadiannya udah hampir setengah hari kamu bilang itu barusan? Astaga. Lagian, Mama gak bener-bener telantarin anak kesayangan Mama lah, dia punya rumah sendiri, dikasih fasilitas bagus, uang saku ngalir walaupun jadi anak rebahan," jelas
"Iya, anak kesayangan Mama cuma Kak Reno doang," cibir Abi yang memang sedang duduk anak tangga terakhir.
"Astaga, kamu ngapain duduk di tangga, kalau masih ada sofa yang layak kamu dudukin?" omel Catherine yang mengalihkan topik. Entah sengaja atau justru tanpa sengaja. Sedangkan yang diomeli justru merengut kesal.
"Sedikit wajar sih, Abin tiba-tiba begini semenjak ditinggal Reno, kalau aja Reno disini, Abin gak bakal berani karena udah pasti dia diomelin mulu," sahut Chandra yang sengaja membahas Reno. Dan raut kesal Abi semakin jelas terlihat kala pandangannya ia angkat dan menatap kakak sulung. Namun, yang melontarkan kemarahannya justru adiknya yang lain, yang secara kebetulan mendengar obrolan mereka.
"Reno, Reno, Reno terus! Gak bisa apa ya, lupain dia sementara waktu? Emang dirumah ini cuma kalian sama Reno yang hidup? Berisik banget sih," sungut Ervin menatap Chandra dengan tatapan tak biasa.
Ketiganya jelas terkejut dengan kekesalan yang diungkapkan Ervin. Bahkan keadaan masih hening karena keterkejutan mereka. Dan untuk alasan lain, karena Ervin sendiri bukan tipikal orang yang sering mengungkapkan amarahnya. Dan setelah selang beberapa menit, Catherine akhirnya memecah keheningan tersebut, "Mama minta maaf ya sama kalian, Mama cuma mikirin perasaan Reno sama traumanya, Mama juga gak ngomong apa-apa soal perjanjian Mama, Papa sama Reno."
Chandra lantas memandang wanita itu dengan pandangan rasa bersalah, serta Abi yang tak mampu berkata-kata lagi pun hanya bisa memandang keduanya dengan tatapan bingung.
"Ma, Mama gak harus nyalahin diri sendiri, Mama sendiri yang bilang kalo semua keputusan itu ada ditangan Reno sepenuhnya, jadi ini bukan salah Mama dong," ucap Chandra menungkapkan ketidaksetujuannya, yang setelahnya langsung memandang Ervin dengan tatapan kesalnya. Sedangkan yang ditatap masih dengan wajah datar tak berdosanya.
Wanita yang berstatus sebagai seorang ibu itu hanya tersenyum seraya mengusap kepala si sulung dan kembali berbicara, "Udah gapapa, Mama mau masak buat makan malam dulu, ya." Dan langsung pergi begitu saja melewati ketiga anaknya.
Setelah disana hanya tersisa tiga orang, Chandra menatap Ervin beserta amarah yang dipendamnya, "Lo apa-apaan sih? Bangga lo bisa nyakitin perasaan orang tua lo sendiri?" Si bungsu yang masih berada ditengah-tengah mereka langsung bergidik samar dan segera pergi ke kamarnya, merasa jika perdebatan akan terjadi. Rautnya terlihat ketakutan.
Sedangkan Ervin sama sekali tak terkejut dengan suara Chandra yang semakin meninggi, pemuda itu justru berdecih, "Lo juga harusnya tau kalau orang tua itu udah nyakitin gue sama Kak Jay lebih dulu," ketusnya.
Chandra semakin naik pitam, bukannya merasa bersalah dengan kelakuannya tadi, Ervin justru membuka kembali cerita masa lalu dan merasa tersakiti sendiri, "Itu cuma masa lalu, Vin! Lo liat keadaannya sekarang! Apa Tante lo pernah nyakitin lo? Pernah ngebeda-bedain lo sama anak kandungnya? Orang tua gue udah baik nampung lo semua, dan lo durhaka banget ngomong gitu ke Mama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Reno [New Version]
Fiksi RemajaTak ada yang menginginkan kelahiran kecuali atas takdir yang telah ditentukan Yang Maha Kuasa dan orang tua yang telah merencanakan kelahiran sang anak. Direncanakan? Reno tak yakin kelahirannya memang telah direncanakan kedua orang tuanya atau tid...