Kali ini tentang 'triplets', walaupun di keluarga ini, atau kita panggil keluarga Achiel ini, julukan si kembar bukan hanya kepada Rey, Reno dan Ervin, tetapi juga ditujukan kepada Dafa dan Raihan. Karena usia mereka yang memang sebaya. Mereka hanya berselisih beberapa bulan dengan satu sama lainnya.
Dan nama 'Achiel' sejujurnya tidak menjadi nama marga bagi keluarga tersebut. Hanya Chandra serta ayahnya, John Achiel yang memakai nama tersebut sebagai nama belakangnya.
Chandra pernah bertanya, mengapa hanya dirinya yang memakai nama belakang ayahnya, sedangkan adik-adiknya tidak. Dan jawaban dari kedua orang tuanya justru mengejutkan, "Gak ada nama belakang yang terpikirkan yang cocok buat kamu, yaudah pake nama Achiel aja."
Keluarganya semengejutkan itu, termasuk tingkah triplets yang setiap hari hampir tidak pernah akur. Entah Rey yang sengaja menggoda Reno, Ervin yang terlalu hiperbola dalam hal apapun, atau bahkan Reno yang kelewat datar setiap kali saudaranya sedang dalam keadaan serius.
"Reno, tolongin gue!"
"Rey, ada yang teriak, siapa ya?" Reno dan Rey saling bertatapan dengan raut wajah takut. Ervin yang melihatnya pun menggeram kesal, "Serius! Muka gue keliatan hiperbola, gitu?"
"Lah, kok ngamuk."
Karena malas dengan tingkah saudaranya, Ervin pun pergi ke kamarnya, mengabaikan tatapan heran dari dua saudaranya. Dan saat melihat keseriusan dari amarah Ervin, membuat Reno mencengkeram rambutnya sambil menundukkan kepalanya.
Rey ingin menolong, tapi ada telepon dan spam chat dari seseorang yang membuatnya mau tak mau harus mengangkat teleponnya. Semuanya terjadi begitu saja dan secara bersamaan. Triplets itu berpisah pada aktivitasnya masing-masing.
Sialnya rumah memang sedang sepi, hanya ada ketiganya disini. Rasa sakit yang semakin menjalar itu tak kunjung berhenti, namun Reno memaksakan diri untuk bangun dari duduknya dan pergi ke kamarnya.
Tepat di depan ranjangnya, Reno pingsan dan terjatuh dengan suara yang cukup keras. Ervin yang memang kamarnya bersebelahan dengan Reno pun mendengarnya, namun entah kenapa ia tak ingin mencari tahu mengenai apa dibalik suara kencang itu.
Dan disisi lain, setelah pembicaraannya ditelepon telah selesai, Rey termangu ditempatnya dengan wajah yang pucat pasi. Rey tak berniat beranjak dari tempatnya sekarang, pikirannya yang bercabang itu sibuk berspekulasi tentang apa yang di dengarnya saat ditelepon tadi.
***
"Triplets mana?"
"Woi twins, kalian duluan yang nyampe rumah, kan? Triplets mana?" Dafa dan Raihan yang ditanya begitu pun saling berpandangan sejenak.
"Kita nyampe aja gak ada siapa-siapa disini. Tapi siapa tau ada di kamarnya masing-masing, cek aja," sahut Raihan yang kembali pada aktivitasnya.
"Ya udah, bentar lagi makan malem jadi, langsung ke sana aja, gak usah nunggu disuruh dulu." Kedua adiknya itu hanya mengangguk, kemudian Jay pun berjalan ke lantai atas untuk pergi ke kamar ketiga adik tertuanya.
Kamar pertama Ervin, dari ketukan pertama sudah mulai terdengar derap langkah kaki, Ervin langsung meresponnya walau tak mengeluarkan sepatah katapun, "Ke bawah, makan, jangan males." Dan ternyata Ervin menurut.
Target kedua, kamar Rey. Walaupun disamping kamar Ervin itu kamar Reno, entah kenapa Jay memilih untuk membujuk Reno terakhir saja. Ketukan pertama, hanya terdengar erangan malas dari sang empu kamar.
Jay mencoba kembali mengetuk pintu kayu tersebut, "Gue dikamar aja deh kak, males ke bawah," teriak Rey. Tolakan langsung dilontarkan Jay, ia tak bisa membiarkan adiknya makan dikamar. Namun hal itu membuat Rey kembali malas untuk makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Reno [New Version]
Teen FictionTak ada yang menginginkan kelahiran kecuali atas takdir yang telah ditentukan Yang Maha Kuasa dan orang tua yang telah merencanakan kelahiran sang anak. Direncanakan? Reno tak yakin kelahirannya memang telah direncanakan kedua orang tuanya atau tid...