8

13 2 0
                                    

HAPPY READING 📖💚
.
.
.
.
.

Kini mereka sudah berada di kamar milik Sera. Seperti biasa yang ia lakukan, Arin berlari dan melompat ke atas kasur untuk memposisikan tidurnya agar nyaman.

"Udah gw bilang berapa kali? jangan lompat kaya gitu kalau mau rebahan, lo mau salah lompat terus jatuh?" protes Sera.

"Hehe, sorry" jawabnya, Arin.

'Hm, balas Sera dengan deheman.

.................

Berjam jam telah mereka lalui, tak ada kegiatan yang menarik diantaranya. Mereka hanya menghabiskan waktu dengan gadget masing masing sembari tiduran.

"Ser, lo bosen gasih?" tanya Arin memecah keheningan.

"Heem, bosen banget gw. Turun yok kebawah, siapa tau bisa nimbrung sama yang lain" ajaknya.

"Yaudah ayok" jawab Arin sembari ia bangun dari posisi rebahnya.

Sera pun ikut bangkit berdiri dan mendahului jalan menuju keruang keluarga yang ada dibawah.

Saat ditangga, Sera tak sengaja tersandung kakinya sendiri dan hampir jatuh menggelinding. Untungnya ada seseorang yang menangkapnya.

Seorang laki-laki yang memiliki aroma parfum yang segar dengan sedikit sentuhan dari aroma kayu, terlihat dari matanya yang berwarna biru terang namun enak dipandang, serta kulit putihnya yang terlihat halus.

Seketika Sera tersadar dari lamunannya yang sedang menatap laki laki itu. "Ah sorry sorry, makasih ya" ucapnya sambil salah tingkah.

Laki-laki itu hanya tersenyum menandakan 'iya'. Sera pun bergegas menarik tangan Arin dan kembali melanjutkan jalannya menuruni tangga dengan sedikit berlari.

'Tai, malu banget gw cok. Bisa-bisanya gue jatuh di tangannya Abian.' gerutu Sera dalam hatinya.

'haha lucu' batin lelaki itu melihat sosok Sera yang perlahan berjalan menjauh.

♡♡♡♡

Sesampainya mereka berdua di ruang keluarga. Melihat kedua abangnya tak fokus, Serapun memiliki ide jahil untuk mengagetkan keduanya.

*DORR

kejut Sera pada kedua abangnya.

"BANGSAT!" kaget keduanya.

"Adek durhaka, bisa bisanya ngagetin abangnya" ucap Vando dengan pelaku yang hanya menaggapinya cengar cengir.

"Udah lah Van, biarin aja. Masih kecil, jadi maklumin aja" sahut seseorang dari arah belakang Sera. Ia berkata sembari berjalan mendekat ke samping Sera, dan mengacak acak rambut sera sebelum ia akan duduk di sofa.

Sera yang mendapatkan perlakuan mendadak itu seketika shock, "eh-eh.. DIHH SIAPA YANG LO MAKSUD KECIL HAH??" protesnya setelah shock beberapa detik.

"Lo" jawab lelaki itu sembari mendudukkan pantatnya di sofa.

"eghm, gaiss kalian denger sesuatu gasihh??" sindir arin.

"aduh, apa yahh?? disini ada kita bertiga doang kan ya?" sambung angga.

"DIHH?? KALIAN TULI APA GIMANA SIH? ORANG DISINI ADA LIMA ORANG KOKK!" protes sera karna tak terima tak dianggap.

"Eh, kalian denger ada yang ngomong gak sih?" ucap angga semakin menggoda sera. "aduh, gue gak denger apa apa sihh, ih jangan jangan mansion lo berhantu" lanjut arin sambil berlagak ngeri.

Ekspresi sera sudah mulai berubah seperti akan menangis karena kejahilan dari angga dan arin. Dan... pecah sudah tangisan sera.

"Eh eh, jangan nangis dong ser... bercanda doang kitaaa" ucap arin panik melihat sera yang menangis.

"Untung gue gak ikut ikut" ucap vando sambil menertawai angga dan arin yang panik.

Abian, laki-laki yang sedari tadi diam saja sambil bermain handphone. Kini menarik sera kedalam pangkuannya dan memeluknya. Menenangkan sera dengan sabar.

"shh, cup cup. Udah gue bilang, lo tuh masih kecil" ucapnya sembari menepuk pelan kepala sera yang tertunduk di dadanya.

Yang lain hanya bisa menatap cengo ke arah sera dan abian karna perlakuan abian terhadap sera. Setelah beberapa menit, sepertinya sera tertidur di dada Abian dengan menyisakan isakan isakan kecil.

"Sera tidur?" tanya vando.

"He'em" jawab abian sembari mengelus pucuk kepala sera dengan tangan satunya yang sibuk berkutat dengan handphone.

"AWWWW CIEEEE, LUCU BANGET SIH KALIAN BERDUAAA" seru arin bersemangat melihat interaksi abian dan sera.

Abian menatap sengit arin yang menurutnya berisik dan akan mengganggu tidur sera. Arin yang merasa ditatap tak enak pun langsung diam dan lebih memilih untuk duduk di sofa sembari memainkan handphone nya.

♡♡♡♡

Lama sudah waktu yang dihabiskan mereka di tempat itu untuk sekedar berbincang sembari bercanda kecil. Suara mereka terdengar sampai kamar gadis yang tak lain adalah Sera.

Ia dipindahkan kekamar sejak setengah jam yang lalu? lama sekali ia tertidur, mungkin dia memang kelelahan.

'eunghh. lenguhan kecil terdengar dari gadis itu yang akan bangun dari tidurnya.

Sera membuka matanya perlahan untuk menyesuaikan cahaya yang akan menerpa pengelihatannya. Ia terkejut seketika ketika ada seorang lelaki yang tertidur di sampingnya dengan posisi duduk menyandarkan kepalanya ke sandaran kasur.

"WANJINGG!!" teriak sera terkejut dengan apa yang dilihat. Dengan gegabah dan panik, ia melihat ke arah badannya yang sudah berganti dari seragam yang ia kenakan tadi menjadi baju tidur.

"Udah bangun?" ucap abian yang terbangun dari tidurnya dengan suara berat khas laki-laki yang baru bangun dari tidur.

"u-udah,, lo?" ucap sera sembari menunjuk abian dan pakaiannya berkali-kali.

"Ohh, tadi arin yang gantiin baju lo."

"Gue juga yang tadi angkat lo kesini, kasian kalo lo tidur di dada gue terus" jawannya sekali lagi santai melihat wajah sera yang seperti penuh pertanyaan.

"O-Ouhhh, by the way jam berapa sekarang?" tanya sera.

"Sekitar jam 7 malam, mungkin?"

"HAH ANJIR, BERAPA JAM GUE TIDUR COK?" kaget sera

Yang ditanya hanya mengangkat bahunya sembari mengambil handphone dan memainkannya.

"Ah anying lah" ucapnya sambil kembali merebahkan dirinya dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut dan bermain handphone.

Abian terkekeh kecil melihat tingkah sera, "Dah ya cil, gue turun dulu" ucapnya sambil mengacak-acakkan rambut sera dan berdiri dan kasur menuju pintu.

"Habis ini turun, makan malam." lanjutnya sambil menutup pintu.
.
.
.
.
.
.
.
ditulis: 9 Mei 2024
dipublish: 9 Mei 2024

Sera TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang