Bab 6 : 1st Month

14.5K 765 1
                                    

Bulan pertama Audrey dan Dyo menikah. Mereka hanya tinggal berdua tanpa satupun seorang asisten rumah tangga. Mereka menganggap bahwa kehadiran asisten rumah tangga akan membuat rahasia mereka terbongkar. Mereka juga mulai menyesuaikan diri dengan keluarga masing-masing. Audrey harus menyesuaikan diri dengan tradisi keluarga Dyo yang selalu mengadakan pertemuan keluarga di hari minggu, sedangkan Dyo harus menyesuaikan diri dengan tradisi keluarga Audrey yang selalu dinner bersama setiap hari sabtu. Semenjak menikah, mereka tidak lagi memiliki waktu weekend.
"Drey?" Dyo menghampiri Audrey yang sedang sibuk dengan morning sickness nya. Audrey tidak menjawab panggilan Dyo. Pagi itu mereka berencana menuju rumah orang tua Dyo untuk menghadiri pertemuan keluarga.
"lo lebih baik istirahat, biar gue yang ke rumah Mama. Oke?" Dyo berkata lembut sambil mengusap punggung Audrey. Audrey menggeleng sambil menutup mulutnya.
"gue ga enak sama Mama, kemarin Mama hubungi gue berkali-kali. Everything's okay Dyo. Lo ga perlu khawatir" Audrey mengusap lengan atas Dyo dan beranjak menuju kamar untuk bersiap. Audrey terpaku di hadapan cermin. Audrey benci dengan wajahnya yang selalu pucat. Audrey segera berganti pakaian dan meraih tas serta flat shoes nya.
"let's go" Audrey menghampiri Dyo yang masih menonton tv di ruang tengah. Dyo melirik Audrey yang sudah tampak lebih baik. Dyo segera mematikan tv dan mengikuti Audrey ke garasi.
Mereka akhirnya berangkat menuju rumah Dyo. Sepanjang perjalanan, Dyo asik berbincang dengan Rachel di telepon. Ya, mereka masih menjalin hubungan. Audrey merasa lega dengan ini. Dyo mengatakan pada Rachel bahwa Audrey tidak mempermasalahkan hubungan mereka walaupun dirinya telah menikah dengan Dyo. Sedangkan Audrey sibuk berbincang dengan sahabatnya, Naurra ditelepon. Keseharian Audrey dan Dyo memang seperti ini. Mereka sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Audrey tidak pernah mengganggu Dyo begitupun Dyo. Namun mereka selalu saling menjaga satu sama lain.
Seperti biasa, pertemuan keluarga Dyo diawali dengan kegiatan arisan para tante-tante Dyo. Audrey hanya duduk memperhatikan mereka dan asik dengan pikirannya sendiri, lalu mereka membicarakan segala hal dari mulai politik hingga berita kriminal. Lalu mereka sibuk menanyai Audrey tentang kapan mereka akan memiliki anak. Terakhir mereka sibuk menanyakan keluhan-keluhan kesehatan mereka pada Audrey. Audrey yang merasa tenaganya terkuras padahal hanya duduk menanggapi obrolan para tante-tante Dyo merasa kelelahan. Audrey agak pusing dan mual sehingga memutuskan untuk memisahkan diri. Dyo masih bicara dengan beberapa Om nya sementara Audrey duduk sambil menggurut keningnya.
"ka Audrey kenapa?" Daffa tampak khawatir melihat Audrey yang pucat. Audrey hanya tersenyum melihat Daffa.
"ehm Daffa panggil mas Dyo ya" Daffa menghilang dan sepertinya memanggil Dyo. Selang beberapa menit Dyo sudah ada di hadapannya.
"lo kenapa Drey? Mual lagi?" Dyo berbisik, khawatir ada yang mendengar pembicaraannya.
"ya, ga apa-apa ko" Audrey mengangguk pada Dyo. Dyo duduk di samping Audrey merangkul Audrey. Audrey dengan ragu menyandarkan kepalanya di bahu Dyo. Dyo lalu mengusap kepala Audrey dan Audrey merasa lebih tenang. Sebenarnya, Audrey selalu merasa canggung jika Dyo melakukan ini. Pasalnya, meskipun mereka bersahabat dekat, mereka tidak pernah kontak fisik sedekat ini. Biasanya Dyo memang memeluk Audrey jika Audrey menangisi masalahnya atau jika mereka sedang bercanda, namun kali ini terasa aneh dan cukup membuat canggung.
"Audrey? Kenapa?" Mama bertanya dengan panik sambil memegang tangan Audrey. Audrey langsung mengangkat kepalanya dari bahu Dyo.
"ga apa-apa Ma" Audrey berkata lembut sambil tersenyum.
"wajah kamu pucat, tangan kamu dingin, apa kamu sakit?"
"ngga Ma" Dyo langsung menjawab cepat. Rasanya belum tepat jika Mama Dyo mengetahui kehamilan Audrey. Audrey melirik Dyo.
"gue bawakan teh buat lo, wait" Dyo beranjak dari samping Audrey. Mama dan Daffa mengernyitkan keningnya. Entah apa yang ada di pikiran mereka. Audrey permisi ke toilet untuk sekedar merapikan penampilannya agar tidak terlalu kelihatan pucat.
"Dyo...."
"Drey, apa pasangan yang menikah baru 1 bulan memungkinkan istrinya bisa hamil?"
"sangat mungkin Dyo"
"oke, kita beri tahu Mama tentang kehamilan lo"
"tapi...."
"kapan lagi?? Oke mungkin lo bisa berakting pura-pura lebih mual dari sekarang atau bahkan pingsan"
"gue sudah benar-benar merasa sangat mual, ga perlu akting ! Lagi pula kalau gue pingsan, lo belum latihan cara menggendong gue dengan baik dan benar" Audrey melengos di hadapan Dyo. Dyo mengangkat bahu sambil mengulum senyumnya. Benar kata Audrey, dirinya belum berlatih menggendong Audrey.
"gue akan kabari Bunda tentang ini" Audrey kembali ke ruang tengah setelah merasa lebih baik. Audrey menarikan jari-jarinya diatas layar ponsel. Mengetik sebuah kabar untuk Bunda nya. Kabar yang sudah beberapa minggu yang lalu ingin Audrey sampaikan. Kehamilan Audrey kini sudah 11 minggu.

My Real HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang