"Oh ayolah Ayara,hidupmu terlalu datar ayo sedikit bersenang senang""Tidak!"
"Ini adalah pesta terakhir sebelum kita lulus,
I promise!""Shut up, Anne."
Seseorang yang di panggil Anne itu lantas bangkit dari duduk nya lalu menghampiri Ayara yang sedang memasak.
"Aku janji ini adalah yang terakhir temani aku, please I beg you"
Ayara menulikan pendengarannya ia sibuk memasak untuk kebutuhan perutnya dan jangan lupakan anne yang selalu rakus terhadap makanan.
"Ayara please please!"
Menghela nafas lelah Ayara sedikit membanting spatula yang di pegangnya lalu menatap Anne dengan tajam. Mendapati tatapan yang begitu menghunus akhirnya Anne diam di kursi pantry dengan wajah yang tertekuk.
"Mari bicarakan ini setelah makan, bukankah kau mengunjungi apartemen ku hanya untuk mengemis makanan?"
"Mulutmu sangat tajam"
Mendengar ucapan pedas dari mulut ayara tidak membuat perempuan yang bernama Anneth itu tersinggung, ia malah menyodorkan piringnya untuk meminta makanan yang telah di masak sang koki.
Mereka makan dengan khidmat tanpa mengeluarkan suara sedikitpun karna pasalnya mereka berdua benci jika ada seseorang yang berisik saat makan.
"Aku tidak bisa datang, besok aku harus bekerja" ucap ayara sambil mengelap mulutnya dengan tissue.
"Aku sudah izin pada bosmu"
"Kau!"
Kembali menghela nafas menetralkan emosinya yang cukup terpancing dengan tindakan sembarangan seorang Anneth, dan perempuan itu hanya tersenyum tanpa dosa.
"Warisan dari nenekmu masih cukup banyak yara, untuk apa kau bekerja lagi?"
"Kau pikir uang itu akan bertambah dengan sendirinya tanpa ada usaha apapun?!"ketus Yara, merasa kesal dengan ucapan sahabatnya.
"jadi kau bisa bukan untuk menemani ku ke pesta ulang tahun Caroline?"
Ayara tidak menjawab sama sekali, yang sudah pasti gadis itu akan ikut walaupun dengan terpaksa. Melihat keterdiaman temannya, Anneth menyimpulkan bahwa itu adalah persetujuan dari ayara.
"Yes! aku akan mengirimkan mu gaun yang indah secepat mungkin!"
"Aku akan membunuhmu! jika kau meninggalkan ku lagi dengan para lelakimu"
Mendengar perkataan gadis didepannya membuat Anneth terbahak, tangannya terangkat mengusap air matanya yang sedikit keluar lalu menatap yara dengan tatapan yang mengejek.
"Kau tahu aku sangat menyukai melihat wajah temanku tersiksa"
Tawa anneth semakin keras membuat telinga yara begitu panas karna ejekan ejekan yang keluar dari mulut temannya itu.
"Dasar wanita kolot!"
"Berisik anne, lalu cepat pergi dari apartemenku!"
"Tentu!, see you tomorrow darling"
Anneth melambaikan tangan sambil mengerlingkan sebelah matanya lalu keluar dari apartemen dengan senang hati, melihat itu yara hanya memutar bola mata malas.
***
Pagi pagi sekali Anneth sudah menekan bell apartemennya berkali kali dan jangan lupa beserta gedoran gedoran pintu yang memekakkan telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whispers of Love: Mysterious Protector
RandomI hope you follow me before reading it WARNING : clubbing, kissing, drunk, violence, blood. Be wise dear! Happy reading♡ Ayara mahasiswa tingkat akhir yang menempuh pendidikannya di Hamilton, Kanada. Atas perintah sang nenek. Kehidupan Yara berjal...