Happy Reading
Setelah kejadian tempo hari lalu, Ayara lebih banyak diam dan melamun, gadis itu mulai percaya bahwa memang ada seseorang yang ingin mengincar nyawanya. Entah tujuan apa yang diinginkan orang itu hingga mengincar nyawanya, tetapi Ayara yakin ini ada hubungannya dengan silsilah keluarganya saat ini.
Gadis itu menghela nafas pelan, rambutnya yang panjang tertiup angin sehingga menutupi sebagian wajahnya, matanya menatap kesibukan di bawah sana seraya menyelipkan beberapa anak rambut kebelakang telinganya.
Ada perasaan bersalah yang merayap kedalam hatinya, karna melindunginya pria itu terluka cukup parah, Andai saja—
Gadis itu menghela nafas kembali, berandai andai pun tak ada gunanya toh kejadiannya sudah terjadi.
33 jam yang lalu
"Ayara!"
Gadis itu terperanjat kaget saat Caelius memanggil nya dengan sangat kencang, belum sempat menoleh, Ayara sudah ditarik dengan kencang kedalam pelukannya. Sehingga bunga yang berada dalam pelukannya pun jatuh ke tanah.
orang-orang disana berkerumun di sekelilingnya, ingin mengetahui apa yang telah terjadi.
Jantungnya berdegup sangat kencang saat tangannya tak sengaja memegang cairan kental berwarna merah itu. "C-cael" panggilnya dengan perasaan cemas dan takut. Matanya tak sengaja menatap seorang pengendara motor yang menatapnya dengan tajam dengan pisau di tangannya.
"It's okay, I'm fine" ucap pria itu dengan pelan, tanpa ia duga Caelius mengecup pipinya pelan dengan senyum lembut yang menghangatkan membuat gadis itu terdiam kaku, perasaan cemas dan takutnya hilang begitu saja bagai terbawa angin.
Tangan besar itu menekan tubuhnya begitu erat, Ayara menutup matanya dengan pelan, nyaman. Tanpa sadar tangannya terangkat melingkari pinggang Caelius seolah olah ia lupa bahwa orang yang dipeluk nya saat ini adalah orang yang ia curigai beberapa hari yang lalu.
"Tuan!"
Seorang pria dengan wajah yang khawatir berlari menuju mereka berdua dengan nafas yang tersengal sengal serta butiran butiran keringat yang keluar dari dahinya. "Ya ampun tuan!" ujar pria tersebut.
"Anda tidak apa? mari saya antarkan ke rumah sakit!" panik pria dengan setelan kemeja itu.
"Tidak! panggil saja dokter menuju apartemenku" tegas Cael, nadanya menunjukkan ketidaksukaannya.
"Tapi tuan—
Ucapan pria itu terpotong saat Cael dengan tegas memanggil namanya "Frederick!" potong Caelius dengan dingin.
"Baik Tuanku!" balas pria yang di sebut Frederick itu, matanya sedikit melirik Ayara yang sedang menatapnya, tetapi dengan cepat Cael menutupi paras ayu Ayara dengan tangannya, lalu menatap Frederick dengan tatapan yang bengis.
"Bukankah tadi aku memberimu perintah!" murka Cael pada bawahan ayahnya itu. Rasa sakit di punggungnya pun mendadak hilang digantikan dengan rasa marah yang menggebu.
"Maafkan saya! mari saya antarkan anda kedalam mobil"
***
Cukup lama Ayara berdiam diri di balkon, gadis dengan dress putih dan cardigan biru itu menutup matanya saat angin berhembus pada wajahnya. Bibirnya tersenyum dengan sangat
indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whispers of Love: Mysterious Protector
RandomI hope you follow me before reading it WARNING : clubbing, kissing, drunk, violence, blood. Be wise dear! Happy reading♡ Ayara mahasiswa tingkat akhir yang menempuh pendidikannya di Hamilton, Kanada. Atas perintah sang nenek. Kehidupan Yara berjal...