Ayara berbalik, mundur beberapa langkah saat melihat tatapan yang begitu dingin mengarah padanya, jantungnya berdegup sangat kencang saat pria didepannya melangkah mendekat.
Air mata Yara turun melalui pipinya, bingung dengan situasi saat ini, tubuhnya bergetar hebat saat tangan sang pria merangkul pinggang nya dengan lembut.
Sebelah tangannya terulur mengusap air mata yang turun melewati pipinya, matanya menatap pada bibir yara yang bergetar dan tanpa sadar kepalanya semakin mendekat.
"Who are you?"
Tiga kata yang keluar dari bibir Yara mampu mengembalikan kesadaran sang pria. Pria tersebut menenggelamkan kepalanya di bahunya helaan nafasnya begitu jelas terdengar ditelinga sang gadis.
"Caelius"
Suara berat pria itu menyapa pendengaran Ayara membuat kesadarannya kembali, dengan cepat ia mendorong pria yang bernama caelius itu dengan kencang "Don't touch me, I don't know you!" teriak Ayara dengan suara yang bergetar, air matanya terus berjatuhan menatap tajam pria di depannya yang memasang raut wajah yang tenang. Ayara tidak mempunyai ingatan tentang pria yang mengaku sebagai Caelius ini, dan itu artinya dirinya tidak mengenali pria ini.
"Kau—" jarinya telunjuknya menekan dada caelius wajah Ayara mendongak menatap tajam pada pria itu lalu melanjutkan perkataannya "—perverted bastard!" telunjuknya sedikit mendorong hingga caelius mundur satu langkah.
Ayara berjalan melewati caelius, mengusap air matanya dengan kasar, dalam dadanya ada gemuruh amarah dan ketakutan yang sangat besar yang tak dapat ia lampiaskan sepenuhnya, sehingga air mata itu terus keluar membuatnya mengeluarkan sedikit isakan kecil.
Tak membiarkan gadis itu pergi Caelius mencengkram pergelangan tangan Ayara kemudian menarik kursinya mendorong pelan gadis itu hingga terduduk di atas kursi, kedua tangannya memegang Armrest, mengurung Ayara disana agar gadis itu tidak lari.
"Listen to me, I'm not the perverted bastard you think I am" jelas cael, tatapannya dinginnya begitu menusuk.
"With the evidence I see now, would I believe it huh?!" sahut Ayara dengan cepat, isak tangisnya semakin keras, Ayara segera bangkit namun tangan pria itu menekan bahunya hingga ia kembali terduduk diatas kursi.
Caelius menghela nafas, tangannya terangkat menghapus air mata Ayara, namun gadis itu menepisnya dengan kasar lalu menatap Cael dengan tatapan tajam yang menusuk "don't touch me!" tegas Ayara.
Tak ada reaksi apapun yang cael berikan atas penolakan Ayara, pria itu cukup memaklumi atas perilaku gadisnya "apa kamu mengingat penyusup yang masuk ke dalam apartemen mu tiga hari yang lalu? Who do you think will take care of everything if the camera isn't there?" jelas Cael panjang lebar.
"Aku tidak setiap saat memeriksa kamera CCTV itu Ayara, aku tidak berhak mencampuri setiap privasimu, Trust me I just want to protect you" Lanjut Cael dengan tatapan yang melembut, jarinya sedikit memainkan ujung rambut Ayara.
Kepala Ayara mendongak saat mendengar kalimat terakhir yang terlontar dari mulut Caelius, matanya yang berlinang air mata menatap ke dalam pupil mata pria rupawan didepannya,menelisik. Apakah pria di depannya berbohong atau tidak? namun sayangnya Ayara tidak akan percaya begitu saja.
"I will believe you if you get me out of here"
Cael terdiam beberapa saat sebelum berbicara "sure, but not now. I don't care if you want to believe me or not" sahut cael.
Ayara mendorong tubuh Caelius dengan kencang sehingga tubuhnya terdorong beberapa langkah, kemudian ia berlari keluar dari ruangan tersebut.
"Tenyata kamu mempunyai tenaga yang cukup kuat Ayara," sahut caelius seraya menyisir rambutnya kebelakang dengan jari tangan, bibirnya tersenyum tipis lalu mengejar gadis itu, Caelius menghentikan langkah kakinya saat melihat Ayara memasuki kamarnya dengan membanting pintunya dengan kencang.
Isakan-isakan kecil terdengar dari dalam kamar membuat Caelius perlahan mendekat berdiri tepat berada didepan pintu, dirinya tahu bahwa pintu ini tidak dikunci dan ia bisa masuk saat ini juga, tetapi ia menghormati setiap keinginan dan keputusan Ayara.
Tangannya mengetuk pelan pintu tersebut yang mendapatkan balasan berupa lemparan sebuah barang. Pria itu hanya menghembuskan nafasnya pelan.
"Ayara, Aku belum selesai menjelaskan semuanya. Lets talk."
Dua menit lamanya ia berdiri didepan pintu tetapi tidak ada balasan dari dalam sana,Hal itu tidak membuat Caelius menyerah, pria itu kembali mengetuk pintu yang di balas suara isak tangis.
"Bukankah banyak sekali pertanyaan didalam kepalamu? let's talk and ask things that make you confused" bujuknya dengan pelan, tetapi tidak ada jawaban sama sekali.
Drtt
Ponselnya bergetar dikala dirinya sibuk membujuk seorang kucing betina didalam sana, tangannya merogoh saku celana, raut wajahnya kembali datar saat membaca sebuah pesan masuk.
Sepertinya mereka mencoba masuk ke dalam sana
Tak berniat membalas pesan tersebut caelius langsung menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku celana, kemudian kakinya melangkah menuju ruangan tadi dan melihat rekaman CCTV yang membuat dirinya mendengus kesal.
Setelah selesai melihat CCTV yang ia pasang pria itu langsung mencabut kabel yang menghubungkannya dengan komputer dan mengambil beberapa foto yang tersimpan di atas meja, mengamankannya ke dalam laci lalu ia keluar dari ruangan tersebut tak lupa mengunci ruangan itu.
"Ayara, I have something to do. Don't forget to eat, don't hurt yourself, okay?"
Lagi lagi tidak ada jawaban dari dalam sana tapi caelius tidak mempermasalahkan hal itu ,pria dengan jaket yang menempel di tubuhnya itu menuruni tangga lalu keluar dari apartemennya.
Caelius berjalan di lorong menuju lift, Matanya melihat seorang Office Boy sedang mendorong sebuah alat alat kebersihan dan beberapa tumpukan seprai kotor, Caelius sedikit menganggukkan kepalanya sebelum melempar Earpiece ke atas tumpukan seprai, lalu pria itu memasuki lift.
To be Continued
A/N
*Armrest merupakan kursi yang dilengkapi dengan sandaran tangan yang berfungsi mengistirahatkan tangan Anda saat bekerja.
*Earpiece, Adalah Alat Komunikasi Rahasia yang Dipakai Pasukan Pengawal Khusus
(Ayara)
Yang pake cast cuman Karakter Ayara doang ya, selebihnya bebas berimajinasi sesuai yang kalian inginkan.
🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Whispers of Love: Mysterious Protector
CasualeI hope you follow me before reading it WARNING : clubbing, kissing, drunk, violence, blood. Be wise dear! Happy reading♡ Ayara mahasiswa tingkat akhir yang menempuh pendidikannya di Hamilton, Kanada. Atas perintah sang nenek. Kehidupan Yara berjal...