8. Grayson William Maximilian

233 189 124
                                    

Sudah genap satu minggu dirinya tinggal dalam Apartemen Caelius, setelah mendengar sedikit penjelasan tempo hari lalu, ia mulai terbiasa tinggal di tempat yang menurut nya begitu asing. Caelius sepertinya berusaha dengan sangat keras agar dirinya merasa nyaman selama ia tinggal disini.

Pria itu juga mengingatkan, jika ia mempunyai suatu keinginan maka jangan ragu untuk memberitahu padanya, dan hal itu membuat perasaan bersalahnya mencuat ke atas permukaan karna selama ini ia selalu berpikir negatif pada pria itu. 

Ayara menghela nafas matanya menatap bosan pada acara televisi di depannya, selama beberapa hari ini kegiatannya hanya tidur, menonton televisi dan makan, semua aktivitas itu ia lakukan selama berulang kali.  Pria itu tidak mengizinkannya untuk beraktivitas lebih bahkan hanya untuk sekedar memasak.

"Kamu adalah tamu, maka kamu harus di perlakukan layaknya seorang tamu." 

Katanya seperti itu, bisa bisa ia mati kebosanan jika terus seperti ini. Ayara bangkit dari posisi tidurnya lalu duduk menghadap televisi. Bosan! bahkan pria itu tidak ada disini sehingga dirinya seperti tertelan oleh kesepian, ponsel pun tidak ada, ia seperti hidup di jaman batu. 

Gadis itu berdiri kemudian kakinya melangkah menuju dapur, mengambil beberapa macam buah lalu memotongnya, pergerakannya terhenti saat matanya menatap sebuah Sticky notes yang tertempel di atas kulkas.

If something happens call this number
+1 905xxxxx

—Cael

Gadis itu sedikit memiringkan kepalanya tangannya terangkat untuk mencabut Sticky Notes itu, kemudian kakinya melangkah menuju telpon rumah yang berada di sudut ruangan. Matanya menatap dengan ragu pada telpon rumah itu.

"Apakah tidak apa apa jika aku meminta untuk membelikan Beaver Tails? " batinnya

Dengan perasaan yang ragu gadis itu mulai menekan angka tiap angka, lalu mengangkat gagang telfon itu menuju telinganya, dan tersambung.

***

Caelius menatap orang–orang di depan sana dengan datar, sesekali kepalanya mengangguk, setuju dengan argumen yang diberikan karyawannya. Jari jari tangannya mengetuk meja dengan mata yang masih fokus menatap pada infocus didepannya.

Suara dering telfon menyita seluruh atensi semua orang yang berada disana termasuk pria itu, matanya menatap ponsel pintarnya yang berdering di atas meja. 

Dahinya sedikit tertarik saat melihat nomor telfon rumahnya yang tertera di ponsel pintarnya, Apa terjadi sesuatu dengan Ayara?

Dengan cepat pria itu mengambil ponselnya dengan raut wajah yang menunjukkan kekhawatiran, para karyawan disana saling memandang satu sama lain, bertanya tanya siapa yang menghubungi atasan mereka sehingga pria yang selalu memasang wajah datar itu menampilkan ekspresi yang jarang ia tunjukkan.  

Dengan jantung yang berdetak dengan kencang Caelius menempelkan ponsel itu pada telinganya tanpa membuka suara terlebih dahulu, raut wajahnya begitu datar dan dingin.

"Cael?" ucap Ayara dari sebrang sana

Pria dengan setelan kemeja itu menghela nafas lega dengan mata yang tertutup kala suara manis itu mengalun indah menyapa gendang telinganya,"Hm? something happens?"  tanyanya, seraya bangkit dari duduknya, kelima jarinya terangkat mengisyaratkan untuk menunda rapat nya selama lima menit, lalu pria itu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut.

Whispers of Love: Mysterious ProtectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang