Part 5-6

1.9K 111 4
                                    

🌏🌏🌏

"Eh anjing aku baru inget, tadi kan kau pergi sama pak Aksara? Apa jangan-jangan kau nanya gitu karna pak Aksa mau nyium kau tadi? aaaa aku harus kasih tau Nabizah!!" ucap Novika dengan intonasi rendah di awal dan akhirnya meninggi, ia juga langsung menggoyang-goyang tubuh Tanayah.

"Dihh nggak jelas lu." elak Tanayah.

Novika sendiri tidak mengetahui bahwa Aksara juga mengantar Tanayah pulang, bahkan hal selanjutnya yang terjadi, Novika tidak tahu, karena Novika sendiri sampai pada kost Tanayah sudah pukul 19.25 malam sedangkan Aksara pergi dari sana saat matahari akan tenggelam.

"Kau jangan bohongin aku Nay." Novika menyelidiki raut wajah Tanayah, namun Tanayah dengan pintarnya mengatur mimik wajahnya agar tidak terlihat mencurigakan.

"Bohongin apa sih Nop, gua juga kan baru kenal sama tu orang, masa' udah langsung nyosor aja." balas Tanayah.

"Ya...iya juga ya, klean kan baru kenal, tapi kenapa dia keliatan care banget sama kau Nay?" tanya Novika pada Tanayah, ia merasa bingung melihat sikap Aksara yang peduli pada Tanayah, bahkan dari awal pertemuan

"Apa jangan-jangan pak Aksara naksir kau Nay." sambung Novika.

"Orang cuman nolongin di bilang naksir, baperan lu." balas Tanayah, gadis itu kemudian bangkit mengambil ponselnya yang tengah berdering di atas meja, tanda ada panggilan telepon. Tanayah tidak melihat nama si penelpon karena dia tahu siapa yang menelponnya malam hari seperti ini kalau bukan Novika, Angkasa dan Nabizah, tapi kali ini tidak mungkin kedua sahabatnya. Pasti Angkasa karena Nabizah sendiri sedang menghadiri acara keluarga dan Novika sedang bersamanya.

"Siapa?" tanya Novika.

"Biasa." jawab Tanayah.

Tanayah menekan tombol hijau.

Panggilan suara berlangsung

"Hallo?" sapa Tanayah.

"Hemm, Nay motor lu udah sama lu kan?" tanya Angkasa.

Astaga! Tanayah baru ingat!

"Sa? gua lupa ambil lagi." jawab Tanayah panik.

"Maksudnya? kan tadi lu masih di kampus??" Tanya Angkasa.

Shitt!

"Eh..itu..anu.. tadi gua pulang bareng Novika, gua lupa kalo motor gua bakal di anter ke kampus." bohong Tanayah.

Tanpa sepengetahuan Tanayah, Angkasa di seberang, tengah tersenyum entah apa arti senyum tersebut.

"Nay? kenapa bohong?" Tanya Angkasa.

Tanayah sontak menggigit bibir bawahnya.

Dia dan Angkasa memang tidak memiliki hubungan apa-apa, namun masing-masing memiliki perasaan yang sama satu sama lain, mungkin? itu sebabnya Tanayah takut Angkasa akan salah paham pada-nya.

Tapi tunggu! bukankah tadi semasa bersama dengan Aksara, Tanayah tidak mengingat perasaan Angkasa?

"Bohong apaansi Sa? lu nggak jelas banget." balas Tanayah berusaha lebih santay.

"Nay, bilang ya kalo lu mau gua mundur." terdengar Angkasa terkekeh setelah mengatakan itu pada Tanayah.

"Makin nggak jelas lu malem-malem gini, udah sono lu tidur." Tanayah langsung memutuskan sambungan telepon, tanpa menunggu respon dari Angkasa.

Sambungan telepon terputus

"huffftt!" hembusan nafas kasar Tanayah terdengar, Novika langsung menatap heran pada gadis manis itu.

TANAYAH UNTUK BUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang