12

93 11 4
                                    

Minato pun sampai dirumah yori, ia membuka pintu nya,dan menuju ruang keluarga. Melihat yori yang tidak ada, seharusnya dia terbaring disini.

"Yorii" Panggilnya dengan panik, lalu menaruh bag nya di atas meja.

Suara air keran terdengar, segera saja minato menghampiri kamar mandi. "Kau di dalam?" Tanya minato. Namun tak ada sahutan, yang terdengar hanyalah air keran yang menyala.

Minato lalu mengedor ngedor pintu kamar mandi, tak lama. Pintu itu terbuka, menampilkan wajah pucat yori, dengan darah yang keluar di kedua lubang hidung nyaa

Minato yang melihat keadaan yori, langsung panik seketika. Minato, dia mengelap darah yang terus terus menetes ke lantai.

"Huee,hueewekk" Dengan segera yori kembali masuk ke kamar mandi,mengeluarkan muntahan nya. Rasa mual di perutnya membuat dirinya ingin muntah, kepalanya terasa pusing,tetapi yori masih bisa menahan nyaa.

Minato pergi, mencari cari obat untuk yori, setiap laci minato buka, berharap ada obat untuk meredakan rasa mual yori.

Ahirnya minato menemukan minyak kayu putih di kamar yori, dan membawa nya ke kamar mandi. Minato pun menuangkan minyak itu ke telapak tangan nya, mengoleskan ke leher bagian belakang nya

"Astaga,kenapa sakit kau semakin parah" Oceh nya, memarahi yori. Tangan nya masih terus mengoleskan minyak kayu putih ke tengkuk leher nya

Cukup lama mereka di kamar mandi, hingga rasa mual itu tidak terasa lagi. Minato lalu membawa yori ke ruang keluarga,dan mendudukan yori di sofa.

"Sudah ku bilang yori, jangan hujan hujanan, akibat nya kau jadi begini" Omel nya lagi,minato lalu mengambil makanan yang ia bawa dari dalam paper bag nya

"Kau tak usah repot repot membantuku,aku tak perlu bantuan" Celetuk nya, yang membuat minato tak habis pikir dengan perkataan yori. "Lagi pula, nanti aku akan sembuh, tanpa di obati" Lanjut nya dengan lirih, membuat minato kebingungan dengan perkataan nya..

"Jangan pikirkan itu" Jawab minato, ia lalu mengambil nasi serta lauk nya, membuka nya dan menyendokan satu suapan untuk yori. "Pikirkan kesembuhan mu dulu, tanpa obat kau memang akan sembuh? Dipikir kau seorang penyihir yang bisa sembuh sesuka hati" Omel nya lalu mendekatkan sendok nya ke mulut yori "buka, dan makan lah" Perintah nya, mau tak mau yori memakan nya, mengunyah nya dengan pelan.

Minato pun pergi ke dapur, membawa air minum untuk yori. Setelah mengambil nya,Minato pun balik ke ruang keluarga

Minato menaruh nya di meja, dan ia menjongkokan badan nya, sembari memandangi wajah yori yang terlihat lesu

"Apa yang kamu rasakan?" Tanya minato.

"Tidak ada" Bohong yori

"Jangan berbohong, apa yang kamu rasakan. Yori??"tekan minato lagi

"Hanya sakit kepala, mual, dan mimisan" Ujar nya, padahal yang di rasakan yori lebih dari itu.

"Aku akan membelikan kamu obat, atau kamu mau aku bawa kerumah sakit?" Jawab minato dengan penuh perhatian nya.

"Tidak papa, aku sudah merasa baikan. Besok juga aku bersekolah kembali" Ujar nyaa..

segenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang