14

77 11 9
                                    

"Permisi bu, apakah pemilik rumah ini ada?" Tanya seorang wanita paru baya.

"Ah, saya kurang tau" Jawab ibu ibu yang di tanya

"Oh baikla, terima kasi" Jawab nya.

Dia lalu kembali berjalan. Sering sekali dirinya mengunjungi tempat ini, tetapi didalam waktu yang tidak tepat. Saat kesini, pasti rumah nya selalu sepi.

Sudah beberapa kali wanita itu datang kerumah yori. Entah ada keperluan apa.

Sore hari, minato dan yori pulang dari sekolah nya, dengan berjalan kaki.

"Kau sudah membaik kan?" Tanya minato.

"Eum sudah" Jawab yori sedikit tak percaya dengan jawaban nya sendiri.

"Aku ingin menghabiskan waktu" Ujar yori tiba tiba

"Maksudnya?" Tanya minato yang sedikit binggung

"Bukan apa apa" Jawab yori, membatalkan keinginan nya.

••••••••

Sesampainya minato dirumah, dia sudah di sambut dengan kemarahan ibunya. Benar benar,saori benar benar marah kali ini.

"Kau berbohong, minato" Teriak saori dengan mata yang melotot tajam melihat dirinya.

Minato menatap nya takut, nafas nya seperti terputus putus. Detak jantung nya berdenyut tak teratur

"A-apa ibu?ada a-apa?" Ujar nya dengan terbata

"Kau membohongi ibu, sudah ibu bilang, kau jangan bermain lagi dengan nya" Marah saori

Mendengar ucapan itu, minato sedikit tergelonjak. Sial, sekarang ibunya sudah tau, tentang cerita teman nya itu bohong, eh bukan bohong, hanya saja disamarkan oleh nya.

"Kau, berani sekali membohongi ibu" Ketus saori, lalu memalingkan pandangan nya

"Ma-af"lirih minato

"Arrght, ibu sekarang tak butuh kata maaf,ibu hanya ingin kau tidak berteman lagi dengan nya." Celetuk nya..

Minato terdiam sejenak, perkataan ibunya membuat nya terpikir. Apakah Minato bisa tak berteman lagi dengan nya.

"Dia sendiri, ibu,dia sendiri, dia hanya punya minato, teman nya" Bela minato..

"Biarkan,ibu tak mau jika masa depan kamu hancur" Jawab saori

"Apa hubungan nya dengan masa depan?" Tanya minato

Saori lalu tersenyum hambar "ibu tau, ibu tauu, dia menyukaimu sejak dulu" Sarkas saori, membuat minato shock dengan ungkapan ibunya barusan.

"Sampai kapan pun ibu tak akan, membiarkan mu, membiarkan masa depan kamu hancur" Lanjut nyaa

Minato hanya terdiam "jika, kamu masih butuh ibu, maka tinggalkan dia"

Minato menghela nafas nya dengan sesak, dia lalu mengelengkan kepalanya pelan, menolak perkataan ibunya.

"Minato gak mau,minato hanya ingin yori" Bantah nyaa. Lalu, minato kembali melangkah kan kakinya, meninggalkan saori, dia lebih memilih bersama yori.

"Minato" Teriak saori, lalu mengejarnya. Dan pas sekali, saori memegang tangan Minato, hingga langkah kakinya terhenti.

"Kamu tak menurut pada ibu,ibu akan hukum kamu" Tekan nya, lalu menarik pergelangan tangan Minato, membawa nya masuk kembali ke dalam rumah.

Tak peduli jika anak nya meringis kesakitan. Yang jelas, saori hanya ingin masa depan anak nya cerah, tidak suram.

••••••••

segenderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang