Commuter Line

0 0 0
                                    


Tahun-tahun berlalu , saat itu jemari yang kian erat menggenggam. Di tengah ratusan nyawa kian padat di sekitar kita, sesak , jarak begitu dekat , desak , namun semua lenyap dengan rasa yang kian meluap.
Kini tiba saat jemari itu menggenggam dara yang kian suci. Kini kau siap melanjutkan perjalanan. Meski aku jauh tertinggal di stasiun yang usang. Sekarang kita telah berubah jadi aku dan kau dilengkapi dara suci hingga menjadi; kalian.

Kala itu jarak memkasa untuk jauh dari kata berjumpa. Akhir dari bahagia yang pahit serta permisi tanpa berpamit, biarkan aku yang menyelam. Biarkan aku menghapus coretan tinta pada dasar kanvas yang ternoda. Seiring waktu setidaknya jejak noda akan memudar.

Tak usah menoleh pada altar yang usang. Biarkan jeritan itu kian terlontar. Tetes embun pada daun tak pernah tinggal lebih lama. Bahkan serapannya takan pernah sampai di samudera .
Biarkan aku tenggelam pada dasar laut terdalam. Kan kusertakan serpihan kenangan usang untuk ikut tenggelam. Kusimpan pula deru tawa yang tak terhingga itu. Hatiku kian lapang dengan rasa syukur dengan penuh rasa iklas.

Pergilah
Iringi bahagia di setiap perjalananmu
Selamat menempuh hidup baru

Tiga tahun lalu~
Bekasi, 13 Oktober 2019
Ncit

Tinta ProsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang