11

503 42 1
                                    

Selama membaca!!!
.
.

Semenjak kejadian kemarin saat angkasa melihat leon dengan seorang perempuan, angkasa jadi tak tidur dengan nyenyak sebab memikirkan siapa perempuan itu.

Alhasil sekarang ia jadi terlambat untuk sekolah. Seusai bersiap, ia buru buru tancap gas menuju sekolah.

"Sipp, untung belum bell!" Gumam angkasa, ia menjadi sedikit lebih tenang sekarang, tak panik seperti tadi.

>>>
"Woi sa! Cepetan jalannya elahh, udah mau bell malah santai santai lagi" sean panik, mengapa ia yang panik?

"Kok malah lu sih se yang lebih panik, liat noh dia, santai tuh gue liat liat" bingung tian.

"Ihh, diem deh elu yan!" Kesal sean.

"Udah udah, gue yang hampir telat, kok malah lu berdua yang ribut" angkasa menggeleng dengan kelakuan keduanya.

"Nah kan, apa gue bilang, si sasa aja ada di pihak gue, cihh" sinis tian.

'sasa siapa dah?'

"Sasa siapa anjir?" Tanya Angkasa memastikan.

Keduanya saling menatap dan cengar cengir tak jelas.

"Emm..itu.." sean dan tian sudah mengambil ancang-ancang untuk segera lari menjauh.

"SASA ITU LU, HAHAHAHAA" ucap kedunya serentak.

"HEHH? ASUU LU BERDUA YE, SINI LU" angkasa mengejar keduanya untuk menjewer satu per satu telinga mereka.

Dan terjadilah kejar kejaran di pagi hari, ada ada saja.

Kalo ngejek aja tuh mereka bisa kompak!

>>>
"Yaelahh, perut gue pake sakit lagi" ucap angkasa memegangi perutnya.

"Pasti gara gara belum sarapan nih tadi pagii, aishh" gumamnya.

Saat ia mencuci tangan, tiba tiba merasakan pusing yang menjalar di kepalanya.

"Pusinghh, argh" racaunya memegang kepalanya yang kini terasa pusing.

Perlahan ia ingin berjalan keluar dari kamar mandi untuk segera ke uks, tiba tiba ia tak sengaja menabrak seseorang.

"Emhh, ma-maaf ya" ucap angkasa berjalan sempoyongan.

"Iy- EHH??"

belum sempat orang itu menjawab, dia itu terkejut mendapati angkasa yang melemas, saat tahu bahwa angkasa akan pingsan dan terjatuh, orang itu dengan sigap menangkap angkasa.

"Ya ampun, kenapa bisa pingsan dahh, gua bawa ke uks dulu deh" ucapnya memapah angkasa yang tergeletak lemas di lengannya.

Di salah satu bilik kamar mandi, seseorang sedari tadi tak berhenti mengumpat dalam hati.

'anjing'

"Bangsat'

'berani beraninya dia nyentuh milik guaa!'

Wajahnya terlihat tak senang dengan seseorang yang mendekati miliknya(?)

Di sisi lain, angkasa terbaring lemas di atas kasur uks dengan bibir pucatnya.

Panggil saja orang yang membantu angkasa tadi, jehan. Ya, jehan, adik kelas angkasa. laki laki dengan wajah tegas, garis wajah yang tajam, serta badan yang sedikit berotot.

Tak lama angkasa tersadar dari pingsannya, sudah lama juga jehan menanti angkasa tuk sadar.

"Bangun juga lo kak!" Ujarnya gembira.

"Emh? Gue dimana? Tadi pusing banget.." Heran angkasa.

"Lo di uks kak, tadi sempet pingsan, jadi gua bawa ke sini!" Sahutnya.

"Ohh, makasih ya.. em??" Bingung, sebab tak tahu nama seseorang di hadapannya ini.

"Ah, jehan, nama gua jehan" ucap jehan mengerti.

"Yaudah, gua tinggal ya kak, itu ada roti di atas meja buat kakak, bye" pamit jehan pada angkasa.

"Iya makasih" angkasa mengangguk.

"Jam berapa dah ni?" Ia menghidupkan ponselnya untuk melihat pukul berapa sekarang.

"ANJING??! JAN SAMPEK GUE KETINGGALAN ULANGAN!!" Paniknya, setelah mengetahui bahwa ulangan akan segera di mulai sepertinya.

Buru buru ia menghabiskan rotinya dan langsung meninggalkan ruang uks.

>>>

"Yahh, ban motor gue kempes lagi" ujar angkasa.

"Ribet bener dah" racaunya frustasi, entah bagaimana caranya pulang ke rumah sekarang, sedangkan ban motornya kempes dan tak ada bengkel terdekat di sana.

Dari ke jauhan, tak luput dari pandangan leon, ia melihat angkasa yang sepertinya bermasalah dengan kendaraannya.

Leon ingin menghampiri angkasa berniat mengajaknya pulang bersama. Tapi, baru saja berjalan beberapa langkah, seseorang lebih dulu memanggil angkasa.

Leon berhenti sejenak untuk melihat interaksi keduanya.

"Kak!!" Teriak jehan dari jauh dan datang dengan motornya.

"Ya? Kenapa?" Ucap angkasa tak menoleh, ia masih memikirkan bagaimana caranya untuk pulang ke rumah sekarang.

"Motornya kenapa tuh?" Tanya jehan.

"Ah, ini ban motor gue kempes, sial bet dah" kesal angkasa.

"Yah, sini gua anter aja kak" tawarnya.

"Enggak deh" tolak angkasa.

"Terus lo pulangnya gimana? Ga ada bengkel deket sini" ujar jehan.

Angkasa berpikir sejenak untuk menolak atau tidak, sepertinya angkasa akan ikut dengan adik kelasnya ini, dari pada ia menunggu motornya yang sudah pasti tak akan bisa di pakai.

"Oke deh, gue bareng yak" sahut angkasa.

"Nah gitu dong, yu naik!" Ucap jehan.

Motor jehan melesat pergi dari tempat itu, sedangkan interaksi mereka berdua tak luput dari pandangan leon. Kesal, rasanya sangat kesal sekarang.

Ia menggertakkan giginya, mengepalkan kedua tangannya, kini dengan wajahnya menyeramkan seolah olah akan memukul orang itu.

'awas aja lo han, seenak jidat lo deketin milik gua!(?)'

'arghhh'

Leon terus meracau tak jelas menjambak jambak rambutnya, dengan area parkiran yang sepi, tak ada siswa maupun siswi lainnya di sana.

TBC.

Update lagi!
Gas votee!🛵🛵🛵🛵




Dare Or Dare? || Heehoon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang