new life.

326 137 69
                                    

Selamat membaca chapter 1🌷

Aku masih berpikir bagaimana cara terbaik untuk melewati kehidupan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku masih berpikir bagaimana cara terbaik untuk melewati kehidupan ini. Dua kehidupan sebelumnya aku tidaklah beruntung. Melihat diriku di cermin sekarang kembali pada usiaku yang dibilang masih cukup kecil, berarti semakin banyak waktu untuk menghindari kejadian tersebut.

Rasa marah pada Felipe masih terasa begitu jelas. Sebelum aku mengakhiri hidupku, Felipe hanya terdiam tanpa berbuat apapun. Dia jugalah yang membunuh pasanganku. Aku benar - benar tidak bisa mempercayai dia sepenuhnya sekarang.

"Persetan dengan semua ini," kesalku tanpa sadar meninju cermin yang ada di depanku sehingga cermin itu pecah berserakan di lantai kamar. Tetesan darah mulai mengalir dari jari - jariku yang terluka.

"Astaga, Nona Kaia!" jerit Ellen, salah satu pelayanku yang bergegas memasuki kamarku begitu mendengar suara pecahan kaca yang cukup keras. Wajahnya begitu panik melihat darah di jariku.

"Apa yang sedang terjadi?" tanya Ellen sambil mengambil kain basah untuk membersihkan luka di jariku.

"Ini bukan apa - apa, aku tidak kesakitan." Aku menarik tanganku dari genggaman Ellen.

"Berikan saja perban padaku, aku akan memakainya sendiri," ucapku, Ellen sempat terheran dengan sifatku yang berbeda dari biasanya. Di kehidupan pertamaku, aku adalah anak yang sangat ceria. Namun setelah banyak yang telah kulalui, aku memutuskan untuk tidak terlalu berekspetasi banyak pada kehidupan.

Aku membalutkan perban pada luka gores di tanganku. Kalau dibandingkan dengan luka yang kudapat dahulu, ini bukan apa - apa.

"Nona, sebaiknya ikut makan malam. Tuan sudah menunggu di ruang makan."

"Ugh, baiklah."

Pikiranku masih kacau memikirkan cara terbaik untuk keluar dari tempat ini dengan selamat. Aku segera merapihkan diri dan bergegas menuju ruang makan. Di sana sudah tertata begitu banyak lauk, suasana rumah yang hangat masih terasa di tempat ini.

Andai saja di kehidupan sebelumnya Ayah tidak menuruti perintah keluarga Kerajaan Osborne, mungkin aku tidak perlu mengakhiri hidupku untuk kesekian kalinya.

Tap tap

Langkah kakiku terdengar saat memasuki ruang makan, senyuman hangat dari Ayah menyambutku. Ah, sudah lama sekali aku tidak melihat senyuman itu.

"Anakku yang cantik, kemarilah," ayah menepuk kursi kosong yang berada di sampingnya. Aku hanya mengangguk menuruti perintahnya.

Sebaiknya aku harus tenang, karena usiaku di sini masih 11 tahun. Masih banyak waktu untuk berpikir cara yang bagus untuk menyelamatkan diriku nanti.

Ayahku merupakan seorang pastor agung yang terkenal di Kerajaan Osborne. Tentu saja keluarga kami tidak pernah kekurangan sedikitpun, namun ayah bukanlah seseorang yang puas dengan apa yang dimilikinya. Di kehidupan pertamaku, dia tidak lain hanya seorang pria yang haus akan kekuasaan dan juga harta. Bahkan dia rela melihat diriku disiksa oleh suami di kehidupan pertamaku, Yoseph Osborne.

Eternal SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang