Kaia terbangun dan kembali ke masa lalu untuk kesekian kalinya. Kali ini merupakan kehidupan ke tiga, Kaia memutuskan untuk menikah dengan Joey untuk menghindari takdir buruk di kehidupan sebelumnya.
Kaia Ellworth dengan tegas menunjuk lelaki yang m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*Kaia's POV*
"Kita akan menghadapi ini, Kaia. Bersama-sama, seperti biasanya," bisik Joey dengan lembut, matanya penuh tekad. Aku menatapnya, mencoba tetap tegar meskipun hatiku dipenuhi kekhawatiran.
"Aku percaya padamu, Joey. Kau adalah Hunter yang kuat. Kau pasti akan kembali dengan selamat," jawabku, suaraku terdengar mantap meski dalam hatiku ada ketakutan yang mendalam.
Joey tersenyum dan mencium bibirku dengan penuh kasih sayang.
"Jangan terlalu mencemaskan diriku, Kaia. Fokuslah pada dirimu dan keluarga kita. Aku akan selalu kembali padamu."
Sejak hari itu, aku mulai mempersiapkan diri untuk tanggung jawab yang akan aku ambil alih saat nanti Joey pergi ke medan perang. Mengelola keuangan keluarga adalah tugas yang besar, tetapi aku bertekad melakukannya dengan baik. Ibu mertua, Lady Eliza Leander, selalu berada di sampingku, memberikan nasihat dan dukungan moral.
"Kaia, kau harus kuat. Joey membutuhkanmu untuk tetap berdiri kokoh di sini. Kita semua membutuhkannya," kata Ibu Joey suatu hari sambil menggenggam tanganku dengan hangat.
"Aku akan melakukan yang terbaik, Bu," jawabku dengan keyakinan.
Setiap hari, aku belajar mengatur keuangan keluarga, memastikan kebutuhan harian terpenuhi, dan menjaga hubungan baik dengan semua orang di sekitar. Meskipun sibuk, rasa cemas terus menghantuiku. Joey adalah seorang Hunter yang kuat, tetapi medan perang adalah tempat yang berbahaya.
.
Di tengah kesibukan itu, aku bertemu dengan temanku, Lady Melissa. Kini kami sudah mulai dekat. Kami duduk bersama di taman keluarga Leander, berbicara tentang banyak hal. Namun, kekhawatiran di matanya membuatku merasa bahwa ada sesuatu yang lebih besar di balik kata-katanya.
"Aku tidak mendapatkan bahan gosip baru karena semua orang sedang sibuk," ucapnya sambil menyeruput jus jeruk yang berada di depannya.
"Sepertinya kau tidak bisa jauh-jauh dari gosip, ya?"
"Tentu saja, tapi sepertinya itu tidak penting untuk sekarang," ucap Melissa, kemudian perlahan menatapku. Rambutnya yang berwarna jingga itu terlihat bersinar di bawah terik matahari.
"Kaia, aku mendapat kabar dari suamiku bahwa peperangan kali ini cukup berat," lanjut Melissa, suaranya bergetar.
Suami Melissa, seorang Viscount dan juga profesor muda yang sangat pintar dalam taktik perang, selalu memberikan informasi berharga tentang situasi perang.
