Selamat membaca chapter 17🌷
*Kaia's POV*
Aku duduk di ruang keluarga rumah Leander, mencoba mengalihkan pikiranku dari kegelisahan yang semakin membuncah di hatiku. Berita tentang Joey yang sedang berperang melawan kegelapan membuat hatiku tidak tenang. Aku sudah mencoba segala cara untuk tidak memikirkan hal-hal buruk, tapi rasa cemas selalu kembali menghantuiku.
Tiba-tiba, seorang penjaga masuk dan memberitahuku bahwa Yoseph ingin bertemu denganku di dekat sungai. Jantungku berdegup kencang mendengar permintaan itu. Kenapa Yoseph ingin bertemu denganku di tempat yang penuh kenangan itu? Apa yang dia inginkan?
Aku segera bersiap-siap, mengenakan mantel tebal untuk melindungi diri dari dinginnya angin malam. Dengan ditemani penjaga dari rumah Leander, aku menaiki kudaku dan memacu menuju sungai. Suasana hening, hanya terdengar suara gemericik air dan angin yang berdesir lembut di antara pepohonan. Hati kecilku merasakan kecemasan yang tak terungkapkan, seolah-olah ada sesuatu yang buruk sedang menunggu.
Sesampainya di tepi sungai, aku melihat Yoseph berdiri di sana, bayangannya memanjang di bawah cahaya bulan. Wajahnya tenang, namun matanya menyiratkan sesuatu yang membuat hatiku semakin cemas. Dengan hati-hati, aku turun dari kuda dan berjalan menghampirinya, langkahku terasa berat.
"Apa yang kau inginkan, Yoseph?" tanyaku, suaraku bergetar sedikit karena ketegangan.
Yoseph memandangku dengan penuh perhatian, berusaha menampilkan ekspresi simpati yang terasa palsu. "Kaia, aku tahu ini sulit bagimu. Tapi aku harus memberitahumu sesuatu yang penting."
Perlahan dia meraih tanganku dan mencium punggung tanganku dengan lembut. Aroma tubuhnya terasa asing dan membuatku semakin tidak nyaman. Ekspresi tanda tanya terpancar dari wajahku, dan Yoseph memperhatikan dengan tatapan yang penuh arti. "Kaia, kau sangat cantik sekali."
Kata-kata itu membuatku merasa aneh. Aku menarik tanganku dari genggamannya, berusaha menjaga jarak. "Mengapa kau ingin bertemu denganku di sini, Yoseph?"
Yoseph tersenyum tipis, matanya berbinar aneh. "Setiap wanita selalu malu untuk menatap mataku, Kaia. Tapi kau, kau satu-satunya yang berani menatap mataku. Itulah yang membuatku menyukaimu."
Aku menggelengkan kepala, merasa ngeri dengan pernyataannya. "Yoseph, kau sudah kehilangan akal."
Yoseph menghela napas panjang, lalu dengan perlahan mengeluarkan sesuatu dari balik jubahnya. Hatiku mencelos saat melihat helm Joey yang bersimbah darah. Aku langsung terjatuh lemas, tidak mampu menahan diri.
"Tidak... tidak mungkin..." tangisku pecah, air mata mengalir deras di pipiku. "Kenapa? Kenapa takdirku tidak berubah? Aku sudah bersusah payah untuk tidak mengulang takdir buruk di kehidupan lampau."
Yoseph tersenyum melihatku, wajahnya penuh kemenangan. "Kaia, menikahlah denganku."
Aku terdiam sejenak, menatapnya dengan mata yang penuh air mata dan kemarahan. "Mengapa semuanya sama saja seperti dulu?" bisikku lirih, lebih kepada diriku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Sunshine
FantasyKaia terbangun dan kembali ke masa lalu untuk kesekian kalinya. Kali ini merupakan kehidupan ke tiga, Kaia memutuskan untuk menikah dengan Joey untuk menghindari takdir buruk di kehidupan sebelumnya. Kaia Ellworth dengan tegas menunjuk lelaki yang m...