1.1

5.8K 378 7
                                    

-

"fuck"

mark baru saja menyelesaikan meetingnya sekitar 10 menit lalu dimana ketika jam menujuk pukul 17.02 sore dan sekarang laki-laki tampan itu sedang membaca sederet pesan dari calon suaminya yang dia abaikan sejak tadi siang yang berhasil membuat dia mengumpat

meeting sialan, gara-gara investor kolotnya itu. mark sekarang harus berurusan dengan haechan yang sudah pasti marah besar atas keterlambatan mark pada acara fitting baju mereka hari ini

sedangkan chenle yang berada di seberang sana hanya duduk santai, dalam hati merutuki kebodohan mark yang bisa-bisa tidak membawa ponsel ketika meeting

kan setidaknya ketika meeting tadi dia membawa ponsel, daddynya itu bisa menghubungi haechan untuk memberi tahu sang mommy kalau dia memiliki kendala di kegiatan meetingnya atau alasan lain yang bisa membuat laki-laki manis itu memaklumi keadaan genting mark

tapi ya, nasi sudah menjadi bubur.

chenle tidak ingin ikut campur urusan mereka, biarlah kedua orang tuanya mengurusi masalah mereka sendiri

chenle masih sentiasa memperhatikan mark yang mondar-mandir di ruangannya sambil mendial nomor haechan yang sudah pasti tidak di angkat karena nomor mark sudah di blok oleh haechan sendiri

bahkan chenle tidak merasa heran dengan berbagai umpatan yang keluar dari mulyt yang lebih tua, bocah itu hanya menghela nafas panjang. lebih baik dia pulang saja

"aku balik ya dad, semangat bujukin mommy" ujar chenle yang sama sekali tidak membantu mengurangi rasa panik mark, anak itu berjalan santai keluar dari ruangan daddynya

meninggalkan sang daddy yang sudah hampir frustasi sekarang, memutar otaknya mencari seseorang yang bisa ia tanyai keberadaan haechan hingga nama seseorang terlintas di otaknya, tentu saja dia harus menghubungi keluarga haechan kan?

buru-buru mencari kontak ibunda dari kekasihnya itu, setelah menemukannya mark segera mendial nomor tersebut. hingga panggilan yang kedua kali terdapat balasan di seberang sana

"halo mark"

"bunda, haechan ada di rumah?" tanya mark,

"eh? engga ada sih mark, emang haechan bilang mau kesini?" mark menarik nafas dalam mendengar jawaban dari calon mertuanya

"engga kok bun, mark cuma ngira haechan mau ke sana aja" bunda haechan di seberang sana hanya ber-oh ria mendengar pernyataan dari mark

"yaudah bunda, makasih ya. mark cuma mau nanya itu aja, selamat malam bunda"

setelah memastikan ucapan selamat malamnya di balas oleh yang lebih tua, mark segera mematikan sambungan telepon. memasukan handphonenya ke dalam saku celananya kemudian segera berjalan pergi keluar dari ruangan miliknya

dia akan pergi ke apartemen haechan, jika masih tidak ada haechan di sana, akan tetap mark cari di mana pun haechan berada sampai dirinya bertemu dengan laki-laki manis itu

(🌻)

sepertinya dewi keberuntungan sedang berpihak kepada mark, karena setelah dirinya berhasil masuk ke dalam unit apartemen haechan —tanpa persetujuan pemiliknya tentu saja— dengan bermodalkan rasa khawatirnya,  mark menelusuri setiap sudut apartemen itu untuk mencari laki-laki manis yang sedari tadi memenuhi pikirannya

hingga tujuan terakhir yaitu kamar sang kekasih, dengan perlahan mark membuka pintu berwarna hitam itu memperlihatkan kamar gelap yang hanya di sinari oleh sebuah lampu yang berada di atas meja kecil di samping tempat tidur

Mommy ; markhyuck [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang